Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban!” dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal.

Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Kita manusia itu dibentuk dari banyak aspek dalam kehidupan kita. Salah satunya adalah apa yang kita makan dan apa yang kita hasilkan dari pikiran dan dalam hati kita. Semua itu terbentuk dengan sendirinya karena aspek-aspek itu sudah masuk dan membentuk kita juga apa pun yang keluar dari kita itulah juga yang membuat orang dapat mengenal siapakah kita. Maka berhati-hatilah dengan apa yang keluar dari diri kita kepada orang lain. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Hari ini, kita merenungkan tema “Apa yang Keluar Itu Menajiskan” dengan mengacu pada bacaan dari Kitab Kejadian dan Injil Markus. Tema ini mengajak kita untuk memahami sumber dari apa yang menajiskan hidup kita dan bagaimana kita dapat menjaga hati kita agar tetap bersih. Dalam bacaan dari Kitab Kejadian (Kejadian 2:4b-9, 15-17), kita melihat bagaimana Allah menciptakan manusia dan menempatkannya di Taman Eden untuk mengolah dan menjaga taman tersebut. Tuhan memberi perintah untuk tidak makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ini menunjukkan bahwa dengan kebebasan yang diberikan, ada tanggung jawab yang harus diemban.

Kesalahan Adam dan Hawa saat melanggar perintah ini menyoroti pentingnya ketaatan dan bagaimana tindakan kita dapat membawa konsekuensi. Dalam hidup kita, tindakan dan pilihan kita juga memiliki dampak yang besar. Apa yang kita pilih untuk lakukan setiap hari mencerminkan keadaan hati kita. Sedangkan dalam Injil (Markus 7:14-23), Yesus mengajarkan bahwa yang menajiskan seseorang bukanlah apa yang masuk ke dalamnya, tetapi apa yang keluar dari hati. Ia menyebutkan berbagai tindakan jahat yang berasal dari hati manusia, seperti kejahatan, kecemasan, dan kebencian. Ini mengingatkan kita bahwa kotoran moral tidak berasal dari dunia luar, tetapi dari dalam diri kita sendiri. Kita harus waspada terhadap apa yang ada di dalam hati kita, karena itulah yang akan mempengaruhi perilaku dan tindakan kita. Apakah kita telah menjaga hati kita dari pikiran dan niat yang negatif?

Maka refleksi kita pada hari ini yaitu mengolah hati dan pikiran kita adalah tugas yang penting. Kita dapat berusaha untuk mengisi hati kita dengan hal-hal baik, seperti kasih, pengertian, dan kerendahan hati. Dengan berdoa, membaca firman Tuhan, dan berkomunitas dengan orang-orang yang membawa pengaruh positif, kita dapat menjaga hati kita tetap bersih. Bagaimana kita bisa lebih aktif dalam mengolah hati kita agar mampu menghasilkan buah yang baik? Ataukah kita lebih memilih untuk menggunakan ego kita dalam bertindak sehingga kita menjadi sombong dan iri hati yang pada akhirnya merusak diri kita sendiri. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan keadaan hati kita dan bagaimana tindakan kita dapat mencerminkan isi hati tersebut. Mari kita berusaha untuk menjaga hati kita dari hal-hal yang menajiskan dan berkomitmen untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Dengan demikian, kita dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Semoga kita selalu diberdayakan untuk menghasilkan buah yang baik dalam hidup kita.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News