Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Hari Ini Rabu 5 Juni 2024, Allah Orang Hidup

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian Katolik Rabu 5 Juni 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu Allah Orang Hidup.

Pada suatu hari, datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya,”Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, ‘Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki,

mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.’

Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan.Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan.

Demikian juga yang ketiga.Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati.Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia.”Jawab Yesus kepada mereka,

“Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga.Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam ceritera tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, ‘Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bicara tentang Allah yang hidup akan menjadi bahan yang tak begitu gampang akan diterima oleh banyak kalangan.

Allah itu tetap hidup karena Dia adalah Roh yang kekal adanya. Maka di hadapan Allah semua itu akan hidup. Konsep ini juga bisa menjadi bahan perbantahan di antara orang-orang yang hanya mencari kebenaran semu dalam perspektif mereka semata. Namun Allah tak pernah berubah karena Dia ada dalam hidup k ekal.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita kembali lagi dengan permenungan kita dari St. Paulus dan Injil Markus. Dan gereja juga pada hari ini memperingati Santo Bonifasius seorang Uskup dan Martir. Santo Bonifasius (672 – 5 Juni 754), merupakan seorang misionaris Kristen keturunan Sachsen yang berasal dari Inggris. Sebagai seorang tokoh misionaris, Bonifasius memusatkan misi utamanya memberantas kekafiran di Jerman. Ia dikenal sebagai Rasul Jerman walaupun ia bukan orang pertama yang mengabarkan Injil di sana. Bonifasius dilahirkan dalam keluarga Kristen pada tahun 672. Ia lahir di kota Kirton, Inggris.Nama aslinya adalah Winfred.Ia sempat tinggal dan belajar di sebuah biara sebelum akhirnya ditahbiskan sebagai imam pada usia tiga puluh tahun.

Tahun 723, ia diangkat sebagai uskup dan sejak itulah namanya kemudian berubah menjadi Bonifasius. Ia meninggal sebagai seorang martir ketika sedang menjalankan misinya di Frisia pada tahun 754.Saat peristiwa itu terjadi, Bonifasius bersama sejumlah pengikutnya sedang berkemah di lembah sungai Borne sambil menanti kedatangan orang-orang yang hendak menerima sakramen. Akan tetapi, sebaliknya yang datang justru adalah orang-orang yang berniat untuk membunuh Bonifasius beserta seluruh pengikutnya. Kemudian jenazahnya dibawa ke Fulda. Bonifasius dikenal sebagai perintih pewartaan Injil di Jerman dan dihormati sebagai pelindung negeri Jerman. Kisah uskup dan martir Santo Bonifasius ini menjadi pembelajaran bagi kita yakni apapun status kita, kita harus tetap memperhatikan kemurnian hidup agar kita tetap mampu bersaksi tentang Tuhan karena kita sudah dikaruniai kasih Allah bagi kita seperti yang disampaikan oleh St. Paulus dalam suratnya kepada Timotius.

Karena Allah adalah Allah yang tetap hidup dalam kekekalan hidupNya. Hal inilah yang menjadi topik perbincangan Yesus dengan orang-orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan dan mereka bertanya kepada Yesus tentang masalah ini dengan memberikan satu kisah tentang seorang saudara yang mati dan meninggalkan istri tapi tidak mempunyai anak. Bagi mereka, situasi ini ada jalan keluarnya menurut Musa bahwa saudaranya harus menikahi istrinya itu agar dia dapat meninggalkan keturunan. Dan keluarga itu memiliki tujuh orang saudara dan semua mereka mati dan tidak meninggalkan keturunan.

Halaman
1234