Oleh: Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak teks panduan tata perayaan ekaristi hari Minggu 2 Februari 2025 lengkap renungan harian katolik.
Teks panduan tata perayaan ekaristi hari minggu disiapkan untuk pesta Yesus dipersembahkan di Kanisah lengkap renungan harian katolik.
Teks teks panduan tata perayaan ekaristi hari minggu disusun oleh Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD.
Ikuti teks panduan tata perayaan ekaristi hari minggu dengan penuh iman.
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Minggu 2 Februari 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusyukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”. Kemudian dinyanyikan lagu pembuka.
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini, tanggal 2 Februari, empat puluh hari sesudah Natal, Gereja mengajak kita untuk merayakan Pesta Yesus Dipersembahkan Kepada Allah di Bait Allah. Perayaan ini mengajak kita untuk menyerahkan seluruh hidup kita juga kepada Tuhan dan menjadi utusan-Nya. Dalam bacaan pertama, kita akan mendengarkan kehadiran utusan Tuhan yang akan mempersiapkan kedatangan Tuhan. Dalam bacaan kedua, kita akan mendengarkan refleksi penulis surat kepada orang Ibrani tentang kehadiran Yesus di dunia. Untuk menyelamatkan manusia, Yesus sungguh-sungguh menjadi manusia agar dapat menarik manusia untuk hidup sesuai kehendak Allah. Hanya orang yang pernah dicobai yang akan mengerti dan tahu bagaimana menolong mereka dalam cobaan hidup mereka. Dalam bacaan Injil, kita akan mendengarkan kisah tentang Yesus dipersembahkan di Bait Allah kepada Tuhan. Ada banyak tanggapan baik tentang kehadiran-Nya yang menyelamatkan dunia. Kita diajak untuk mempersembahkan keluarga kita kepada Tuhan. Dengannya, kita bisa menjadikan rumah kita sebagai Bait Allah, tempat kita menyerahkan seluruh hidup dan karya kita kepadaNya. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda
Allah, Terang dan Pedoman hidup kita.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan. [Bacaan dibacakan dari Alkitab]
07. BACAAN PERTAMA (Mal. 3:1-4)
L : Bacaan dari Kitab Maleakhi Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari
kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 24:10b)
Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan. Mzm 24:7.8.9.10
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu abadi, supaya masuk Raja Kemuliaan! (Refren)
Siapakah itu Raja Kemuliaan? TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan! (Refren)
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu abadi, supaya masuk Raja Kemuliaan! (Refren)
Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! (Refren)
09. BACAAN KEDUA (Ibr. 2:14-18)
L : Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani Saudara-saudari, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus juga menjadi menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya
berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Luk. 2:32)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Dialah terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain, dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.
U : Alleluia
11. INJIL (Luk 2:22-40)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Lukas. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem
untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepadaNya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia
menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun
lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak
pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada
ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Kita barusan mendengarkan bacaan tentang kisah Yesus diserahkan atau dipersembahkan kepada Allah di Bait Allah, yang dilakukan seturut hukum Taurat. Ada dua poin yang bisa kita timba dari kisah ini. Pertama, penyerahan kepada Tuhan. Seturut hukum Taurat, anak laki-laki akan diserahkan kepada Tuhan dalam kurun waktu 40 hari sesudah dilahirkan. Penyerahan ini menyatakan bahwa ia adalah milik Tuhan. Dengan menguduskan laki-laki sulung, hal itu berarti juga menguduskan seluruh keturunan. Pesan yang penting dari hukum ini adalah menyertakan Tuhan dalam hidup seseorang sejak kecil. Kisah ini mengingatkan kita untuk memperkenalkan generasi muda kita, terutama anak-anak kita sejak dini kepada Tuhan. Mereka diajak dan dibawa kepada Tuhan dengan berbagai cara, seperti mengantar mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan rohani atau berdoa dan membaca Kitab Suci di rumah. Jika kebiasaan ini diteruskan dalam keluarga-keluarga
kita, maka generasi kita selanjutnya akan terus mewarisi iman yang baik kepada generasi selanjutnya pula. Itu berarti, orang tua, seperti Maria dan Yusuf, harus memberikan contoh yang nyata untuk terlibat
dalam kegiatan-kegiatan rohani. Kedua, mendidik anak untuk bertumbuh dengan baik. Sesudah menyerahkan Yesus kepada Allah, keluarga Nazareth kembali ke Nazareth. Mereka tetap memberikan perhatian bagi pertumbuhan Yesus sehingga Dia menjadi kuat dan penuh hikmat atau kebijaksanaan. Ini membuat-Nya makin dicintai oleh Tuhan dan sesama. Para orangtua diminta untuk memperhatikan dengan baik pertumbuhan anak-anak mereka baik lahir maupun batin. Fisik mereka menjadi sehat dan bertumbuh normal, dan batin mereka menjadi kuat menghadapi tantangan zaman. Hal ini tentu berat tetapi mesti dibuat agar mereka bisa hidup dengan baik pada zaman yang penuh tantangan ini. Semoga pada akhirnya, bukan mereka saja yang dicintai Tuhan dan sesama, tetapi kita semua yang dengan setia mendampingi anak-anak atau generasi muda kita. Tuhan memberkati kita semua.
