Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada hari ini kita disodorkan lagi dengan bacaan-bacaan suci yang kita renungkan dan refleksikan bersama. Hari ini, kita merenungkan tentang air suci yang memberi berkat dan kehidupan. Dalam bacaan pertama kitab Nabi Yehesekiel menyampaikan penglihatannya tentang air suci yang mengalir keluar dari ambang pintu Bait Suci. Air yang keluar dan mengalir ke segala penjuru itu dan memenuhi serambi-serambi Bait Suci itu. Dan di mana air itu mengalir dari hanya sejengkal kaki sampai meluap-luap itu akan membuat semua yang ada di sekitarnya menjadi hidup kembali baik yang di dalam air maupun di luar.
Segala tetumbuhan yang mendapat aliran air sungai itu menjadi hidup dan segar dan menghasilkan buah dan semua yang di dalam air pun menjadi hidup dan ikan-ikan serta makluk lainnya. Semuanya menjadi hidup berkat air itu karena keluar dari sumber yang menghidupkan. Dalam bacaan Injil, serambi-serambi yang telah digambarkan dalam kitab Yehezekiel itu tergambar juga dalam serambi-serambi yang adai Bait Suci Yerusalem. Serambi-serambi itu ada lima dan ada sebuah kolam dekat Pintu Gerbang Domba yang biasa di sebut kolam Betesda. Di kolam inilah di serambi-serambinnya berbaring banyak orang sakit yang sedang menunggu kolam itu beriak atau bergoncang tanda malaikat Tuhan turun ke atasnya.
Dan bagi orang sakit yang mencelupkan tubuhnya pada saat itu dia akan disembuhkan. Dikisahkan bahwa di pinggir kolam itu ada seorang yang sakit tiga puluh delapan tahun lamanya. Dia tetap berada di situ dan tak seorangpun yang membantunya untuk masuk ke kolam saat airnya beriak atau berguncang. Dan Yesus melihat orang itu dan berkata kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” dan orang itu menjawab: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Ungkapan perasaan orang yang sakit itu sebenarnya telah mewakili satu situasi di tempat itu bahwa orang-orang itu pun menjadi sangat ego sehingga hanya memperhatikan diri mereka sendiri dan melupakan orang-orang lainnya. Maka atas dorongan ini, Yesus menyembuhkan orang sakit itu dengan berkata:
“Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan orang itu menjadi sembuh. Kisah ini lalu mengisahkan perdebatan antara Yesus dan orang-orang Yahudi karena Yesus menyembuhkan orang itu pada hari Sabat di Bait Suci Yerusalem. Bagi mereka, Yesus telah menodai hari Sabat dan Bait Suci Yerusalem yang sangat mereka hormati. Kisah ini mau membantu kita melihat bahwa Tuhan selalu melakukan inisiatif terlebih dahulu mendekati kita manusia yang banyak mengalami masalah dalam hidup, seperti Yesus telah mendekati orang yang sakit lumpuh itu. Tuhan selalu mengambil inisiatif untuk mendekati dan memanggil manusia agar bisa diselamatkan karena manusia terlalu egois dengan sesamanya masing-masing. Dan itulah yang kita temui dalam hidup sosial kita. Kita hanya mau bergaul atau membantu orang yang baik dengan kita atau yang sejalan dengan kita. Tapi orang yang kita tidak kenal dan apalagi tidak sejalan dengan kita pasti kita tidak akan dekati. Egosentrisme diri kita masih sangat kuat. Maka Tuhan akirnya mengambil inisiatif sendiri untuk mendekati kita agar kita bisa selamat. Tuhan hanya menuntut dari kita untuk setia kepadaNya dan jangan berbuat dosa lagi agar kita tetap selamat.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: Tuhan menyediakan banyak sarana untuk bisa mencapai keselamatan dalam namaNya. Kedua, hanya sifat ego dari kita yang membuat kita bisa membuat orang lain dan diri kita tidak selamat. Ketiga, Tuhan itu selalu mengambil inisiatif pertama untuk mendekati manusia dan menyelamatkannya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News