L : Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus Saudara-saudari, supaya aku jangan meninggikan
diri karena pernyataan-pernyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di
dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Luk. 4:18)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Roh Tuhan ada pada-Ku, dan Aku diutus-Nya menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin.
U : Alleluia
11. INJIL (Mrk. 6:1-6.)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Markus. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana
diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya
sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat
pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Bacaan Injil mengisahkan tentang penolakan Yesus di tempat asal-Nya. Penolakan ini disebabkan oleh dua alasan utama. Mari kita dalami dua alasan utama ini untuk kita timba hikmahnya bagi kita. Pertama, mereka heran atas kebijaksanaan yang ada pada Yesus. Mereka tidak menyangka bahwa Yesus yang mereka kenal, yang biasanya mereka sapa, kini menjadi orang yang menakjubkan. Mereka juga tidak mengerti mengapa seorang tukang kayu bisa menjadi pengajar di rumah ibadah. Mereka menolak Yesus karena mereka tidak percaya bahwa Yesus bisa melakukan hal yang luar biasa.
Hal yang sama bisa saja terjadi pada kita. Ketika anggota keluarga kita melakukan hal yang baik atau melakukan terobosan yang baik, kita menolaknya dan tidak mengikutinya. Biasanya kita menunggu dulu hasilnya baru kita ikuti. Namun, mentalitas yang tidak saling mendukung seperti inilah yang kadang kala membuat kita tidak bisa maju. Ketika ada hal yang baik, hendaklah kita saling mendukung sehingga kebaikan itu menjadi makin dikenal dan dihidupi oleh orang lain.
Kedua, mereka menolak karena iri hati. Injil tidak mengatakan secara langsung kata iri hati. Namun kita
tahu, dari kata-kata mereka, mereka merasa iri hati karena Yesus mengajar dan semua orang merasa takjub. Yesus melakukan mukjizat-mukjizat. Padahal Yesus hanyalah salah satu dari mereka. Yesus yang mereka kenal adalah orang yang biasa-biasa saja. Karenanya mereka kecewa karena Yesus ternyata melebihi mereka. Hal yang sama bisa jadi juga ada dalam kebersamaan kita. Ketika sesama kita melakukan hal yang luar biasa, kita tidak memberikan ucapan selamat atau tidakmenghargainya. Mungkin kita tidak mau ada yang melebihi kita, makanya kita mencibir atau menanggapi orang tersebut dengan sinis. Inilah yang dialami oleh Yesus. Kisah Injil mengajarkan kita untuk menerima sesama dan mendukung langkah-langkah baik yang dilakukannya. Bisa jadi, mereka adalah alat di tangan Tuhan yang menyadarkan kita akan karya-Nya yang enyelamatkan dan membuat kita menjadi lebih baik. Mari kita saling mendukung dalam melakukan kebaikan.
13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, bersatu dengan Kristus dan dengan pengantaraan-Nya, kita digerakkan untuk memanjatkan doa kepada Bapa di surga.
P : Bagi para pemimpin Gereja. Semoga Sri Paus, para Uskup dan para Imam, dalam pelayanan dan pewartaan mereka, didengarkan oleh umat beriman, dan dalam kerja sama dengan mereka, memberikan kesaksian akan Kristus, Putra Allah,
yang menyelamatkan dunia. Marilah kita mohon….
P : Bagi negara kita. Semoga semua pemimpin dan warga masyarakat lebih memberikan perhatian dan mendahulukan kesejahteraan hidup bersama daripada hiruk pikuk yang serba gemerlap. Marilah kita mohon….
P : Bagi para orang tua dan para guru. Semoga mereka, oleh rahmat Tuhan, semakin mampu melaksanakan tugas mereka dalam membimbing kaum muda menuju kedewasaan yang utuh. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga kita senantiasa terbuka terhadap segala kebaikan dan bersedia bekerja sama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk memajukan kehidupan bersama. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah, ya Bapa, doa-doa yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkannya sebab semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan
Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu
persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu setia mendampingi umat-Nya. Dari sejarah keselamatan menjadi jelas betapa mengagumkan usaha Allah untuk menyelamatkan kita. Maka marilah kita berseru:
Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Bapa yang maharahim, Engkau menghendaki agar semua orang mengenal kebenaran dan menjadi selamat. Untuk itu berulang kali Engkau berbicara kepada nenek moyang kami dengan perantaraan para nabi. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, kebaikan-Mu tampak paling nyata dalam peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan PutraMu. Peristiwa Paskah inilah yang Engkau jadikan sumber keselamatan kami. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Engkau juga tetap setia mendampingi hidup kami setiap hari. Engkau hadir bila kami berkumpul dalam nama-Mu. Engkau juga hadir bila kami memuji Engkau dan berdoa bersama. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Engkau selalu menawarkan pengampunan kepada orang yang bertobat. Dan bagi mereka yang telah
selesai tugasnya di dunia, Engkau menyediakan tempat dalam rumah-Mu yang abadi. Maka kami
berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dan dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan bernyanyi: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]