13. HENING SEJENAK
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Marilah kita memanjatkan doa kepada Allah Bapa dengan pengantaraan Yesus Kristus, cahaya dunia.
P : Bagi para pejabat Gereja. Semoga Bapa menerangi para pejabat Gereja agar pernyataan-pernyataan dan keputusan-keputusan mereka menunjang kebahagiaan dunia di mana cahaya Kristus
memancarkan kasih-Nya. Marilah kita mohon…
P : Bagi masyarakat kita: Semoga Bapa memancarkan cahaya Kristus kepada masyarakat kita melalui kesaksian hidup beriman umat-Nya. Marilah kita mohon…
P : Bagi para ibu. Semoga Bapa menerangi para ibu agar menyadari keluhuran martabatnya dan tetap tabah dalam menghadapi kekecewaan hidup. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita sendiri. Semoga Bapa menerangi kita agar kita semakin menyadari arti pertemuan dan selalu meluangkan waktu untuk sesama. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang Maha Pengasih, dengarkanlah doa-doa kami agar kami sanggup membawa cahaya Kristus di dunia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami.
U : Amin
16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PUJIAN
Kristus Cahaya Para Bangsa
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari terkasih, marilah kita memuji dan memuliakan Allah, karena begitu besar kasih setiaNya. Ia telah menganugerahkan Putra-Nya yang tunggal sebagai Cahaya bagi dunia. Oleh sebab itu,
marilah kita berseru kepada-Nya: Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa damai.
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa damai.
P : Allah Bapa surgawi, Yesus Kristus adalah Cahaya sejati yang bersinar di tengah kegelapan dan menerangi bangsa-bangsa yang diam di dalamnya. Semua orang yang menyambut Dia, Engkau angkat menjadi warga Kerajaan Surga. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa damai.
P : Bangsa-bangsa akan berjalan dalam terang-Nya dan menggabungkan diri berarak menuju Cahaya Abadi. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa damai.
P : Orang-orang buta disembuhkan-Nya, sehingga dapat menyaksikan indahnya karya-Mu, terlebih dapat bertatap muka dengan Kristus, Sang Cahaya sejati. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa damai.
P : Ia senantiasa menyertai Gereja-Nya, sehingga kami hidup dalam terang Sabda dan karya-Nya, serta menjadi tanda kehadiran-Nya yang menyelamatkan. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa damai.
P : Allah Bapa yang mahabaik, bersama Bunda Maria yang dengan penuh iman memuliakan Engkau, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
18A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
19A. BAPA KAMI
Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat. Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus,
lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni. -------------------------------------------------------------------------
18B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.
19B. BAPA KAMI
Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.
20B. DOA KOMUNI BATIN
Berlutut/berdiri Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena
sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurangkurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu syukur yang sesuai.
21. MENDARASKAN MAZMUR 150
Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya!
Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!
Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya,
pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala,
pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian,
pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting,
pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang!
Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN!
Haleluya!
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.
22. AMANAT PENGUTUSAN
P: Setelah dipersembahkan kepada Tuhan, Yesus kembali ke Nazareth dan hidup dalam bimbingan
kedua orangtua-Nya. Mari kita tata kembali keluarga kita agar bisa menjadi tempat yang baik bagi pertumbuhan iman anak. Mari membangun masyarakat yang kokoh dengan memulainya dari dalam keluarga kita.
23. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa, Ya Allah, Engkau telah memenuhi kerinduan Simeon: ia tidak mengalami kematian sebelum menatang Kristus, Putra-Mu. Semoga, berkat santapan suci yang telah kami sambut, Engkau
menyempurnakan rahmat-Mu dalam diri kami, agar seperti Simeon, kami pun Engkau perkenankan
menyongsong Putra-Mu dan memperoleh hidup yang kekal. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
U : Amin
24. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
25. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
26. LAGU PENUTUP
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News