Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada zaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera.
Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot keluar dari Sodom.
Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri. Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang di dalam rumah.
Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." Para murid lalu bertanya, "Di mana, Tuhan?" Yesus menjawab, "Dimana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Hari ini Yesus mengingatkan kepada para murid tentang kedatangan-Nya
dalam kemuliaan dan kekuasaan. Saat itu tidak ada orang yang tahu
kapan, dimana, dan bagaimana. Yesus juga tidak mengatakan dengan
jelas kapan waktunya. Waktu kedatangan Anak Manusia tidak menjadi
penting jika dalam seluruh hidup ada sikap waspada dan berjaga-jaga.
Melihat tanda dan membaca situasi menjadi kepekaan rohani yang
senantiasa diperlukan.
Yesus memberi gambaran tentang orang-orang dalam kisah Perjanjian
Lama. Dimulai dari peringatan nabi Nuh yang tidak dihiraukan oleh umat
beriman. Sementara nabi Nuh dan keluarganya mempersiapkan apa yang
perlu, orang-orang pada umumnya justru menertawakan mereka.
Orang lain pada makan minum sampai mabuk. Mereka berbuat sekehendak hati
tanpa peduli akan tanda dan peringatan. Mereka lengah dan terbuai akan
kemabukan dan kedurhakaan. Demikianlah terjadi mereka semua
menjadi binasa, sementara Nuh dan keluarganya selamat karena
mengerti tanda dan peringatan Allah.
Kisah Sodom dan Gomora juga demikian. Karena kemabukan dan
kedurjanaan, dua kota itu mendapat peleburan dari Allah. Peringatan
Allah melalui Lot tidak mereka hiraukan. Mereka tetap pada pola hidup
yang tidak membawa keselamatan. Mereka hanya peduli pada diri sendiri,
tidak memberi ruang dalam diri akan kehadiran Allah yang menyapa.
Karena ketidaksadaran dan ketidakwaspaan mereka sendirilah akhirnya
mereka binasa.
Peristiwa air bah pada zaman Nuh, serta hujan api dan belerang pada
zaman Lot yang membinasakan banyak manusia dijadikan gambaran
tentang hari kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya. Saat itu tidak ada
lagi kesempatan untuk berbuat apa pun karena waktunya sudah tiba.
Yesus mengajak para murid dan kita semua untuk senantiasa mempunyai
hati yang terjaga.
Selalu waspada dan siap sedia menjadi satu-satunya jalan dalam menantikan kedatangan Anak Manusia yang tidak seorangpun tahu kapan saat dan waktunya. Waspada berarti tidak terlena dengan kemabukan-kemabukan yang membuat diri kita tidak sadar. Kemabukan itu bisa berupa minuman keras, namun yang jauh lebih keras adalah kemabukan akan keserakahan, ketamakan, dan kedegilan hati. Mabuk karena minuman keras akan pulih kembali ketika bangun tidur. Kemabukan akan keserakahan, ketamakan, dan kedegilan akan tetap
berkembang meski kita sudah tidur berhari-hari.