Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya dan memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul.
Mereka itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Andreas, saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.
Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang kerasukan roh-roh jahat mendapat kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, sebab dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Ada seorang ilmuwan, Pascal namanya; dia mengatakan:” Setelah mengamati kehidupan manusia dengan cukup lama, saya berkesimpulan bahwa salah satu kesulitan manusia yang paling besar ialah ketidakmampuannya untuk tenang – hening”Injil Lukas hari ini menceritakan kepada kita bahwa Yesus pergi ke bukit.
Semalam suntuk Ia berdoa kepada Allah. Ia mencari tempat yang sunyi
dan tenang agar berdoa dengan baik dan lebih sungguh-sungguh.
Ujud dari doaNya yaitu pemilihan para rasulNya. Di dalam doa, Dia
berdialog dengan BapaNya. Dia melibatkan BapaNya dalam mengambil
keputusan yang tepat. Dia juga meminta restu kepada BapaNya agar
keputusan tersebut sesuai dengan kehendak Allah. KeputusanNya sangat tepat, Dia memilih kedua belas rasul.
Lewat pengalaman Yesus ini orang disadarkan betapa pentingnya doa,
dengan melibatkan Allah sebelum membuat keputusan entah besar atau
kecil dalam hidup ini. Keterlibatan Allah memberikan sebuah nilai lebih
pada keputusan yang dibuat. Keputusan yang dibuat menjadi keputusan
yang terbaik, yang telah disaring sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan kehendak Allah.
Meskipun demikian hal ini bukan merupakan sebuah jaminan pasti bahwa segala sesuatunya kemudian dapat
berjalan dengan lancar seperti kita kehendaki. Akan selalu ada
kemungkinan bahwa hal-hal yang tidak terduga dapat saja terjadi.
Faktor kedagingan manusia, kuat-lemahnya komitmen pribadi; campur
tangan dan godaan roh jahat, rupanya ikut menentukan lancar tidaknya
masa depan sebuah keputusan yang pernah dibuat.
Apakah kita selalu melibatkan Tuhan dalam mengambil sebuah
keputusan? Entah keputusan yang berkaitan dengan usaha, pekerjaan,
bisnis, pasangan hidup, pendidikan anak, dan masa depan keluargamu?
Kita yakin bahwa Allah pasti akan membantu kita dalam mengambil
sebuah keputusan atau kebijakan baik itu berkaitan dengan diri sendiri,
keluarga, komunitas maupun bangsa dan Negara.
Faktanya beda. Orang jaman ini supersibuk, memakai prinsip time is
money, sehingga tidak ada waktu untuk berdoa. Sejak bangun pagi
hingga larut malam, bekerja tiada hentinya. Dengan kata lain, sibuk
selalu. Paling terasa bagi orang-orang kota.
Makan dan minum saja lebih banyak di jalan. Karena tempat kerja sangat jauh. Banyak waktu
dihabiskan di jalan dan di kantor. Punya rumah tetapi sepi bagaikan tanpa
penghuni. Kalau ada pun mungkin anak dengan pembantu. Karena terlalu
sibuk lupa anak-anaknya. Bahkan anak tidak pernah tahu secara jelas
bapanya dan mamanya.
Waktu lain menunjukkan bahwa pada saat memutuskan hal yang amat
penting dalam hidupnya tidak direnungkan secara mendalam. Akhirnya
keputusan yang telah diambilnya, tidak membuat hidupnya bahagia, tapi
buat kecewa karena keputusan yang diambilnya pada saat itu dalam
keadaan tergesa-gesa. Allah tidak pernah dilibatkan dan orang itu tidak
berdoa pada saat mengambil sebuah keputusan.