Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Mendengar kata celengan di jaman sekarang mungkin akan terasa lucu dan agak aneh karena kata celengan dan kegiatan menabung di celengan merupakan kegiatan atau kebiasaan anak-anak di tahun 90 an yang kini sudah mulai hilang.
Jaman sekarang orang lebih suka dan lebih memilih menabung di bank dan ketika menarik uang hanya melalui Anjungan Mandiri Tunai (ATM).
Apalagi anak-anak milenial dan Gen Z, menabung di celengan mungkin sesuatu yang akan terasa lucu dan aneh.
Tetapi tidak dengan mahasiswa PGSD Universitas Flores Ende yang rutin menabung di celengan untuk membayar uang SKS yang dikenal dengan program saving challenge.
Baca juga: Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Frans Seda dan Ende Terkena Dampak
Program saving challenge atau tantangan menabung merupakan sebuah program yang ditawarkan untuk menjawabi masalah keuangan yang dihadapi mahasiswa saat hendak membayar uang Sistem Kredit Semester (SKS)
“Kalau untuk uang regis tidak terlalu bermasalah namun yang menjadi persoalan adalah ketika hendak membayar uang SKS mahasiswa terkadang mengalami kesulitan dan menghadapi kondisi demikian maka saya tertantang mencari solusi yang dihadapi mahasiswa,” tutur Marselina Wali,Spd,Mpd, dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Matematika PGSD Uniflor, Minggu, 15 Juni 2024 di Kampus Uniflor.
Dampaknya, kata Marselina, cukup luar biasa karena mahasiswa PGSD Universitas Flores bisa membayar uang SKS hanya memanfaatkan uang yang ditabung di celengan.
Program saving challenge menabung di celengan tidak sekedar tabungan pada celengan secara manual yang selama ini dikenal secara umum namun tabungan yang ditawarkan pihaknya adalah jenis tabungan yang selaras dengan operasional Matematika.
Baca juga: Pasien Tiroid di Ende Diselamatkan Dengan Program JKN BPJS Kesehatan
Artinya, sistim tabungan celengan yang dijalankan mahasiswa PGSD Universitas Flores juga menjalankan prinsip-prinsip dasar Matematika dimana para mahasiswa menentukan nominal uang yang hendak ditabung atau dimasukan kedalam celengan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Misalnya ada yang menabung Rp 100 ribu dengan target akhir Rp 1 Juta mereka hanya mempunyai 10 kotak dengan nominal masing-masing kotak itu Rp 100 ribu sehingga ada 10 kotak untuk mencapai Rp 1 juta.
Selain itu ada juga mahasiswa yang program menabungnya Rp 20 ribu dan tentu membutuhkan beberapa kotak agar bisa mencapai Rp 1 Juta. Setiap kali menabung tidak boleh lebih dari konsistensi nominal awal.
“Apa yang mereka tabung itu harus konsisten dengan apa yang direncanakan. Agar menabung mereka bisa dinikmati yang diawali dengan tabel saving challenge,” jelas Marselina.
Baca juga: Aksi Protes Penjual Ikan, Wakapolres Ende: Saya Tidak Suka Ribut, Harus Tertibkan Secara Humanis
Khusus untuk mahasiswa asuhan Marselina melakukan pembayaran SKS setelah selesai kegiatan pameran P5 di Minggu ke 15.
Terkecuali mahasiswa yang wadah saving challenge nya diberikan sebagai cindera mata bagi para dosen dan pegawai PGSD seluruhnya, itu melakukan pembayaran sebelum pameran dimulai.