Rumah Rusak di Kupang

Asyik Cerita Sambil Kupas Jagung, Warga Kupang Tak Sadar Rumahnya Tertimpa Tanah Longsor

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TERTIMBUN LONGSOR - Tanah longsor yang menimpa rumah Balsasar Fay, warga RT 30, RW 10 Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Maret 2024.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Bencana tanah longsor terjadi di Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang. Bencana longsor ini merusak satu rumah warga.

Bencana longsor itu terjadi akibat dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kota Kupang dengan intensitas hujan sejak 11 Maret 2024 kemarin.

Diketahui rumah tertimpa bencana longsor itu adalah milik keluarga Balsasar Fay (58) yang terletak di RT 30, RW 10 Kelurahan Manutapen pada Senin 11 Maret 2024 malam sekitar pukul 21.30 Wita.

Rumah berukuran diperkirakan 5x7 permanen itu ditempati oleh Balsasar Fay bersama sang istri Eleta Fay dan 4 orang anak serta dua cucu dan satu orang anak mantu.

Baca juga: BREAKING NEWS : Nelayan Hilang Terhempas Ombak di Pelabuhan Aimere Ngada Ditemukan

 

Saat ditemui POS-KUPANG, Balsasar bersama keluarga hanya terdiam memandang tempat berteduh mereka yang rusak akibat hantaman reruntuhan longsor.

Aleta Fay yang diwawancarai mengisahkan bahwa kejadiannya terjadi pada Senin 11 Maret 2024 sekitar pukul 21.30 malam.

Disaat terjadinya longsor, kata Aleta, dirinya bersama anak-anak sedang duduk bercerita sambil mengupas jagung. Sedangkan sang suami lagi tidur.

Mendengar bunyi, sambung Aleta, dia bersama ketiga orang anaknya kaget dan langsung berlari keluar rumah.

"Dengar bunyi di tembok, kami kaget dan langsung lari keluar rumah, disusul suami saya," kisah Aleta sambil memerah mukanya.

Aleta yang tak mampu menahan tangisnya itu pun berkata, dirinya bersama suami dan anak-anak trauma dengan kejadian tersebut.

"Kami kaget dan trauma karena kejadiannya malam hari dengan keadaan sementara hujan," ungkap Aleta.

Sesampainya di luar rumah, dilihatnya tembok rumah bagian barat sudah tertimpa tanah maupun batu akibat longsor itu, sambil dirinya berteriak minta tolong ke tetangga sekitar rumahnya.

"Saya lari keluar dan teriak minta tolong dan sambil berdoa dalam hati, Tuhan lindungi dan jaga kami," ungkapnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Davit Warga Ngkaer Satar Mese Ditemukan Tak Bernyawa di Irigasi Lingko Tedang

Akibat longsor itu, terjadi kerusakan di kamar mandi dan jendela kaca rumah pecah serta tembok yang retak.

Disaksikan, dilokasi longsor, tepatnya rumah Balsasar Fay berada dibagian bawah dari rumah warga lainnya yang terletak di pinggiran kali dendeng itu.

Longsor itu terjadi, akibat dari tanah numpang antara rumah Balsasar Fay dan rumah dari Yusmina Tefi.

Beruntung, longsor itu cepat ditanggulangi oleh warga dan pihak pemerintah setempat, sehingga tidak berdampak pada rumah Yusmina.

Kejadian longsor itu langsung ditangani oleh pemerintah setempat, RT dan RW serta Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT yang bertugas di Kelurahan.

Untuk mengantisipasi tanah longsor susulan, maka dari Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT memberikan bantuan satu terpal untuk menutupi lokasi tanah longsor tersebut sehingga mencegah resapan air masuk kedalam bekas longsor tersebut.

Saat dilokasi, Ketua RT 30/RW 10 Kelurahan Manutapen, Adriana Neno mengatakan bahwa setelah mendapatkan informasi dari masyarakat langsung turun ke lokasi dan melaporkan ke grub WhatsApp Kelurahan Manutapen dan Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT.

"Tagana berikan kami satu terpal, tapi satu terpal ini saja belum cukup, seharusnya tiga terpal untuk tutup tanah agar tidak ada resapan air yang masuk sehingga terjadi longsor susulan," ungkapnya.

Menurut dia, tanah yang berada dilokasi kejadian dengan posisi kemiringan dan merupakan tanah numpang sehingga berpotensi terjadi tanah longsor ketika hujan deras dengan durasi waktu yang lama.

"Saya sudah imbau warga kalau hujan deras segera mengungsi ke rumah tetangga yang aman dari bencana longsor," tandasnya.

Dirinya berharap ada bantuan pemerintah kepada korban bencana tanah longsor, seperti bahan makanan dan obat-obatan.

Ketua RW 10 Kelurahan Manutapen, Samuel Benu menambahkan kejadian tanah longsor ini bukan pertama kali, tetapi sudah kali kedua. Dimana kejadian pertama terjadi ditahun 2023 lalu.

"Harapan kami ada bantuan pemerintah untuk korban bencana tanah longsor," harapnya.

Dirinya juga mengimbau warga untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Terutama keluarga Balsasar dan Yusmina.

Dilokasi yang sama, Yefta Utan dari Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT, menjelaskan bahwa respon tanggap darurat yang diberikan kepada korban ini dengan memberikan bantuan satu buah terpal dengan tujuan untuk menutupi tanah agar tidak ada resapan air yang berpotensi terjadinya longsor susulan.

"Lokasi ini rawan tanah longsor sehingga menjadi perhatian kami untuk melakukan kontrol setiap waktu saat terjadi hujan," tambahnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News