09. BAIT PENGANTAR INJIL (Mat. 4:4)
P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Manusia hidup bukan dari roti saja, * tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
10. INJIL (Mrk. 1:12-15)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Markus. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datang- lah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kataNya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
11. RENUNGAN SINGKAT
Dari bacaan Injil yang singkat ini, mari kita renungkan satu dua poin untuk kehidupan iman kita, terutama di masa prapaskah ini. Pertama, Roh memimpin Yesus untuk dicobai Iblis. Ketika kita membaca teks ini, kita melihat bahwa Yesus tidak berangkat ke padang gurun atas inisiatif-Nya sendiri. Roh memimpin-Nya ke padang gurun dan kemudian Dia dicobai oleh Iblis. Dalam Bahasa Yunani, Iblis itu satan, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai setan. Kita pun bertanya, mengapa Yesus harus dicobai oleh setan? Cobaan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus lebih berkuasa atas setan. Setan tidak bisa mengakali, menipu atau memperdayai-Nya. Sadar atau tidak, hidup kita selalu diwarnai dengan berbagai cobaan. Kadangkala Roh memang mengantar kita untuk dicobai agar kita bisa menunjukkan kekuatan iman kita. Kita diajak untuk berdiri teguh dalam iman kita dan tidak tergoyahkan oleh godaan. Ketika berhadapan dengan godaan, kita mesti berdoa dan menyadari bahwa itulah saatnya kita sedang menghadapi ujian bagi iman kita. Kita mesti lulus dalam ujian itu. Selama masa prapaskah ini, baik juga kalau kita memperhatikan godaan-godaan mana yang selalu menghantui kita dan kita mohonkan agar Tuhan menguatkan iman kita. Kedua, berpuasa selama empat puluh hari. Kitab Suci menyatakan bahwa Yesus berada di padang gurun selama empat puluh hari. Angka empat puluh mengingatkan kita akan perjalanan leluhur Israel dari Mesir menuju Tanah Terjanji yang berlangsung selama empat puluh tahun. Perjalanan yang lama itu merupakan upaya pembersihan dari mereka yang selalu melihat nostalgia di Mesir, agar yang memasuki Tanah Terjanji adalah mereka yang tidak lagi tertarik dengan nostalgia masa lalu di Mesir. Mereka hanya fokus melihat dan merasakan kebaikan Tuhan. Kita juga menjalani masa puasa kita selama empat puluh hari. Masa ini mengingatkan kita untuk mening- galkan dosa dan sikap kita yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, dan memulai melewati gurun pertobatan, agar kita bisa merasakan pembebasan kita pada saat Tuhan Yesus bangkit dari kubur-Nya. Tanpa
melewati padang gurun pantang dan puasa dengan sungguh-sungguh, kita tidak akan mungkin merasakan makna kebangkitan Tuhan yang menderita sengsara, wafat dan bangkit bagi kita. Mari kita mengisi masa berahmat ini untuk meninggalkan Mesir (yaitu masa lalu kita yang hidup dalam dosa) dan mengarahkan langkah kita kepada Tuhan yang menjanjikan kita keselamatan kekal.
12. HENING SEJENAK
13. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
14. DOA UMAT
P : Mari kita panjatkan doa-doa permohonan kepada Allah kita yang selalu mendengarkan kita.
P : Bagi para pemimpin Gereja. Semoga para pemimpin Gereja dalam menjalankan tugas perutusannya sebagai gembala tidak mudah tergoda oleh hal-hal duniawi namun selalu terarah kepada Allah demi kebahagiaan semua orang. Marilah kita mohon….
P : Bagi semua yang telah menjatuhkan pilihan untuk mengikuti Kristus. Semoga para pengikut Kristus semakin setia kepada kebenaran Sabda-Nya dan tidak mudah digoyahkan oleh arus ajaran yang menjauhkan mereka dari iman mereka kepada Allah Tritunggal Mahakudus. Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang sedang menderita. Semoga Allah Bapa yang Mahabelaskasih selalu tinggal bersama dengan orang-orang yang sedang menderita sehingga melalui penderitaan itu, mereka dapat mengikuti Kristus yang juga menderita dalam puasa-Nya di padang gurun demi keselamatan kita. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita yang sedang mempersiapkan diri menjelang Paskah. Semoga Allah Bapa memelihara dan membantu kita agar selama masa Prapaskah ini dengan tekun dan jujur kita saling meneguhkan iman kita dan saling menolong terutama mereka yang berkekurangan. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa permohonan yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Kabulkanlah demi jasa Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
15. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
16. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari terkasih, Allah yang maharahim telah menganugerahkan Masa Prapaskah ini sebagai masa untuk bertobat. Maka marilah kita memuji Dia dengan berseru: Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Bapa yang maharahim, kini Engkau mengajak kami menyegarkan iman kami dengan menyesali kekurangan dan kelalaian kami, dan bertobat kepada-Mu. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, Engkau mendorong kami untuk melepaskan diri dari belenggu nafsu yang tidak teratur, agar kami, dalam kesibukan mengurus halhal yang fana, tidak melupakan hal-hal yang bernilai abadi. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, Engkau mengajak kami bersyukur kepadaMu dengan hidup secara sederhana, agar kami lebih mampu menghayati kemurahan hati-Mu dan dapat memberi bantuan kepada orang yang berkekurangan. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Dengan demikian, ya Bapa, Engkau menyiapkan kami agar layak merayakan misteri Paskah, dan kelak menikmati Paskah abadi di surga bersama Engkau. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru:
[Umat menyanyikan Lagu Pujian yang sesuai, misalnya: “Dulu, Yesus Berpuasa“, PS 490] Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
17A. Cara A: DENGAN KOMUNI