Bacaan Injil Lukas 1:39-45
"Siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku mengunjungi aku?"
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu bersru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Setiap hari kita pasti akan mengalami perjumpaan dengan siapa saja atau dengan apa saja atau bahkan dengan peristiwa atau kejadian yang kita alami. Setiap perjumpaan itu pasti akan memiliki arti khusus bagi kita karena di dalam perjumpaan itu kita dipertemukan dengan subyek yang sekaligus memberi kita nilai bagi hidup kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita merenungkan bacaan dari Kitab Kidung Agung dan Injil Lukas. Bacaan ini menggambarkan perjumpaan yang penuh sukacita antara Maria dan Elisabet, yang sangat berarti dalam konteks iman dan relasi.
Dalam Kidung Agung (Kid. 2:8-14), kita mendengar suara kekasih yang datang dengan penuh cinta dan kegembiraan. Ini melambangkan kehadiran yang membawa harapan dan kebahagiaan. Saat kita mendengarkan suara Tuhan dalam hidup kita, kita diingatkan akan kasih-Nya yang mendalam dan janji-janji-Nya yang selalu menanti untuk kita terima. Dalam refleksi kita: Apakah kita mendengarkan suara Tuhan dalam kehidupan sehari-hari? Bagaimana kita merespons kehadiran-Nya yang penuh kasih? Ataukah kita masih lebih suka mendengar suara-suara lain yang lebih menggoda untuk kita dengarkan?
Mari kita berusaha untuk membuka hati kita agar dapat merasakan sukacita yang datang dari pertemuan dengan-Nya. Sedangkan dalam Injil Lukas (Luk. 1:39-45), kita melihat Maria yang mengunjungi Elisabet. Ketika mereka bertemu, bayi dalam rahim Elisabet melompat karena sukacita, dan ia dipenuhi dengan Roh Kudus. Pertemuan ini bukan hanya tentang dua wanita, tetapi juga tentang dua janji Tuhan yang saling terhubung.
Sukacita mereka mencerminkan kehadiran Tuhan yang nyata dalam kehidupan mereka. Maka permenungan kita yaitu bahwa perjumpaan Maria dan Elisabeth ini mengajarkan kita tentang kekuatan hubungan dan dukungan antara sesama. Apakah kita menciptakan ruang untuk berjumpa dan mendukung satu sama lain dalam iman? Apakah masing-masing kita masih memilki support sistem yang kuat untuk mendukung hidup dan karya kita ataukah kita masih menjadi bagian dari masalah dalam hidup orang lain? Seperti Maria dan Elisabet, kita dipanggil untuk berbagi sukacita dan saling menguatkan dalam perjalanan iman kita.