Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Rabu 27 Maret 2024, Jangan Kau Gadaikan Cintamu

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN HARIAN KATOLIK PATER JOHN LEWAR -Mari simak Renungan Harian Katolik Rabu 27 Maret 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Jangan Kau Gadaikan Cintamu.

Yesus menjawab, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!

Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!” Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya, “Engkau telah mengatakannya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.


Renungan Katolik

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Pengkhianatan merupakan salah satu kejahatan yang sangat
menyakitkan hati. Banyak peristiwa besar dalam hidup manusia selalu
dikaitkan dengan masalah pengkhianatan. Kita tidak dapat menyangkal
kenyataan yang ada.

Dalam kehidupan keluarga, seorang suami yang
meninggalkan istrinya karena tertarik pada wanita lain, atau sebaliknya
seorang istri meninggalkan suami karena rayuan laki-laki lain. Seorang
kekasih memutuskan tali pertunangan karena memenuhi hasrat akan
kekayaan.

Dalam hidup bersama, pengkhianatan dari seorang teman
dekat atau sahabat dan banyak cerita-cerita lain. Cerita
tentang penghianatan, selalu saja ada alasan entah yang dibuat–buat
atau pun nyata yang dapat memalingkan seseorang dari kasih yang telah
diberikan oleh orang lain.

Allah mengutus para Nabi untuk mewartakan pertobatan guna
menunjukkan rasa kasih-Nya yang begitu besar kepada dunia, namun
acap kali tidak mendapat tanggapan baik. Kesetiaan Allah banyak kali
dibayar dengan penghianatan. Bahkan Tuhan Yesus juga mengalami hal
yang sama yakni pengkhianatan.

Yudas Iskariot, salah seorang murid Yesus, tega menjual GuruNya. Dia
menggadai GuruNya dengan tiga puluh keping uang perak kepada imamimam kepala yang kemudian menangkap dan mengadili Yesus. Tidak pernah Yesus melukai hatinya. Tidak pernah Yesus berkurang dalam
mengasihinya. Tidak pernah Yesus memarahinya. Namun segala kebaikan
Yesus dibalas secara tak tahu terima kasih dari pihak Yudas. Segala
kebaikan Yesus ternyata tidak mengurangi niat Yudas Isariot untuk
menjual Yesus. Dia ingin mendapatkan uang banyak. Itulah alasan utama
Yudas Iskariot menyerahkan Yesus untuk dibunuh.

Yudas memang dikenal sebagai seorang murid Yesus yang masih mendua hati. Dia mengikuti Yesus tetapi juga berambisi pada uang. Sebagaimana dikatakan oleh Yohanes, Yudas Iskariot sering mencuri uang yang disimpan di dalam kas yang dipegangnya. Sekalipun pernah disindir Yesus, sikapnya tidak berubah.

Kita tidak bisa menyangkal bahwa uang menjadi alasan Yudas yang paling tampak. Cinta akan uang menyebabkan orang meninggalkan Tuhan bahkan menjual Tuhan. Karena sibuk memburu uang, banyak orang kehilangan waktu untuk berdoa dan berjumpa dengan Tuhan dalam Ekaristi. Cinta akan uang membuat orang tega mengorbankan keluarga dan menjadikan sesama hanya sebagai modal.

Sikap Yudas itu kadang masih terlihat dalam sikap banyak orang pada zaman ini. Mereka rela meninggalkan Yesus demi suatu jabatan yang menghasilkan uang, demi pasangan hidup yang dirasa lebih menjamin hidupnya, demi kenyamanan. Karena kekasih, karena harta dan kedudukan, kita sering tergoda untuk meninggalkan iman kepercayaan kita.

Contemplasi:

Tuhan Yesus dikhianati oleh Yudas, murid yang bertahun-tahun lamanya hidup bersama. Pengkhianatan berujung siksaan, cercaan, pengadilan yang tidak adil, sampai Ia harus mati di kayu salib. Kisah pengkhianatan ini, setiap tahun pada Pekan Suci selalu dibuka, dibaca ulang, tidak untuk mengobarkan rasa dendam dan melakukan pembalasan.

Halaman
1234