Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan?
Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Sabtu 23 November 2024.
Dalam Bacaan Injil Lukas 20:27-40 hari ini mengisahkan tentang Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Bacaan Injil hari ini mungkin agak sulit untuk dipahami. Orang Saduki menantang Yesus. Mereka memberinya skenario tentang tujuh bersaudara. Kakak laki-laki tertua menikahi seorang wanita yang tidak memberinya anak.
Pria ini meninggal tanpa keturunan. Namun, pria itu memiliki 6 saudara laki-laki. Setiap saudara pada gilirannya menikahi wanita ini. Dan setiap saudara pada gilirannya meninggal, tanpa memiliki anak. Apa yang Yesus katakan kepada kita dalam Injil ini?
Bacaan ini mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan hidup kita secara mendalam. Bagaimana saya hidup? Seberapa baik aku mencintai? Apakah saya membagikan hadiah yang saya miliki? Ini mungkin tampak seperti pilihan kecil di dunia yang sangat besar. Namun, pilihan saya dan pilihan kita memengaruhi segalanya dan semua orang di dunia ini! Apa yang akan saya pilih untuk dilakukan hari ini?
Kehidupan akhirat/keabadian sangat berbeda dengan kehidupan saat ini dimana kita berada. Kehidupan kita di sini memiliki akhir yang akhirnya. Kehidupan abadi tidak ada habisnya tidak akan ada lagi penderitaan bagi kita di sana.
Ini akan menjadi pengalaman surgawi bagi kita semua di sana. Tetapi kenyataan yang menyedihkan adalah ini: Tidak semua dari kita akan memiliki pengalaman ilahi itu. Beberapa akan pergi ke sisi lain di mana itu akan menjadi panas tanpa henti; di mana ada penderitaan abadi.
Dalam Injil, Yesus ditanya oleh orang Saduki (yang tidak percaya kebangkitan) tentang seorang wanita yang menikahi tujuh saudara laki-laki dalam periode waktu yang berbeda. Mereka berkata: "Di akhirat, siapa wanita itu?"