Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Maka kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”
Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania. Maka mereka datang, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dialah banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Ketika kita bicara orang miskin, pikiran kita tertuju kepada semua orang yang memang tidak punya apa-apa sama sekali untuk dimakan atau juga tidak memiliki apa-apa di dalam hidup mereka seperti harta atau uang atau tanah kebutuhan hidup mereka pun sangat terbatas bisa dipenuhi. Namun juga orang miskin dapat dilihat dari aspek rohani. Orang miskin hati atau rohani juga terlihat lewat orang-orang yang tidak memiliki hati terhadap orang lain di sekitarnya.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Di hari pertama dimulainya pekan suci ini, kita disuguhkan dengan kisah-kisah awal sebelum Yesus masuk dalam drama kejam penyalibanNya. Dalam injil hari ini, Yesus dikisahkan berada di Betania di rumah Lazarus yang pernah dibangkitkan oleh Yesus sesudah Lazarus meninggal. Lazarus memiliki dua orang saudarinya, yakni Marta dan Maria. Dalam kesempatan itu, Yesus membuat perjamuan makan bersama-sama dengan para muridNya dan keluarga Lazarus. Yesus memiliki kedekatan secara psikologis dengan keluarga ini. Itu terlihat betapa Yesus dekat dengan Lazarus yang dibangkitkan itu dan juga kedua saudarinya. Di tempat mereka inilah Yesus biasa bersama para muridnya membuat perjamuan bersama.
Dalam kesempatan perjamuan makan bersama itu, Maria, salah satu dari saudarinya Lazarus tiba-tiba datang ke hadapan Yesus dan meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal harganya dan sesudah itu membasuh kaki Yesus dengan rambutnya. Kejadian seperti ini dianggap sebagai hal yang luar biasa. Biasanya dalam perjamuan seperti itu, tuan rumah (Lazarus dan saudarinya) harus menyiapkan tempat untuk pembasuhan kaki bagi semua tamu yang datang ke perjamuan itu. Ini sudah menjadi tradisi bagi orang Yahudi untuk membasuh kaki mereka sebelum memasuki rumah tempat perjamuan dengan air pada tempat pembasuhan yang sudah disiapkan oleh keluarga tempat perjamuan itu. Boleh jadi Yesus dan para muridNya sudah membasuh kaki mereka sebelum memasuki rumah Lazarus karena memang itu sudah menjadi tradisi.
Namun menjadi menarik di sini adalah hal yang dibuat oleh Maria itu lebih dari biasanya. Dia tidak membasuh dengan air tetapi dengan minyak narwastu yang mahal harganya. Dalam injil ini, menurut Yudas minyak itu bisa dijual dengan harga 300 dinar. Jika kita kalkulasi, harga kerja harian itu dibayar 1 dinar sehari. Dan kalau kita tetapkan dalam rupiah, 100.000 upah sehari, maka minyak narwastu setengah kati itu mencapai 30 juta rupiah. Bukan kaleng-kaleng harganya. Dan inilah yang membuat Yudas Iskariot memberi reaksi secara tiba-tiba melihat ini sebagai suatu pemborosan: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Reaksi yang sangat mulia ini membuat banyak orang tertegun.
Secara logis sangat benar, karena minyak itu sangat mahal dan bisa dipakai untuk membantu orang miskin dari pada hanya sekedar mencuci kaki. Namun kitab suci mencatat dengan sangat baik bahwa reaksi dari Yudas Iskariot itu mempunya motivasi lain. Dia adalah seorang bendahara dari kelompok para rasul itu. Namun kebiasaan dia untuk mencuri uang dari kas mereka itulah yang membuat Yesus membalas rekasinya: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Jawaban Yesus atas reaksi Yudas membuat orang-orang tertegun dan Yudas pasti tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena dia akan selalu mencari keuntungan dari setiap apa yang dia lakukan.
Maria melakukan itu karena tanda ucapan syukur mereka dalam keluarga karena Yesus telah berbuat baik kepada mereka dengan membangkitkan Lazarus saudara mereka. Namun yang dilakukan oleh Yudas hanyalah sebuah trik yang biasa dia lakukan dengan tujuan untuk mencuri uang-uang itu. Dan hal-hal seperti ini juga masih merebak di kalangan kita, ketika ada bantuan atau aksi-aksi sosial kepada orang miskin baik itu pemerintah atau pihak manapun, selalu saja ujung-ujungnya ada saja yang dikorupsi atau dicuri untuk kepentingan saku mereka sendiri. Maka marilah kita belajar untuk selalu memberi tempat kepada orang-orang miskin dari aspek apa saja karena dengan itu kita sedang memperhatikan Yesus yang hadir di dalam mereka.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: setiap kita pasti memiliki niat dan maksud dalam hati kita. Kedua, namun kadang kita juga dipengaruhi oleh niat hati yang tersembunyi di balik niat suci kita. Ketiga, maka bagi Yesus, kejujuran itu sangat menentukan apakah orang dapat menemukan Tuhan dalam diri sesama atau tidak.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News