Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Jumat 9 Agustus 2024, Harus Menyangkal Dirinya

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian katolik Jumat 9 Agustus 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Harus Menyangkal Dirinya.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Setiap kita pasti pernah menyangkal orang lain baik itu hanya sekedar berkelakar maupun yang  dibuat secara tahu dan mau untuk satu tujuan yang diinginkan. Menyangkal itu sendiri berarti melawan atau mengikari atau membantah atau tidak mengakui atau menentang. Maka ketika kita menyangkal berarti kita sedang melawan atau menentang baik orang lain maupun mungkin dengan diri kita sendiri. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pada hari ini  kita kembali lagi disegarkan oleh permenungan yang diambil dari bacaan suci nubuat Nahum dan Injil Mateus. Ada nubuat Nahum. Nahum adalah salah satu nabi Perjanjian Lama yang berkarya sebelum bangsa Israel (Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel. Ia hidup pada masa yang sama dengan nabi Yeremia. Nama Nahum berarti "dihibur oleh Tuhan." Nahum melaksanakan tugasnya sebagai nabi sekitar tahun 615 SM. Pada saat ia berkarya, Israel berada dalam kekuasaan bangsa Asyur. Asyur melakukan banyak kekacauan di seluruh wilayah kekuasaannya, termasuk di wilayah Yehuda.

Raja-raja Asyur adalah raja yang suka berperang, sehingga Nahum secara sinis memberi gelar 'raja jarib' kepada mereka. Asyur (Niniwe) merupakan simbol segala kebobrokan mental dan moral kehidupan beragama, dan negara itu lama sekali menjajah Yehuda dan Israel. Berbeda dengan warta nabi pada umumnya, pewartaan Nahum menekanakan pada kecongkakan, kesombongan, kekejian dan penindasan yang dilakukan oleh bangsa Asyur. Hal tersebut merupakan dosa berat menghina kuasa Allah terhadap alam semesta ciptaannya. Ia mewartakan bahwa penghukuman Yahwe akan segera datang bagi kota yang jahat itu. 

Berdasarkan wartanya itu, maka membuat umat Israel (Yehuda) menjadi sadar dan lebih yakin bahwa Yahwe ada di pihak mereka.Wartanya merupakan harapan, doa dan pujian dari umat Israel (Yehuda) kepada Allah. Kita juga adalah nabi yang disiapkan Tuhan  untuk mewartakan kebenaran Allah di hadapan semua orang. Itulah tugas utama seorang murid. Namun jika hanya melaksanakan semua itu tanpa satu dasar yang benar maka itu akan menjadi salah. Yesus memberikan standar utama dalam hal mengikutiNya:  

“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa  mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”  Bagi Yesus, untuk menjadi murid tidak sekedar tertuju pada tugasnya sebagai pewarta sabda tapi  seorang pengikut harus dimulai dengan dirinya sendiri  untuk  mengetahui  motivasi  yang benar dalam mengikutiNya.

Tuntutan utama adalah mengangkal diri  lalu memikul salib. Yesus menekankan hal yang paling utama dalam mengikutiNya adalah dengan  menyangkal diri terlebih dahulu.  Menyangkal  diri dimaksud adalah melawan diri  sendiri dengan segala keinginan dagingnya atau menolak  semua keinginan diri untuk  dapat diredam agar kita semakin mampu mengendalikan diri kita terhadap keinginan daging kita dan membiarkan diri  kita dikuasai oleh Roh Allah sendiri dengan demikian kita siap untuk rela berkorban  dimulai  dengan memikul salib hidup kita sendiri.

Ketika hal-hal itu sudah dilakukan maka kita dianggap layak  untuk mengikutiNya. Dalam konteks kita, banyak  dari kita yang mengalami kesulitan karena tak mampu menyangkal diri. Hal itu dikarenakan  tingkat kelekatan  kita dengan keinginan daging masih sangat kuat maka kita pun masih sulit untuk menyangkal  diri kita apalagi  memikul salib kita. Maka marilah kita belajar untuk melatih diri kita untuk mampu menyangkal diri kita setiap hari terhadap keinginan daging kita dan mengarahkan diri kita pada Tuhan.  

Saudari/a terkasih dalam Kristus 

Pesan untuk kita, pertama: semua kita adalah murid Tuhan  dan dipanggil  kepada persekutuan dengan Tuhan sebagai pengikutNya. Kedua, namun kita juga perlu menyadari  bahwa  menjadi  muridNya tidak berarti kita sudah mampu menyangkal  diri kita atau menjadi murid tidak dengan serta merta membuat kita langsung menjadi  kudus. Ketiga, karena setiap kita harus terus berjuang untuk bisa menyangkal diri kita agar kita layak menjadi muridNya.(gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News