SMAK Monte Carmelo Maumere

Jadi Sekolah Unggul di Sikka, Ini Langkah SMAK Monte Carmelo Terapkan Program Tepat Guna

Penulis: Nofri Fuka
Editor: Nofri Fuka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FLORES BICARA - Kepala SMAK Monte Carmelo Maumere, Pater Benediktus Bani O.Carm (baju cokelat) saat menghadiri talk show sebagai Narasumber mengulas tema Program Unggulan SMAK Monte Carmelo. Host oleh Nofri Fuka. Potret disamping paling kanan adalah Wakasek Kurikulum, Emanuel Bertonaldi (kenakan toga). SMAK Monte Carmelo merupakan salah satu sekolah unggul di Kabupaten Sikka, selalu berupaya menerapkan program tepat guna.

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Santa Maria Monte Carmelo Maumere merupakan salah satu sekolah unggul di Kabupaten Sikka. Pater Benediktus Bani O.Carm selaku Kepala SMAK Monte Carmelo menjelaskan langkah-langkah strategis SMAK Monte Carmelo menerapkan program tepat guna bagi siswa, guru dan juga sekolah. 

Pastor yang akrab disapa Pater Beni ini pada 4 Februari 2025 di Studio Tribun Flores mengakui, sebagai sekolah baru, perjalanan yang ditempuh SMAK Monte Carmelo tidak mudah. Namun, pihaknya selalu optimis dan terus berbenah.

"Namanya sekolah baru itu memang kita harus berusaha, berjuang luar biasa terutama yang saya lihat itu soal kemampuan finansial," pungkasnya ketika hadir sebagai Narasumber dalam Flores Bicara membahas tema tentang "program unggulan SMAK Monte Carmelo."

Pater Beni mengapresiasi para guru yang "all out" dalam menjalankan tugas mereka sebagai tenaga pendidik tanpa memperhitungkan keuntungan atau kerugian yang diperoleh.

 

Baca juga: Tingkatkan Mutu Sekolah, SMAK Monte Carmelo Maumere Study Tiru di Beberapa Sekolah Favorit di Jawa

 

 

Para guru SMAK Monte Carmelo, bagi dia, sangat berdedikasi dan bertanggung jawab dalam mendidik siswa-siswi.

"Guru-guru itu kerja keras luar biasa untuk mendampingi peserta didik, itu yang saya lihat, poin pertama di sekolah kami, meskipun kesejahteraan yang pas-pasan tapi mereka berjuang untuk membantu peserta didik supaya berkembang dan juga akhirnya bakat minat mereka itu membantu sekolah juga dikenal," tutur mantan Guru SMA Alvares Paga ini.

Soal penerapan program, Pater Beni mengakui hal yang dilakukan SMAK Monte Carmelo kurang lebih sama dengan SMAK yang lain.

"Hanya mungkin ada beberapa yang kami terapkan di Monte Carmelo kami lihat itu agak berbeda dengan sekolah lain," tandasnya.

Program Berbasis Kebutuhan Siswa

Program yang dicanangkan di SMAK Monte Carmelo harus berbasis kebutuhan peserta didik. Dengan kata lain, setiap program yang dibuat untuk dieksekusi haruslah bermanfaat bagi perkembangan diri peserta didik.

Pater Beni menegaskan program-program yang dicanangkan dan dieksekusi tidak boleh asal jadi atau asal-asalan.

"Kita harus buat asesmen dulu, tidak bisa masuk kelas tunjuk kau mau apa, kau mau apa. Jadi kita harus perlu buat asesmen terlebih dahulu," terang dia.

Ia memberi contoh terkait kegiatan ekstrakurikuler. 

"Misalnya kita selenggarakan kegiatan ekstrakurikuler lalu dari kebutuhan anak itu ternyata ada ekstra yang tidak ada pembimbingnya di sekolah, yah kita cari pembimbing dari sekolah lain, atau kah dari tempat lain berdasarkan kebutuhan mereka sehingga pada saat mengikuti perlombaan, banyak hal bisa kita akomodir, karena kita jalin kerjasama juga dengan pihak-pihak lain supaya membantu kita," imbuhnya.

