TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak bacaan Liturgi hari ini Selasa 21 Mei 2024.
Bacaan liturgi disiapkan untuk masa biasa dan Pesta fakultatif Santu Kristoforus dari Magallan.
Pesta Santu Kristoforus dari Magallan dengan Warna Liturgi Hijau.
Bacaan Hari Selasa: Yak. 4:1-10; Mzm. 55:7-8,9-10a,10b-11a,10b-11a,23; Mrk. 9:30-37 dan BcO 2Kor 2:12-3:6.
Baca juga: Injil Katolik Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 Lengkap Mazmur Tanggapan
Bacaan Pertama:
Yak 4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
Yak 4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
Yak 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Yak 4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Yak 4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
Yak 4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Yak 4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Yak 4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Yak 4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
Yak 4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
Mazmur Tanggapan:
Mzm 55:7 (55-8) bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Sela
Mzm 55:8 (55-9) Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai."
Mzm 55:9 (55-10) Bingungkanlah mereka, kacaukanlah percakapan mereka, ya Tuhan, sebab aku melihat kekerasan dan perbantahan dalam kota!
Mzm 55:10 (55-11) Siang malam mereka mengelilingi kota itu di atas tembok-temboknya, dan di dalamnya ada kemalangan dan bencana;
Mzm 55:10 (55-11) Siang malam mereka mengelilingi kota itu di atas tembok-temboknya, dan di dalamnya ada kemalangan dan bencana;
Mzm 55:11 (55-12) penghancuran ada di tengah-tengahnya, di tanah lapangnya tidak habis-habisnya ada penindasan dan tipu.
Mzm 55:10 (55-11) Siang malam mereka mengelilingi kota itu di atas tembok-temboknya, dan di dalamnya ada kemalangan dan bencana;
Mzm 55:11 (55-12) penghancuran ada di tengah-tengahnya, di tanah lapangnya tidak habis-habisnya ada penindasan dan tipu.
Mzm 55:23 (55-24) Tetapi Engkau, ya Allah, akan menjerumuskan mereka ke lubang sumur yang dalam; orang penumpah darah dan penipu tidak akan mencapai setengah umurnya. Tetapi aku ini percaya kepada-Mu.
Injil Katolik:
Mrk 9:30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;
Mrk 9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
Mrk 9:32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.
Mrk 9:33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"
Mrk 9:34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
Mrk 9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."
Mrk 9:36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:
Mrk 9:37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
BCO:
2Kor 2:12 Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.
2Kor 2:13 Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.
2Kor 2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.
2Kor 2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.
2Kor 2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?
2Kor 2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.
2Kor 3:1 Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
2Kor 3:2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
2Kor 3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
2Kor 3:4 Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
2Kor 3:5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
2Kor 3:6 Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Santo-Santa 21 Mei
Beato Krispinus dari Viterbo, Biarawan
Krispinus-nama biara dari Petrus Fioretti-lahir di Viterbo, Italia pada tanggal 13 November 1668. Semenjak kecil, ibunya yang saleh itu telah mendidiknya dalam iman Katolik yang benar. Ia dengan setia dan tekun meneladani ibunya yang menaruh devosi khusus kepada Bunda Maria. Devosi ini terus dilakukannya hingga akhir hayatnya dan benar-benar mewarnai seluruh hidupnya.
Pendidikan formal ditempuhnya di sebuah Sekolah Rakyat yang dikelola oleh imam-imam Yesuit di Viterbo. Ketika menanjak remaja, ia bekerja pada pamannya, seorang pengusaha sepatu. Oleh pamannya ia dilatih untuk trampil membuat sepatu sekaligus menjualnya. Devosi kepada Bunda Maria senantiasa dilakukannya di sela-sela kesibukannya setiap hari. Kecuali itu, dalam kehidupan biasa di tengah masyarakat, ia dikenal sebagai seorang anak yang berkepribadian menarik. Sikap hidupnya yang baik dan terpuji ini sangat menarik perhatian para biarawan Fransiskan dari Ordo Kapusin di tempat kelahirannya. Para biarawan itu membujuknya agar mau mengikuti jejak mereka sebagai anggota Ordo Kapusin. Karena merasa tertarik dengan cara hidup para biarawan Kapusin itu, maka ia segera menyambut baik ajakan itu dan masuk biara Kapusin pada usia 25 tahun. Ia memilih nama Krispinus sebagai namanya yang baru.
