Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Hari Jumat 5 Juli 2024, Ikutlah Aku

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik hari Jumat 5 Juli 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Ikutlah Aku.

Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.

Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit.

Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Setiap kita pasti pernah alami dipanggil secara langsung oleh seseorang entah untuk satu tugas atau untuk sekedar dipanggil dan kita pun akan mengikuti panggilan itu. Yang paling penting di sini adalah ketika kita dipanggil pasti juga pada saat yang sama akan muncul juga keragu-raguan untuk mengiktui panggilan itu atau tidak. Maka satu panggilan akan selalu terkait dengan pertimbangan yang kita sebut sebagai disermen untuk menentukan apakah harus jawan atau tidak. Dan paling penting adalah kita harus siap untuk jawab atau tidak atas panggilan itu.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita kembali lagi dengan banyak kisah masih seputar Nabi Amos dan Injil Mateus. Dalam kisah nabi Amos ini masih bernubuat bagi bangsa Israel yang telah rusak hidupnya karena telah menginjak-injak orang miskin dan menindas orang-orang kecil yang tak bersalah dan menipu serta memperjualbelikan orang miskin dan kecil yang tak berdaya. Maka Nabi Amos bernubuat atas nama Tuhan: “Pada hari itu akan terjadi,” dmikianah firman Tuhan Allah, ‘Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah. Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan dan segala nyanyaianmu menjadi ratapan.” Amos sekali lagi bernubuat atas nama Tuhan untuk kejatuhan bangsa Israel dan yang akan mengubah matahari terbenam pada siang hari dan bumi gelap pada hari cerah yang menandakan bahwa Tuhan berkuasa atas semua bumi dan segala yang ada dan tunduk di bawah hukum Allah. Maksud Tuhan sudah jelas yaitu mau mengajarkan bangsa pilihanNya itu untuk selalu taat pada Allah dengan memelihara hukum-hukumnya dan berbuat baik kepada semua orang tapi terlebih pada orang miskin dan menderita. Dan bagi Yesus keberpihakan pada orang kecil dan berdosa itu adalah misiNya yang tergambar di dalam injil hari ini ketika Dia memanggil Matius yang lagi duduk di rumah cukai itu.

Kemungkinan besar, Mateus juga adalah seorang pemungut cukai. Itu terbukti ketika Yesus memanggilnya dan makan di rumahnya, ada banyak orang pemungut cukai dan orang berdosa itu datang makan bersama dengan Yesus. Dan orang-orang Farisi itu berkata kepada para muridNya: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Pertanyaan ini langsung memberi isyarat kepada kita bahwa ada satu stigma negatif yang dikenakan kepada para pemungut cukai ini sebagai orang berdosa dan dianggap najis. Mereka tidak bisa bergabung dengan orang lain karena nanti dianggap najis. Pandangan dan stigma yang keliru semacam ini pun masih kuat mempengaruhi orang-orang Farisi yang menganggap dirinya sebagai orang pemegang hukum Taurat Musa maka tak boleh bergaul dengan orang-oragn berdosa seperti mereka. Dan Yesus tahu apa yang mereka sampaikan itu kepada para muridNya. Maka Yesus langsung menegur mereka dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit. Maka pelajarilah arti sabda ini: ‘Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.’ Aku datang bukannya untuk orang-orang benar, melainkan orang berdosa.”

Yesus menegur orang Farisi itu untuk membangun kembali satu pemahaman yang benar akan misiNya yakni belaskasihan dan bukan persembahan. Maka ketika kita dipanggil pun kita juga tahu misiNya seperti apa dan kita harus siap dengan konsekuensi yang ada. Bagi Yesus memanggil orang berdosa itu bukan sekedar satu karya saja tapi sebagai satu cara Allah menyatakan diriNya. Dan Mateus yang dipanggil itu pun tahu situasi itu karena dia pun datang dari satu dunia yang ‘salah’ atau ‘najis’ dalam pandangan orang-orang Farisi itu. Maka ketika Yesus mengajak dan memanggilnya: “Ikutlah Aku!” dia langsung jalan mengikuti Yesus tanpa ada banyak pertanyaan atau klarifikasinya. Banyak di antara kita yang juga dipanggil Tuhan untuk satu tugas yang dipercayakan kepada kita tapi kita kadang menjadi sulit untuk menjawabnya. Mengapa?? Itu karena kita masih memikirkan diri kita sendiri saja dan lupa akan panggilan Tuhan. Bahkan kita masih juga memandang orang lain sebagai orang pinggiran dengan stigma yang kita bangun sendiri. Maka marilah kita belajar untuk selalu setia pada Allah dan tidak memandang rendah orang lain karena kita pun dipanggil untuk tugas ini atas cara-cara yang berbeda.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita adalah murid-murid Tuhan yang telah dipanggil untuk satu tugas perutusan. Kedua, tugas kita sudah jelas yaitu memberitakan kabar sukacita dan keselamatan untuk membangun kembali pemahaman yang benar akan belaskasihan Allah bagi kita. Ketiga, makak ketika kita dipanggil, kita pun harus selalu siap menjawab dengan baik dan siap terima konsekuensi yang ada.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News