Kelompok nelayan Desa Wairbleler terdiri-dari kelompok nelayanpria dan nelayan wanita
Pedoman tata laksana hipertensi berfokus pada pengobatan dan pencegahan. Target pengobatan dan pencegahan penyakit bersumber dari alam banyak dikembangkan.
Ekosistem laut merupakan sumber alami yang kaya akan produk bioaktif dan telah dieksplorasi untuk mendapatkan molekulobatutama, yang menjadi target terapi. Molekul asam lemak omega 3 dan asam amino dapat dijadikan sebagai obat.
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa asam lemak omega 3 mampu menurunkan trigeliserida dan tekanan darah pasien hipertensi. Asam amino yang lengkap dalam tepung ikan menurunkan proses inflamasi penyakit termasuk hipertensi, memenuhi kebutuhan protein keluarga.Ikan yang tinggi omega 3 selain ikan salmon adalah jenis ikan SelaroidesLeptolepis.
Ikan ini termasuk golongan ikan selar atau disebut sebagai ikan selar kuning, yang mempunyai ukuran lebih kecil dari jenis ikan selarlainnyamencapaipanjang 16cm.Ikan selar banyak ditemukan di wilayah Desa Wairbleler. Ikan selar berpotensi diversifikasi kebentuk minyak dan tepung ikan. Hasil tangkap ikan selar Desa Wairbleler dijual secara tradisional kepenjual berikutnya dengan metode transaksi langsung di perahu nelayan.
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Senin 18 November 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik
Hasil penjualan ikan selar digunakan untuk keperluan sehari-hari. Jumlah tangkapan ikan bergantung pada iklim yang tidak dapat dipastikan oleh para nelayan, dimana hasil tangkapan ikan ada yang berlimpah-limpah, ada yang jumlahnya cukup dan ada pula yang hasil tangkapan ikan sangat sedikit maksimal dua minggu per tahun. Hasil tangkap ikan selar selalu ada, diantara tangkapan ikan jenis lainnya.
Penjualan ikan memberikan omzet bagi nelayan tangkap di Desa Wairbleler, namun belum mencukupi kebutuhan rumah tangga. Kegiatan yang dilakukan para nelayan Desa Wairbleler setelah menjual ikan yaitu duduk dirumah atau tepi pantai sambil menunggu waktu untuk menangkap ikan keesokan harinya, ada pula mencari pekerjaan serabutanu ntuk menambah penghasilan
Wilayah lautan yang seluas 5.821 km2 dengankekayaan biota laut belum memberikan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga nelayan. Selain itu, produk penjualan yang digunakan oleh para nelayan hanya dalam bentuk ikan segar, yang memiliki kelemahan yaitu ada kesempatan factor alam maupun teknis yang menurunkan hasil tangkap ikan, sifat ikan yang mudah membusukakan memaksa para nelayan menjual ikan dengan harga murah karena tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Hasil survey Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2022,melaporkan bahwa sebagian besar nelayan masih hidup dibawah garis kemiskinan karena usaha penjualan ikan masih bersifat subsisten, belum ada orientasi pemasaran ikan berbasis diversifikasi
Baca juga: Renungan Katolik Minggu 17 November 2024, Hidup Ini Hanya Diubah, Bukan Dilenyapkan