Di rumah novisiat Paranzana, pemimpin novisiatnya sangat senang padanya karena sifat yang baik dan perilakunya yang sungguh-sungguh untuk hidup sebagai biarawan Kapusin. Sebaliknya Provinsial Ordo Kapusin sangat menentang penerimaan Krispinus di biara itu. Karena itu, Krispinus dicobai dengan berbagai tugas berat. Kecuali itu, ia diharuskan menyebut dirinya sebagai ‘Keledai Kapusin’, dan menganggap dirinya sebagai anggota biara yang ‘tidak layak dipandang’ lebih daripada seekor kuda beban. Di biara Viterbo, ia bekerja sebagai tukang kebun dan di Tolfa sebagai juru masak. Perlakuan-perlakuan terhadap dirinya memang tampak aneh tetapi semuanya diterimanya dengan tabah dan dipersembahkan kepada Bunda Maria dalam doa-doanya. Dalam perjalanan waktu selanjutnya, semua perlakuan orang terhadap dirinya berubah drastis, ketika ia secara ajaib berhasil menyembuhkan begitu banyak orang yang terserang penyakit menular di kota itu.
Kemampuannya menyembuhkan orang-orang sakit ini secara ajaib ini tidak hanya terjadi di Viterbo, tetapi juga di Roma, Albano dan Bracciano ketika ia tinggal disana untuk beberapa tahun. Ketika ditugaskan di Orvieto, ia dibebani tugas mencari derma demi kepentingan biaranya. Tugas ini dilaksanakannya dengan sangat berhasil. Cara hidupnya di Orvieto membuat umat disana sangat mencintainya. Cinta umat Orvieto ini terbukti tatkala Krispinus hendak dipindahkan oleh pemimpin biaranya ke tempat lain. Umat Orvieto, terutama ibu-ibu rumah tangga segera mengajukan protes keras kepada pemimpin ordo Kapusin dan dengan tegas menolak kehadiran pengganti Krispinus. Mengingat bahwa Ordonya sangat tergantung pada kemurahan hati umat, maka pemimpin Ordo terpaksa menempatkan kembali Krispinus di Orvieto.
Masa-masa terakhir hidupnya dihabiskan di Roma. Disana ia dikenal luas oleh umat karena ramalan-ramalannya, mukjizat penggandaan roti yang dilakukannya dan kebijaksanaan hidupnya. Ia meninggal dengan tenang pada tanggal 19 Mei 1750 dalam usia 82 tahun. Pada tahun 1806 ia dinyatakan secara resmi sebagai ‘Beato’. Relikiunya tersimpan abadi di bawah altar Gereja Santa Maria Tak Bernoda di Roma. Hingga sekarang, orang-orang Roma memberi penghormatan dan kebaktian khusus kepada Beato Krispinus dari Viterbo.
Santo Eugenius de Mazenod OMI, Uskup
Uskup Marseille, Perancis ini lahir pada tahun 1782. Ia menyemangati kembali umatnya yang bingung, lumpuh semangat imannya dan tak terpelihara. Ia mendirikan lembaga-lembaga amal dan 20 paroki baru. Eugenius menjadi anggota Dewan Nasional dan gigih membela Gereja. Sebagai pendiri dan pembesar pertama Kongregasi Oblat, Eugenius memulai karya misi di Kanada, Sri Lanka dan Afrika Selatan. Karya misi ini berkembang pesat di kemudian hari. Ia meninggal dunia pada tahun 1861.
Santo Godrikus, Pengaku Iman
Grodikus yang berarti ‘penuh dengan Tuhan’ lahir pada tahun 1065. Semula ia adalah seorang tukang catut dan pembuat pedang. Namun akhirnya ia dikenal sebagai seorang peziarah yang mengunjungi berbagai tempat. Ia menjelajahi Skotlandia, Spanyol, Roma dan Kota SuciYerusalem. Dengan kaki telanjang ia mengelilingi Eropa bersama ibunya yang sudah lanjut usia. Godrikus kemudian bertapa di Walpole untuk menebus dosa-dosanya. Ia dikarunia Tuhan kemampuan meramal masa depan, menjinakkan binatang buas dan ular berbisa. Godrikus meninggal dunia pada tahun 1170.
