Dari teladan Yesus, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:
Tidak menghakimi, tetapi memberi kesempatan kepada orang itu untuk berubah dan bertobat.
Walaupun sudah disakiti, janganlah menyimpan dendam dan sakit hati, tetapi maafkanlah orang itu.
Yesus terharu karena Ia melihat murid-Nya, Yudas Iskariot, akan berkhianat. Ia lebih melihat kepada dirinya sendiri yang gagal mendidik Yudas Iskariot.
Biarkan Allah yang melakukan penghakiman; kita tidak boleh menghakimi orang lain. Itu hak Allah.
Bisakah kita mengikuti teladan Tuhan Yesus saat kita mengalami pengkhianatan khususnya dari teman atau anggota keluarga sendiri?
Melalui baptisan, kita telah diangkat menjadi anak Allah. Bagaimana kita menempatkan diri dalam hidup ini sesuai status baru ini?
Apakah hidup kita sungguh mencerminkan diri sebagai anak yang mau melaksanakan harapan Allah? Apakah Allah dimuliakan dalam kehidupan kita setiap hari?
Doa Penutup
Tuhan Yesus beri aku kemampuan untuk melepaskan dendam dan sakit hati, terhadap orang yang telah menyakitiku.
Biarlah kasih-Mu berkobar-kobar didalam diriku, agar aku juga mau mengampuni. Amin. (sumber the katolik.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News