Lasarus Jehamat
Akademisi dari FISIP Undana
Setop Eksploitasi Komodo
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) rencana melakukan penutupan reguler TNK. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap habitat asli Komodo, reptil purba yang menjadi ikon kawasan tersebut.
Apa dasar kebijakan ini diambil? Apakah benar tujuannya untuk memastikan kelangsungan hidup Komodo dan ekosistemnya?.
Jika kebijakan ini berdampak positif, maka seharusnya didukung. Pembangunan yang berlebihan justru merusak habitat dan kelangsungan hidup Komodo.
Namun, perlu ditanyakan efektivitas program penutupan sementara ini. Kalau hanya buka tutup sesaat, sulit untuk menghentikan kerusakan lingkungan. Yang dibutuhkan adalah komitmen untuk mengembalikan Komodo ke habitat aslinya tanpa intervensi manusia yang masif. Negara selama ini justru membiarkan Komodo dieksploitasi untuk kepentingan manusia.
Solusi terbaik adalah konservasi total yang melindungi Komodo dari campur tangan manusia. Stop eksploitasi, itu saja. Namun, kita juga menyadari bahwa hal ini akan sulit dilakukan mengingat tingginya nilai ekonomi dari pariwisata Komodo. Kapitalisasi Komodo sangat menyulitkan upaya konservasi total.
Kebijakan ini masih menjadi bahan diskusi dan evaluasi, namun harapannya adalah dapat menemukan solusi terbaik untuk menjaga kelestarian Komodo dan ekosistemnya tanpa mengorbankan potensi ekonomi dari pariwisata.
P to P
Populasi Komodo
Tahun 2018 : 2.897 ekor
Tahun 2019 : 3.022 ekor
Tahun 2020 : 3.163 ekor
Tahun 2021 : 3.303 ekor
Tahun 2022 : 3.156 ekor
Tahun 2023 : 3.396 ekor
(pos kupang cetak).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News