Beato Herman Yosef, Pengaku Iman
Herman Yosef lahir di Cologna pada tahun 1150. Tabiarnya yang baik dan hidupnya yang saleh diwarisi dari orangtuanya. Semenjak kecilnya, ia menaruh cinta yang luar biasa kepada Bunda Maria dan Yesus. Di kalangan kawan-kawannya, Herman dikenal sebagai anak periang, rajin dan ramah. Selain rajin bergaul dengan kawan-kawannya, ia selalu menyempatkan dirinya untuk bercakap-cakap dengan Bunda Maria dan Yesus di dalam Gereja. Suatu kali ketika ia berangkat ke sekolah, ia menyempatkan diri berdoa kepada Bunda Maria dan Yesus di dalam Gereja. Kepada Bunda Maria dan Yesus, ia mempersembahkan sebutir apel yang diberikan oleh ayahnya sebagai bekal ke sekolah. Ia mengulurkan apel itu kepada Yesus. Tetapi ia tidak cukup tinggi untuk bisa mencapai tangan Yesus. Ia mau memanjat patung itu tetapi rasanya tidak sopan. Dengan sungguh ajaib bahwa tiba-tiba Bunda Maria tersenyum lalu membungkuk menerima pemberian Herman. Herman tertawa ceria. Sesudah berpamitan ia keluar dari gereja karena takut terlambat.
Ia menganggap Bunda Maria dan Yesus sebagai teman akrabnya. Setiap kali ia singgah di gereja untuk membisikkan isi hati dan menceritakan pengalamannya. Pernah ia datang tanpa bersepatu, padahal pagi itu udara sangat dingin. Bunda Maria menunjuk ke sebuah ubin yang terlepas. Herman membalik ubin itu dan mendapati sejumlah uang buat membeli sepatu. Setelah itu, setiap kali Herman memerlukan sesuatu, di tempat itulah selalu tersedia apa yang diperlukannya. Ketika berumur 12 tahun, tiba-tiba Bunda Maria minta agar ia masuk biara. Herman merasa heran: “Bukankah saya masih terlalu kecil?” Ternyata ia diterima juga sebagai postulan dan kemudian novis dalam Ordo Santo Norbertus di Steinfeld. Atas permintaan Bunda Maria, ia menambah namanya menjadi ‘Herman Yosef”. Sebagai seorang biarawan, Herman Yosef rajin membina dirinya dengan berbagai latihan rohani setiap pagi, selain sibuk dengan pekerjaan rumah tangga biara. Cintanya kepada Bunda Maria dan Yesus dan hormatnya akan Sakramen MahaKudus makin meluap. Setiap pagi ia merayakan Ekaristi dan selalu melelehkan linangan air matanya.
Jikalau ia mengalami kekacauan batin, Bunda Maria datang menghiburnya. Kepadanya Bunda Maria selalu berkata: “Tidak ada yang lebih berkenan kepada Allah daripada melayani saudara-saudara karena cinta kepada Allah.” Herman kemudian menjadi Sakrista / Koster. Pekerjaan ini sangat disukainya, karena dengan itu ia dapat leluasa mengunjungi Sakramen MahaKudus. Setelah ditabhiskan menjadi imam, ia sering mengalami ekstase pada waktu mempersembahkan Kurban Misa. Karena kesuciaan hidup dan kesederhanaannya, Herman sangat disukai oleh banyak orang teristimewa rekan-rekannya sebiara. Ia juga dikenal sebagai seorang penyair yang pandai. Syairnya yang pertama dikarang untuk meluhurkan Sakramen MahaKudus. Ia juga mengarang banyak lagu, terutama untuk menghormati Bunda Maria. Selain karya-karya yang membutuhkan kehalusan budi itu, Herman juga dikenal sebagai seorang teknisi. Ia bisa memperbaiki arloji. Karena itu ia sering diminta untuk memperbaiki jam biara ataupun arloji besar yang terletak di menara gereja. Bahkan ia tidak saja bisa memperbaiki arloji, ia juga bisa membuatnya. Menurut beberapa ahli sejarah, besar kemungkinan bahwa Herman-lah orang pertama yang membuat arloji. Ia meninggal dunia pada tahun 1241 dalam usia 90 tahun ketika sedang merayakan upacara sengsara dan wafat Tuhan disebuah biara Suster. (sumber iman katolik.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News