Keanekaragaman jenis flora di TWAL Tujuh Belas Pulau relatif rendah, hal ini lebih disebabkan karena kondisi tanahnya yang berbatu-batu sehingga kurang tersedia ruang yang terdapat media tanah sebagai media tempat tumbuh berbagai jenis pohon.
Hampir sebagian besar merupakan wilayah karst sehingga menyebabkan keanekaragaman jenis flora rendah. Beberapa jenis pohon yang dominan di kawasan TWAL Tujuh Belas Pulau diantaranya: asam (Tamarindus indica), kesambi (Schleichera oleosa), lontar (Borrassus flabeilifer) dan beberapa jenis lainnya dengan kelimpahan yang jarang seperti ure (Cagenaria sicecaria), kayu merah (Pterocarpus indicus).
Pada kawasan TWAL Tujuh Belas Pulau terdapat ekosistem hutan mangrove dengan kondisi vegetasi yang masih utuh. Hutan mangrove merupakan daerah peralihan antara ekosistem lautan dan daratan atau merupakan daerah ekoton.
Wilayah ini kaya akan keanekaragaman hayati yang berasal atau dipengaruhi oleh ekosistem daratan dan lautan. Ekosistem ini dapat ditemukan di hampir seluruh wilayah pantai di Kecamatan Riung.
Jenis pohon penyusun mangrove ada sekitar 17 jenis dari 10 family dan jenis asosiasi mangrove ada sekitar 3 jenis (vegetasi pantai). Jenis yang dominan diantaranya Rhizopora apiculata, Sonneratia alba, Ceriops roxburghii, Brugueira parfifolia dan Avicenia officinalis.
Keberadaan ekosistem mangrove memberikan fungsi dan manfaat yang sangat penting, selain berfungsi sebagai sistem perlindungan penahan ombak dan infiltrasi air laut adapun jenis magrove adalah Rhizophora apiculata,R. stylosa, R. mocronata, Bruguiera gymnorhiza, B. parviflora, Ceriopstagal, Sonneratia alba, S. Casoelaris, Aegiceras corniculatum, A. Floridium, Heritiera littoralis, Exoecaria agallocha, Pemphisacidula, Xylocarpus muluccensis, Lumnitzerare comosa, Avicennia alba, Derris heterophylla.
Potensi Fauna
TWAL Tujuh Belas Pulau memiliki beragam spesies yang dilindungi, salah satu yang paling familiar adalah komodo (Varanus komodoensis). Satwa ini dapat ditemukan di Pulau Ontoloe, pulau terbesar di wilayah barat kawasan.
Meskipun memiliki ukuran yang lebih kecil serta warna yang lebih cerah dibandingkan dengan Biawak Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo namun secara ilmiah sama, hanya karena adanya variasi genetic yang mengarah ke morfologi sehingga komodo mbou berwarna lebih kekuningan (Ciofi,1999).
Kawasan TWAL Tujuh Belas Pulau juga merupakan habitat berbagai jenis burung antara lain Elang laut perut putih (Haliaetus leucogaster), dan Kuntul karang (Egretta sacra), Gosong Kaki Merah (Megapodius reinwardt), Bubut Alang-alang (Centropus bengalensis), duyung (dugong-dugon), Monyet ekor panjang (Macaca fasicularis) lumba-lumba, paus, penyu sisik (Erectmohelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), kima raksasa (Tridacna gigas), nautilus berongga (Nautilus popillius), lola susu bundar (Trochus niloticus), kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis). Pada hutan mangrove yang ada di Pulau Ontholoe digunakan oleh ribuan kalong (Pteropus sp) sebagai pohon tidur. Populasi kalong ini juga merupakan potensi mangsa bagi biawak komodo.
Fauna Endemik
TWAL 17 Pulau juga menjadi salah satu habitat alami sang naga biawak komodo (Varanus komodoensis) atau masyarakat setempat menyebutnya “ mbou”. Vegetasi mangrove dapat ditemui hampir di seluruh pesisir pantai yang menjadi habitat bagi kelelawar, utamanya di Pulau Ontoloe.
Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News