Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni... Bangunlah,
angkat tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! (Matius 9:2,6)
Penginjil Matius ( 9:1-8 ) menceritakan tentang kuasa dan kasih karunia Allah.
Yesus, anak Allah tidak hanya berkuasa atas berbagai penyakit, atas kuasa alam
dan kuasa setan, tetapi juga berkuasa untuk mengampuni dosa. Allah itu penuh
kasih tidak membedakan antara orang yang berkuasa dan rakyat jelata. Ia
menyembuhkan pengemis yang lumpuh tanpa meminta apapun.
Ada beberapa hal yang menarik dari kisah Matius hari ini.
Pertama, iman yang besar dari orang-orang yang mengusung si lumpuh. Dikatakan bahwa dibawa
oranglah kepadanya orang lumpuh itu. Menurut Markus 2:1-12 dan Lukas 5:17-
26, orang lumpuh itu dibawa orang banyak dengan digotong oleh 4 orang. Dia
pasti digotong oleh orang-orang yang dikenal baik dan punya hubungan yang
baik. Mereka adalah saudara-saudara dan teman-temannya. Mereka
memiliki Tujuan yang jelas, yakni membawa orang lumpuh itu kepada Tuhan
Yesus. Mereka bersama-sama(Unity, kesatuan). Mereka memiliki kasih Tuhan
dalam pelayanan, rela berkorban baik jasmani maupun yang rohani. Temantemannya juga memiliki ketekunan, tidak mudah putus asa dan tidak kenal menyerah. Mukjizat kesembuhan terjadi.
Kedua, ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh
itu: “Percayalah, hai anakKu, dosamu sudah diampuni”. Dengan mengatakan
demikian Yesus ingin menyampaikan bahwa penyebab utama semua persoalan
dan penderitaan adalah dosa. Yesus tahu segalanya tentang orang itu karena Dia
adalah Tuhan. Dia tahu bahwa orang lumpuh itu adalah orang berdosa. Dia tahu
bahwa pengampunan saja sudah cukup kuat dan Dia tahu betul bahwa dosa
adalah akar penyebab banyak penyakit. Dia tahu bahwa pengampunan dan
penerimaan dapat menyembuhkan kelumpuhan. Dia tahu apa yang dibutuhkan
orang lumpuh itu yakni penyembuhan.
Dunia kedokteran menunjukkan, banyak penyakit yang disebabkan oleh
gangguan jiwa, seperti kecemasan, dendam, iri, putus asa. Di Palestina kuno
pada zaman Yesus ada kepercayaan: orang yang sakit tidak akan sembuh jika
dosanya belum diampuni. Tentu saja, tidak semua penyakit merupakan siksaan
dari dosa. Di sisi lain, semua manusia telah jatuh ke dalam dosa (Rom. 3:2).
Si lumpuh mungkin merasa terbelenggu dosa sehingga begitu apatis dan putus
asa, pasrah terhadap nasib.
Syukurlah, teman-temannya peduli dan
membawanya kepada Yesus. Dan Yesus Sang Mesias menyapanya, "Dosadosamu sudah diampuni. Bangun dan bawalah tilammu dan pulanglah ke rumahmu." Keyakinan bahwa dosanya diampuni menyebabkan si lumpuh itu
segera bangun, lalu pulang. Para ahli Taurat menuduh Yesus menghujat Allah
sebab hanya Allah yang dapat mengampuni dosa manusia. Tetapi, Yesus
memberikan kepastian bahwa Dialah Anak Manusia, yaitu Allah Sang Putra yang
mempunyai hak dan kuasa mengampuni dosa (ay. 6).
Dosa menyebabkan kita tidak lagi berpaut kepada Allah, dan kita hidup hanya
dengan mengandalkan diri sendiri atau hal-hal lain. Akibatnya, jiwa kita menjadi
sakit, dan tak jarang tubuh kita menjadi terganggu dan jatuh sakit pula.
Bila dosa dibiarkan membebani hidup kita, maka dengan sendirinya hidup kita
akan terbeban, tidak bahagia, tidak sukacita dan setiap langkah kita akan
tersendat karena tidak ditopang oleh batin yang bersih. Kalau semua beban
batin telah dibuang, maka dengan sendirinya ada keringanan, keceriaan,
sukacita dan damai. Tuhan Yesus memiliki kuasa untuk mengampuni dosa dan
memiliki kuasa untuk menyembuhkan penyakit serta melakukan mukjizat.
Missio:
Kita hari ini mendoakan keluarga dan sahabat kenalan yang sedang sakit. Ingat
mereka satu persatu. Semoga mereka sembuh dan pulih kembali.
Doa:
Ya Tuhan, bantulah kami untuk selalu datang kepadaMu dan menaruh
kepercayaan penuh pada belaskasihan dan kebaikanMu...Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Kamis. Salam doa dan berkatku untukmu
dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.
Pastor John Lewar, SVD
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News