TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Menyambut kedatangan Pemimpin Gereja Katolik Roma, Sri Paus Fransiskus di Indonesia, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, menyantuni warga Katolik kurang mampu untuk mengikuti perayaan Ekaristi yang akan digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Kamis, 5 September 2024.
Warga kurang mampu yang mendapatkan bantuan tersebut adalah Rikardus Rasa Watu (55) dan Stefanus Kambaru Windi (41).
Menteri Agama akan membantu seluruh biaya transportasi dan akomodasi keduanya sejak berangkat dari NTT, selama tinggal di Jakarta, hingga kembali lagi ke NTT. Selama perayaan Ekaristi berlangsung keduanya akan menempati tempat duduk VVIP yang telah disediakan bersama dengan para tamu kehormatan lainnya.
Kebijakan ini diambil oleh Menteri Agama sebagai wujud kepedulian negara terhadap masyarakat miskin khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terbelakang, dan Terluar).
Baca juga: Kunjungan Paus di Timor Leste, Ditjen Imigrasi Kemenkumham NTT Tinjau Kesiapan Kanim Atambua
"Ini merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk perhatian Kementerian Agama terhadap umat beragama di daerah-daerah tersebut," kata Kepala Kanwil Kemenag NTT, Reginaldus Serang, Selasa 3 September 2024.
Rikardus dan Stefanus mengaku sempat kaget ketika dipilih untuk program spesial dari Menteri Agama ini. Keduanya mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Menteri Agama atas inisiatif luar biasa yang telah diambil. Keduanya sangat berharap kebijakan-kebijakan pro masyarakat kurang mampu yang serupa dapat terus digalakkan.
Untuk diketahui, Rikardus adalah pelayan Gereja (Katekis) yang berdomisili di Stasi Santo Martinus Manusak, Paroki Santa Maria Fatima Taklale, Kabupaten Kupang, sedangkan Stefanus berasal dari Kainona, di Desa Katikuloku, Kecamatan Matawai La Pawu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam kehidupan sehari-sehari keduanya berprofesi sebagai petani dan menjadi tulang punggung keluarga. Rikardus hidup bersama sang istri yang kini sedang menderita stroke ringan dan keempat orang anaknya.
Rikardus juga aktif dalam kegiatan keagamaan di Gereja dan selalu meluangkan waktu untuk membantu proses pembangunan Gereja di wilayahnya berhubung dia adalah sekretaris panitia pembangunan.
Sementara, Stefanus adalah kepala keluarga bagi sang istri dan ketiga orang anak mereka. Selain sebagai petani, Stefanus baru menjadi Katolik pada tahun 2008 silam setelah sebelumnya terlahir dengan agama tradisional, Marapu.
Setelah menjadi Katolik, Stefanus merasa terpanggil untuk menekuni ajaran Gereja Katolik dan akhirnya setelah mengikuti kursus, Ia menjadi Katekis hingga saat ini.
Keduanya dipilih setelah melalui proses yang dilakukan oleh pihak Kementerian Agama berdasarkan situasi dan waktu yang tersedia.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT Reginaldus, S.S. Serang mengharapkan agar kehadiran Rikardus dan Stefanus di GBK dapat membawa doa-doa seluruh warga NTT.
Lebih khusus, bagi warga kurang mampu dan menjadi perwakilan untuk menunjukkan kepedulian pemerintah, khususnya Kementerian Agama terhadap masyarakat kurang mampu di daerah 3T.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News