Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus, dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi salah seorang dari prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar.
Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini, dan kesaksiannya benar! Dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci, “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.” dan nas lain yang mengatakan, “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Pengorbanan terbesar seseorang adalah mengorbankan hidup bagi orang lain sampai titik darah penghabisan. Dengan sengsara dan wafat Yesus, Allah membuktikan kasih-Nya kepada kita. Tikaman tombak pada hati Putra-Nya adalah gambaran kejahatan manusia kepada Dia. Namun, lihat dan sadarlah bahwa kejahatan yang kita lakukan tetap dibalas oleh Bapa dengan kasih melalui sengsara dan wafat Putra-Nya di kayu salib.
Dalam hidup kita sehari-hari, tikaman tombak kejahatan kita itu jangan-jangan terus kita lakukan. Melalui kata-kata kasar yang melukai anggota keluarga kita, kita juga sudah melukai hati Tuhan. Pada saat kita tidak jujur dengan melegalkan dan melanggengkan korupsi di tempat kita kerja, kita juga sudah melukai hati Tuhan. Ketika kita merendahkan orang lain karena kedudukan, status atau tampilan dari luar yang tampak berbeda dengan kita, kita juga sudah melukai hati Tuhan. Mampukah kita memperbaiki semua itu? Atau kita tetap bebal hati?
Ya Tuhan, semoga kami semakin memiliki hati seperti hati yang Engkau miliki, yang tetap berani berkorban. Ajarilah kami juga mencintai sesama kami tanpa membeda- bedakan. Amin .
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News