Bacaan Liturgi Katolik

Bacaan Liturgi Hari Ini Jumat 19 Juli 2024, Peringatan Fakultatif St Arsenius Agung

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DESTINASI-Mari simak bacaan Liturgi hari ini Jumat 19 Juli 2024.Bacaan liturgi hari ini pesta fakultatif St Arsenius Agung dan hari biasa pekan XV.

Ayb 6:15 Saudara-saudaraku tidak dapat dipercaya seperti sungai, seperti dasar dari pada sungai yang mengalir lenyap,

Ayb 6:16 yang keruh karena air beku, yang di dalamnya salju menjadi cair,

Ayb 6:17 yang surut pada musim kemarau, dan menjadi kering di tempatnya apabila kena panas;

Ayb 6:18 berkeluk-keluk jalan arusnya, mengalir ke padang tandus, lalu lenyap.

Ayb 6:19 Kafilah dari Tema mengamat-amatinya dan rombongan dari Syeba mengharapkannya,

Ayb 6:20 tetapi mereka kecewa karena keyakinan mereka, mereka tertipu setibanya di sana.

Ayb 6:21 Demikianlah kamu sekarang bagiku, ketika melihat yang dahsyat, takutlah kamu.

Ayb 6:22 Pernahkah aku berkata: Berilah aku sesuatu, atau: Berilah aku uang suap dari hartamu,

Ayb 6:23 atau: Luputkan aku dari tangan musuh, atau: Tebuslah aku dari tangan orang lalim?

Ayb 6:24 Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat.

Ayb 6:25 Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur! Tetapi apakah maksud celaan dari pihakmu itu?

Ayb 6:26 Apakah kamu bermaksud mencela perkataan? Apakah perkataan orang yang putus asa dianggap angin?

Ayb 6:27 Bahkan atas anak yatim kamu membuang undi, dan sahabatmu kamu perlakukan sebagai barang dagangan.

Ayb 6:28 Tetapi sekarang, berpalinglah kepadaku; aku tidak akan berdusta di hadapanmu.

Ayb 6:29 Berbaliklah, janganlah terjadi kecurangan, berbaliklah, aku pasti benar.

Ayb 6:30 Apakah ada kecurangan pada lidahku? Apakah langit-langitku tidak dapat membeda-bedakan bencana?"

Peringatan Santu-Santa Pelindung Jumat 19 Juli 2024

Santo Arsenius Agung, pertapa.

Arsenius dikenal sebagai seorang pejabat tinggi di istana Kaisar Teodosius di Konstantinopel.

Selain mengerjakan tugas-tugas wajib kenegaraan, ia pun menjadi guru dan pendidik bagi putera-puteri kaisar Teodosius.

Dalam kedudukannya ini, Arsenius terkenal kaya-raya. Harta miliknya yang berlimpah itu cukup untuk memuaskan semua keinginan dan hawa nafsu duniawinya.

Tampak jelas bahwa Arsenius berfoya-foya dengan kekayaannya itu, namun sesungguhnya ia sama sekali tidak merasa puas dan tenang-tenteram.

Lama kelamaan, ia mulai merasa bahwa kepuasan dan ketenangan batin tidak bisa diperoleh dengan hidup berfoya-foya.

Ia mulai merobah cara hidupnya dengan lebih banyak meluangkan waktu untuk merenungkan makna kehidupannya di dunia ini.

Lambat laun berkat rahmat Allah yang dicurahkan kepadanya, ia mulai mengerti dan menyadari kehampaan dan kesia-siaan kekayaan dan hormat duniawi.

Dalam renungan-renungannya untuk lebih memahami makna hidupnya, ia terus memohon terang Roh Kudus agar dapat mengerti kehendak dan rencana Tuhan atas dirinya. Dengan cara inilah, ia mulai memperoleh ketenangan batin yang didambakannya.

Pada suatu hari ketika ia sedang berdoa, Tuhan berbicara kepadanya: "Arsenius, tinggalkanlah pergaulan dengan manusia demi keselamatan dirimu!" Suara Tuhan itu ditaatinya dengan segera meninggalkan semua sahabat kenalannya dan berlayar ke Aleksandria. Di Aleksandria, ia menjadi seorang pertapa di sebuah pertapaan di padang gurun Mesir. Dalam waktu singkat, Arsenius telah mencapai suatu kemajuan besar dalam hidup rohaninya. Ia menjadi seorang manusia baru yang saleh, rendah hati dan sabar.

Di pertapaan itu, ia sekali lagi mendengar suara panggilan Tuhan: "Arsenius, carilah sebuah tempat yang lebih sunyi, karena keheninganlah dasar keselamatan." Arsenius menaati suara Tuhan itu. Ia pergi dari pertapaannya yang pertama, dan mendirikan sebuah gubuk pertapaan yang jauh dari sahabat-sahabatnya. Sewaktu mau meninggalkan rekan-rekannya, ia berkata: "Tuhan tahu betapa besar cinta kasihku kepada kamu sekalian. Akan tetapi tidak mungkinlah bagi aku untuk serentak bergaul dengan Tuhan dan manusia".

Di pertapaan baru itu, Arsenius semakin bertambah maju pesat dalam cara hidup rohaninya. Banyak orang datang kepadanya meminta bimbingan rohani. Biasanya ia tidak banyak bicara. Jawaban dan petunjuk-petunjuknya serba singkat, namun jitu dan bijaksana. Beberapa kali ia pindah ke tempat yang jauh lebih sepi dan sunyi agar lebih bersatu dengan Tuhan secara pribadi. Arsenius meninggal dunia pada tahun 450.

Santa Aurea, Martir

Aurea lahir pada tahun 856 dalam sebuah keluarga Islam. Gadis Muslim ini bertobat menjadi Kristen. Sepeninggal suaminya, ia masuk biara. Oleh seorang anggota keluarganya, Aurea dilaporkan kepada tokoh-tokoh Islam di kota Cordoba, Spanyol, sehingga ditangkap dan dipenggal kepalanya. Mayatnya dicampakkan ke sungai Guadalquivir. (sumber iman katolik.com (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News