Pater Beni bersama para guru juga selalu melibatkan semua anak dalam tiap perlombaan atau event di dalam maupun di luar sekolah tanpa harus memilah yang pintar dan yang tidak pintar.

"Kita mendorong semua anak-anak untuk ikut berpartisipasi, meskipun dalam lomba-lomba tertentu memang kita harus mengirim anak-anak yang mempunyai kemampuan di bidang itu. Jadi kalau ada lomba-lomba lain yang memang semuanya bisa yang mereka harus tampil," kata dia.

Hal lain yang menurut Pater Beni begitu penting yakni kepemimpinan. Menjadi pemimpin bagi Pater Beni, bukan serta merta memerintah saja namun menciptakan sistem kontrol yang fleksibel dan memberi rasa nyaman bagi guru maupun siswa.

"Saya pribadi sebagai kepala sekolah juga saya pikir itu tanggung jawab bersama, saya tidak bisa biarkan mereka bekerja sendiri, minimal kita berkomunikasi tanya sudah sampai di mana, persiapannya, yah seperti itu. Lalu kita kontrol juga atau mengawasi tapi tidak perlu hingga menggurui. Jadi kadang-kadang kita beri kebebasan yang penting tetap terkontrol," ungkapnya.

Pater Beni secara pribadi membiarkan guru-guru berkreasi. Terkadang dia memberikan arahan bila diperlukan.

"Kadang-kadang juga saya berikan masukan koreksi, itu selalu ada. Kemudian hal lain juga, namanya program ini kan kita harus pikir baik-baik kalau seandainya itu terlaksana pasti juga akan berguna untuk sekolah, tapi kalau tidak terlaksana kita harus cek ini masalahnya di mana," tegasnya lagi.

Program Bukan Untuk Penuhi Kertas

SMAK Monte Carmelo selalu selektif dalam membuat program-program yang berdampak positif bagi pendidikan siswa.

Program yang dibuat sedapatnya tidak sekedar memenuhi kertas lalu mubazir atau tidak dilaksanakan.

Untuk itu, pihak SMAK Monte Carmelo selalu mengadakan evaluasi tiap akhir tahun agar memfilter program yang benar-benar perlu dilanjutkan atau pun menambah dan menghapus program yang tidak memiliki efek positif.

Pater Beni tidak menampik bahwa setiap hal baru yang ditemui jika bisa diterapkan di sekolah akan diterapkan. Bagi dia, setiap program yang terapkan tidak boleh monoton.

Sebagai sekolah dibawah Yayasan Karmel, Pater Beni merasa beruntung karena SMAK Monte Carmelo berkesempatan melakukan transfer ilmu dengan sekolah-sekolah di bawah Yayasan Karmel yang lain.

"Kami juga menggunakan kesempatan, ada konfrater kami ada di Jawa membantu kami memperhatikan sekolah-sekolah kami apalagi sekolah kami masih baru. Jadi kita saling belajar. Saya biasanya minta pendapat kira-kira seperti apa, jalan keluarnya bagaimana. Sehingga banyak hal untuk sekolah kami itu sebenarnya tidak bisa mencapainya dengan cepat ketika kita saling transfer ilmu itu menjadi lebih mudah," Kata Kepsek pertama SMAK Monte Carmelo ini.

Proses tranfer ilmu ini tak hanya sekedar wacana. Tahun lalu, Pater Beni mendampingi sejumlah guru berangkat ke Jawa melakukan studi tiru pada beberapa sekolah milik Karmel maupun sekola swasta lain hingga ke sekolah bertaraf internasional.
 
"Jadi kita belajar lalu coba sesuaikan atau adaptasikan dengan keadaan kita di Maumere," jelasnya.

'Prioritas' Kegiatan Kerohanian

Kegiatan rohani sebagai salah satu program unggulan diberi perhatian lebih di SMAK Monte Carmelo. Kegiatan rohani dilaksanakan secara rutin menghiasi tiap kegiatan akademik yang lain.

"Misalnya pagi, kami mulai dengan doa brevir sama-sama lalu kemudian ada misa komunitas. Lalu semester ini kami juga ada misa Bahasa Inggris dan kegiatan-kegiatan itu melibatkan semua siswa. Salah benar itu nomor dua. Intinya anak-anak belajar untuk mulai tampil," tuturnya.

