Universitas Nusa Nipa

PKM di Nitakloang, Dosen Prodi TPHP Unipa Latih Petani Olah Jagung Pasca Panen 

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SOSIALISASI - Dosen Prodi Teknologi Pangan Hasil Pertanian (TPHP) Fakultas Teknologi Pangan, Pertanian dan Perikanan (FT3P) Universitas Nusa Nipa (Unipa) saat menggelar sosialisasi Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Nitakloang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, September 2024.

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Sejumlah dosen Prodi Teknologi Pangan Hasil Pertanian (TPHP) Fakultas Teknologi Pangan, Pertanian dan Perikanan (FT3P)Universitas Nusa Nipa (Unipa) menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Nitakloang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. 

PKM bertajuk pemanfaatan jagung hibrida menjadi tepung maizena sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi bagi Kelompok Tani Jaya Desa Nitakloang.

Ketua tim Pengmas,Yuyun Wahyuni, S. TP. MP,  menyebutkan Fakultas Teknologi Pangan, Pertanian dan Perikanan Unipa mengaplikasikan Tri Darma Perguruan Tinggi kepada masyarakat.

Yuyun menjelaskan Unipa melihat ada masalah yang terjadi pada saat pasca panen jagung di Sikka.

Baca juga: Camat Alok Barat Puji Dosen Unipa, Latih Warga Manfaatkan Sampah Plastik Bikin Paving Block

 

Masalah utama yang dihadapi adalah kerusakanyang terjadi selama penyimpanan yang menyebabkan jagung menjadi seperti tepung. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak pada penurunan nilai ekonomi dari jagung tersebut.

"Pengelolaan pasca panen yang tidak tepat, menyebabkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani jaya beberapa bulan terakhir ini, yaitu terjadinya ledakan hama sitophilus zeamais pada jagung yang dapat menyebabkan kerusakan pada hasil panen jagung,"ujar Yuyun kepada TRIBUNFLORES.COM Rabu 18 September 2024.

Kata Yuyun, kondisi ini terjadi karena para petani belum mendapatkan informasi tentang pengelolaan pascapanen yang tepat terhadap jagung.

Lanjut dia, rata-rata para petani setelah panen hanya membiarkan jagung tersebut disimpan dalam gudang penyimpanan sederhana, tanpa ada perlakuan pascapapen yang tepat. 

Hal ini yang menyebabkan hama sitophilus zeamais berkembang dengan cepat yang bedampak pada kerusakan jagung.

Baca juga: Siswa SMA Ikut Lomba Pidato Bahasa Inggris di Unipa Maumere, Erviana: Saya Agak Gugup

"Salah satu paket teknologi yang dapat di terapkan untuk diversifikasi jagung di Kelompok Tani jaya adalah dengan teknologi pengolahan termal,"ujarnya.

Ia menjelaskan metode pengolahan termal merupakan metode yang melibatkan energi panas, yaitu mengubah bahan baku dengan mengurangi kadar air bahan sehingga komoditi menjadi kering. 

Rangkaian metode meliputi, sortasi, pendinginan awal (precoolling), pembersihan (washing), pengeringan (drying) dan dilanjutkan ke tahap pengolahan menjadi Tepung Jagung (maizena).

"Dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim pemenang Hibah PKM Pendanaan DRTPM Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kelompok tani yang beranggotakan 11 orang ini telah mendapatkan sosialisasi mengenai kegiatan pascapanen,"ungkap dia.

Sementara itu, ketua kelompok tani Efendi Neot, mengaku bersyukur karena mendapat ilmu baru dalam penanganan jagung pasca panen.

Halaman
12