Longsor di Ende

Longsor di Jalur Reka-Wolokota, Ende, Warga Bersihkan Material Secara Manual

Penulis: Albert Aquinaldo
Editor: Ricko Wawo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MATERIAL LONGSOR - Puluhan warga Desa Wolokota, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende sedang melakukan pembersihan ruas jalan Reka-Wolokota akibat longsor yang terjadi pekan lalu secara manual dengan menggunakan tenaga manusia, Jumat, 31 Januari 2025.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Longsor yang terjadi di ruas jalan Reka-Wolokota, Desa Wolokota, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, sepekan lalu akibat intensitas hujan tinggi sempat melumpuhkan akses transportasi ke salah satu wilayah terisolasi di Kabupaten Ende itu.

Meski saat ini sebagian material longsor sudah dibersihkan, namun masih tersisa satu buah batu berukuran besar yang menutupi badan jalan dan mengganggu pengguna jalan yang hendak ke Desa Wolokota atau sebaliknya.

Kepala Desa Wolokota, Yulius Irenius Danga yang berhasil diwawancarai TribunFlores.com, Jumat, 31 Januari 2025 mengatakan, longsor tersebut terjadi di titik tengah ruas jalan Reka-Wolokota dekat lokasi kejadian TMMD tahun 2024 lalu.

"Longsor itu terjadi akibat hujan kemarin yang lebat itu. Awalnya itu, setelah dia runtuh, batu jatuh, akses jalannya tertutup, kemudian saya ajak masyarakat untuk lakukan pembersihan karena jalur itu merupakan salah satu jalur alternatif kami kalau laut lagi tidak bersahabat sehingga kami melakukan pembersihan secara manual," ujar Yulius.

Baca juga: Satpol PP Manggarai Barat Tangkap 2 Badut Minta-minta di Perempatan Lampu Merah

 

 

Meski sudah dilakukan pembersihan, kata Yulius, masih ada satu tumpukan batu berukuran besar yang tidak bisa digulingkan dengan tenaga manusia.

"Jadi kami kasih bersih kemarin hanya selamatkan satu unit mobil tapi untuk mobil bisa kalau dam truk tidak bisa, sampai sekarang batu itu masih ada di tengah jalan,  ukurannya besar sekali, mereka tidak bisa dorong," tambah Yulius.

Dikatakan Yulius, titik yang terjadi longsor tersebut awalnya sudah dikerjakan rabat jalan, namun karena terjadi longsor, jalan rabat yang sudah dikerjakan ikutan runtuh.

Akhirnya, warga memutuskan membuka jalur tersebut tepat di titik longsor sedikit melebar ke bagian kanan agar bisa dilewati kendaraan.

Baca juga: Kejati NTT Doa Bersama Kenang Gugurnya Insan Adhyaksa Tragedi KMP Citra Mandala Bahari

"Kalau arat berat mungkin bisa lewat karena kemarin juga kami sudah lakukan pembersihan kalau untuk sementara batu besar itu kami belum guling karena kami tidak bisa pakai manual, aksesnya untuk sementara bisa pakai kendaraan roda empat double gardan atau double cabin atau pikap juga mungkin bisa lewat," kata dia.

Yulius mengungkapkan, meski ruas jalan Reka-Wolokota belum sepenuhnya aspal dan rabat dan bahkan sebagiannya masih rusak parah, namun warga Desa Wolokota tidak punya pilihan lain selain melewati jalan tersebut apabila ada keperluan darurat.

Dia juga mengatakan, belum lama ini warga Desa Wolokota terpaksa melakukan swadaya memperbaiki jalan di salah satu titik yang mengalami kerusakan paling parah dengan membuat rabat.

"Itu kami swadaya dan ada donatur yang bantu kami 82 sak semen, dan materialnya dan tenaga kami masyarakat sendiri yang siap   dan sudah terlaksana, dan kami berhasil kerjakan 2,1 meter," ungkap Yulius.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News