Selain itu, pihaknya rutin melaksanakan correctio fraterna. Correctio Fraterna dinilai membantu para guru memahami hal yang dirasakan para murid.

Selain daripada itu, para murid belajar untuk saling mengoreksi maupun menerima kritikan dari sesamanya.

"Pengalaman kami sekian tahun setelah menerapkan correctio fraterna ini akhirnya kita bisa tahu apa yang terjadi di antara anak-anak. Jadi biasa ditemani wali kelas, lalu wali kelas membuat catatan-catatan lalu mereka saling menilai satu sama lain, dan dari situ kita bisa tahu ternyata ada yang bermusuhan dengan Si A, Si B," pungkasnya.

Selain itu ada kegiatan rekoleksi namun tidak diadakan begitu saja. Rekoleksi dipersiapkan dengan matang agar benar-benar memberikan manfaat bagi siswa.

"Misalnya tema tentang seksualitas, topik Kesehatan dibahas oleh bidan atau petugas Kesehatan sementara soal agama dibahas oleh pastor. Dan diusahakan agar rekoleksi tidak monoton agar tidak membuat anak-anak cepat bosan," kata Pater Beni.

Pembinaan Akademik Siswa

Pada bidang ini, pihak SMAK Monte Carmelo cenderung bijak dalam mendidik siswa.

Jika ada siswa yang memiliki kekurangan di bidang akademik akan didampingi secara khusus.

Pendampingan ini memungkinkan siswa mendapatkan perhatian yang intens sehingga tidak menyebabkan siswa tersebut mengalami perkembangan yang lamban atau pun ketinggalan dari teman-teman lain.

Intinya, pihak SMAK Monte Carmelo benar-benar memperlakukan anak-anak seturut kemampuan mereka yang berbeda satu sama lain. Dalam artian, tak dapat disama-ratakan.

Pembinaan Mental Siswa

SMAK Monte Carmelo memiliki guru yang berlatar belakang sarjana psikologi.

Sejauh ini, tidak ada kasus fatal yang terjadi di SMAK Monte Carmelo. Pendampingan yang humanis membuat anak-anak betah dan mengikuti setiap arahan dari guru dengan baik.

Pihak SMAK Monte Carmelo mengedepankan sistem pembinaan yang humanis.

Stop Bullying rutin dikampanyekan oleh para siswa dan Guru SMAK Monte Carmelo.

Jika ada persoalan yang dialami siswa, akan diselesaikan dengan mempertimbangkan banyak hal.

Kembangkan Bakat Siswa

Kegiatan di bidang olahraga, kesenian,dan beberapa bidang lain menjadi perhatian serius SMAK Monte Carmelo.

Dalam bidang seni misalnya, SMAK Monte Carmelo memiliki guru-guru yang sangat ahli di bidang seni. Sehingga, anak-anak yang memiliki bakat di bidang seni benar-benar diperhatikan.

Fasilitas penunjang juga disiapkan dengan sangat lengkap.

Dalam bidang IT pun demikian, siswa SMAK Monte Carmelo tidak ketinggalan mengupgrade diri di teknologi terkini. Buktinya, beberapa siswa SMAK Monte Carmelo memenangi festival film nasional beberapa waktu lalu.

Meski sebagai sekolah Katolik, SMAK Monte Carmelo menyediakan program maupun fasilitas yang dapat menunjang cita-cita yang diimpikan para siswa.

Jika tamat, setiap siswa bisa meraih cita-cita apa saja sesuai yang mereka inginkan.

Selain itu, untuk memfasilitasi para siswa yang tinggal di tempat jauh, pihak sekolah menyediakan asrama untuk putera dan puteri dengan harga terjangkau.

Para Pembina asrama diambil dari biarawan dan biarawati Karmel.

Soal makanan hingga rekreasi, tak ada pembedaan antara anak asrama dan para Pembina.

"Semua menikmati hidangan yang sama, di meja yang sama. Olahraga pun demikian tidak ada pembedaan," kata Pater Beni.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya diGoogle News