Hari Pendidikan Nasional

Derita Guru Honorer di Ende, Gaji Rp 400 Ribu Sebulan, Setiap Hari Lewati Jalan Rusak

Penulis: Albert Aquinaldo
Editor: Egy Moa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Litvina Oru, guru honorer di SMP Negeri 4 Nangapenda di Rajawawo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende menempuh perjalanan ke sekolah.      

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM,ENDE- Perayaan Hari Pendidikan Nasionla (Hardiknas), Kamis 2 Mei 2024 menjadi ironi bagi Litvina Oru, guru honorer di SMP Negeri 4 Nangapenda di Rajawawo, Rapowawo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Menyandang profesi guru menjadi pilihan Litvina. Apapun resiko dan tantangan, pilihan itu harus dijalani. Tepat pada Hardiknas ini, usia  pengabdiannya SMPN 4i Nangapanda  mencapai enam bulan  dua hari.

Menjangkau sekolahnya, Litivina menempuh perjalanan 4 Km melewati jalan rusak dan medan esktrim djalani tanpa beban. Padahal, honor sebulan hanya Rp 400 ribu. Jumlah sangat kecil bahkan jauh dibawah Upah Minumum Provinsi (UMP) NTT tahun 2024 sebesar Rp 2.186.826  yang telah mengalami kenaikan 2,96 persen dari UMP tahun 2023 sebesar Rp2.123.994. 

Memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk diri sendiri saja sangat jauh dari kata cukup. Neruntungnya, lulusan Program Studi (Prodi) Bimbingan Konseling (BK) FKIP Undana Kupang ini masih lajang. Dia tinggal bersama orang tua dan setiap hari diantar saudaranya pulang pergi dengan sepeda motor ke sekolah .

Baca juga: Kado Indah Hardiknas, Piala Bergilir Pekan Ekpresi Siswa Jadi Milik SMA Katolik Syuradikara Ende

"Jarak dari rumah ke sekolah itu sekitar 4 Kmr, setiap hari saudara yang antar kebetulan saudara punya kendaraan roda dua tapi kondisi jalannya itu sangat memprihatinkan, jalannya sangat jelek, setiap pagi saya berangkat dari rumah itu sekitar jam 6 sudah jalan tiba di sekolah itu sekitar jam 7 lewat," ungkap guru BK di SMP Negeri 4 Nangapenda di Rajawawo, Rapowawo, Kecamatan Nangapanda itu. 

Dikatakan Litvina, dirinya mau mengabdi di sekolah yang lokasinya terbilang cukup jauh dari tempat tinggal dengan honor yang kecil karena tempat dirinya mengajar saat ini merupakan sekolah negeri yang merupakan prioritas pemerintah saat ini. 

"Honor memang kecil tapi kebetulan saya tinggal dengan orang tua jadi uang honor itu saya gunakan untuk menabung karena tinggal dengan orang tua jadi makan minum orang tua yang tanggung, terus untuk kendaraan yang antar jemput itu kebetulan saudara punya jadinya gratis mungkin kalau ada uang lebih bisa isi BBM saja," ungkap Litvina Oru. 

Harus menempuh perjalanan empat kilometer dari rumah menuju ke sekolah dengan kondisi jalan yang cukup memprihatinkan tentu ada rasa lelah dan cape yang dirasakan Litvina Oru namun dia menyadari tugasnya sebagai seorang pendidik.

Baca juga: Sore Ini, KPU Ende Tetapkan Anggota DPRD

"Karena saya sebagai guru jadi apapun kendalanya kita jalani saja," ujar Litvina Oru. 

Selain honor yang kecil dan jarak yang jauh, kondisi sekolah dan harus berhadapan dengan siswa yang datang dari berbagai latar belakang keluarga dan karakter yang berbeda tentu menjadi duka dan tantangan tersendiri bagi Litvina Oru sebagai guru BK.

Namun, Litvina sadar, menjadi guru adalah suatu kebanggaan tersendiri karena mampu mencerdaskan anak bangsa. Semangat inilah yang membuat dia bertahan hingga saat ini meski dengan honor kecil dan harus menempuh jarak 4 kilometer setiap hari. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News