Gunung Ranakah Naik Status

Mengenal Gunung Anak Ranakah di Manggarai Flores NTT, Meletus Terakhir Tahun 1991

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GUNUNG RANAKAH - Gunung Ranakah atau Poco Ranakah adalah gunung berapi yang terletak di bagian tengah selatan pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Gunung Ranakah atau Poco Ranakah adalah gunung berapi yang terletak di bagian tengah selatan pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia. 

Gunung Ranakah ini secara administrasi berada di wilayah Kecamatan Wae Ri'i Kabupaten Manggarai.

Gunung Ranakah memiliki ketinggian sekitar 2140 meter diatas permukaan laut.

Kubah lava tertingginya, Gunung Poco Mandasawu adalah gunung tertinggi di pulau ini. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Gunung Anak Ranakah di Manggarai NTT Naik Level II Waspada

 

Kubah lava baru yang diberi nama "Anak Ranakah" terbentuk di sana pada tahun 1987. 

Gunung berapi ini kembali meletus pada tahun 1991. 

Pada tahun 2011, gumpalan putih menyebar terlihat muncul dari Kubah Anak Ranakah, meskipun tidak terdeteksi adanya abu.

Minta Warga Tenang 

Sebelumnya, Gunung Api Anak Ranakah, di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) naik status dari level 1 (normal) menjadi Level 2 (Waspada) terhitung mulai tanggal 3 Desember 2024 pukul 08:00 Wita. 

Camat Wae Ri'i, Patrick Ndendong, mengimbau kepada seluruh masyarakat di Kecamatan Wae Ri'i agar tetap tenang dan selalu waspada. 

"Karena suratnya baru saya terima, dihimbau agar warga tetap tenang dan waspada,"ujar Patrick melalui pesan WatsApp kepada TRIBUNFLORES.COM, Selasa 3 Desember 2024 malam. 

Patrick mengatakan, surat resmi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait aktivitas vulkanik gunung api Anak Ranakah dari satus normal ke waspada itu juga sudah pihaknya teruskan ke seluruh pemerintah Desa se-kecamatan Wae Ri'i. 

"Kebetulan sekali kami sudah dapat surat pemberitahuan dari Pemerintah Pusat yang ditujukan ke Bapak Gubernur NTT dan Bapak Bupati Manggarai sehingga sudah kami teruskan ke desa-desa se-Kecamatan Wae Ri'i,"ujar Patrick. 

Diberitakan sebelumnya Berdasarkan salinan surat dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A.N yang  diperoleh TRIBUNFLORES.COM, Selasa 3 Desember 2024 malam, menerangkan, hasil evaluasi aktivitas vulkanik gunung Anak Ranakah, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, periode 1 November – 2 Desember 2024

Dimana pengamatan Visual Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah Utara, Barat, dan Barat Laut. Suhu udara sekitar 15 – 28°C.

Pengamatan Instrumental Kegempaan yang terekam pada periode ini adalah sebagai berikut: 18 kali gempa lowfrequency/LF, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 25 kali gempa vulkanik dalam. Terekam gempa yang berkaitan dengan aktivitas tektonik, yakni 57 kali gempa tektonik lokal dan 132 kali gempa tektonik jauh.

Muhammad menerangkan berdasarkan evaluasi,  pertama pengamatan visual selama periode 1 November - 2 Desember 2024 tidak ada anomali asap dari kawah atau pun kubah utama. Hasil pengamatan lapangan, teramati asap yang bersumber di bawah kubah di sisi barat laut dan barat daya. Aktivitas asap berwarna putih tipis dengan intensitas lemah.

Kedua, kegempaan masih didominasi oleh rekaman yang berkaitan dengan aktivitas 
tektonik, baik itu berupa gempa tektonik lokal maupun tektonik jauh dan menunjukkan peningkatan signifikan. Gempa Low-Frequency/LF menunjukkan peningkatan signifikan bila dibandingkan bulan Oktober 2024. 

Kemunculan gempa LF mengindikasikan adanya resonansi aliran fluida (magma/gas/uap air) yang mengisi rongga, pipa atau rekahan di bawah gunung Anak Ranakah. Sedangkan kemunculan gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam mengindikasikan adanya proses peretakan batuan akibat dari adanya suplai magmatik dangkal dan dalam yang mengubah stress/tekanan pada tubuh gunung anak Ranakah.

Karena itu, kata Muhammad direkomendasikan dimana berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental hingga tanggal 2 Desember 2024 serta dengan mempertimbangkan potensi ancaman bahaya, maka tingkat aktivitas gunung Anak Ranakah dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak tanggal 3 Desember 2024 pukul 08:00 Wita. 

Selain itu, dalam tingkat aktivitas level II (Waspada), direkomendasikan, pertama  dimana masyarakat di sekitar gunung Anak Ranakah maupun pengunjung wisatawan/pendaki agar tidak mendekati, memasuki dan beraktivitas di dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif.

Kedua, pemerintah Daerah, BPBD di Kabupaten senantiasa berkoordinasi dengan Pos pengamatan gunung Anak Ranakah di Desa Wae Ri'i, Kecamatan Wae Ri'i, Kabupaten Manggarai atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi
Jawa Barat).

Ketiga, Informasi perkembangan aktivitas vulkanik gunung Anak Ranakah dan gunung api lainnya di Indonesia dapat diakses melalui website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id, website PVMBG https://vsi.esdm.go.id atau melalui aplikasi/website Magma Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store atau melalui website https://magma.esdm.go.id serta melalui media sosial PVMBG (facebook, twitter,
dan instagram pvmbg_)

Muhammad juga mengatakan, tingkat aktivitas gunung Anak Ranakah akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat Aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan. 

Petugas Pos Pengamat Gunung Api Anak Ranakah, Andrik Kurnia Adi Pratama, kepada TRIBUNFLORES.COM, Selasa malam membenarkan informasi yang beredar terkait aktivitas vulkanik gunung api Anak Ranakah sesuai dalam salinan surat yang beredar itu. 

"Benar untuk status gunung Anak Ranakah memang ada sedikit peningkataan dari biasanya. Tapi agar semua tetap tenang dahulu ya, jangan panik," ujarnya. 

Andrik meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak boleh panik. Ikuti informasi berdasarkan sumber yang terpercaya. (rob) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News