Unika Santu Paulus Ruteng

Peranan Sosiologi dalam Karya Sastra, oleh Mahasiswi Unika Ruteng

Editor: Nofri Fuka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswi cantik asal Unika Santu Paulus Ruteng, Kamelia Septian R. Mengkok.

Peran Sosiologi bagi Sastra

Sastra dijadikan sebagai media untuk mengekspresikan kreativitas seseorang yang mengaitkan kehidupan pengarang dengan kehidupan sehari-harinya. 

Sosiologi sastra merupakan penelitian terhadap karya sastra, yakni masyarakat sebagai pembaca atau pendengar karya sastra, masyarakat sebagai pencipta karya sastra, dan penerimaan masyarakat terhadap sebuah karya sastra.

Hubungan sosiologi dengan karya sastra tentunya tidak terlepas dari kehidupan pengarang sendiri. 

Karya sastra yang diciptakan oleh pengarang sudah jelas akan menggambarkan masyarakat, begitupun masyarakat adalah komunitas dari pengarang yang notabene penghasil karya sastra tersebut. 

Hubungan-hubungan ini yang menjadikan karya sastra tidak berdiri sendiri, karya sastra secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh pengalaman dari lingkungan pengarang.

Sapardi Djoko Damono (2010) mengatakan, ada dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologis terhadap sastra. 

Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada anggapan bahwa sastra merupakan cerminan proses sosial-ekonomis belaka. Kedua, pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penalaahan. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah analisis teks unntuk mengetahui strukturnya, kemudian digunakan untuk memahami gejala sosial di luar sastra.

Hubungan antara sastra dengan pengarang dan masyarakat saat ini tentunya terinspirasi dari kehidupan sosial dan budaya pengarang di tengah-tengah masyarakat sehingga memicu pengarang untuk menciptakan sebuah karya sastra dengan begitu hubungan karya sastra dengan pengarang serta masyarakat sangat erat. 

Contoh karya sastra yang erat hubungannya dengan pengarang dan masyarakat adalah puisi “Aku” pengarang Chairil Anwar.

Sudah banyak karya sastra yang bisa dikaitkan dengan sosiologi sastra. Salah satunya adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, novel ini berkisah tentang kehidupan anak-anak yang memiliki keinginan untuk bersekolah walaupun mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu. 

Dalam novel tersebut bisa dilihat situasi yang harus dihadapi oleh anak-anak itu untuk mempertahankan keinginan mereka untuk bisa bersekolah.

Peran sosiologi terhadap karya sastra tidak akan pernah bisa dipisahkan. Karya sastra saat ini sangat bervariasi, kita sebagai penikmat karya sastra harus mampu mengembangkan, melestarikan dan terus mempertahankan karya sastra agar terus berkembang dan tentunya kita harus selalu mengekspresikan diri dengan menciptakan karya sastra yang baru. 

Tidak ada batasan untuk melarang siapa pun untuk menciptakan sebuah karya sastra, kita sebagai generasi penerus harus mampu bersaing dan terus melestarikan budaya dengan menciptakan karya-karya yang menarik.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News