Masa Prapaskah 2025

Panduan Tata Perayaan Ekaristi Minggu Prapaskah IV Minggu 30 Maret 2025 

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAPELA TUAN MA - Mari simak teks panduan tata perayaan ekaristi Minggu 30 Maret 2025. Teks panduan tata perayaan ekaristi lengkap renungan harian katolik.

Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu;  puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah;  biarlah orang-orang yang rendah hati  mendengarnya dan bersukacita. (Refren) 

Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku,  dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. (Refren) 

Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya,  maka mukamu akan berseri-seri,  dan tidak akan malu tersipu-sipu. 
Orang yang tertindas ini berseru,  dan TUHAN mendengar;  
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. (Refren) 

08. BACAAN KEDUA (2Kor. 5:17-21) 

L : Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus  Saudara-saudari, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan 
semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakanakan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. 
Demikianlah Sabda Tuhan.  
U  : Syukur kepada Allah.  

09. BAIT PENGANTAR INJIL (Luk. 15:18) 

P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal 
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal 
P : Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku, dan berkata kepadanya: “Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa.” 
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal 

10. INJIL (Luk. 15:1-3,11-32)  

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Lukas.  Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, 
timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja 
pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabatsahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersamasama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." 
P : Demikianlah Sabda Tuhan.  
U  : Terpujilah Kristus.  

11. RENUNGAN SINGKAT 

Perumpamaan tentang anak yang hilang yang kita dengarkan dalam perayaan hari ini membawa banyak pesan untuk kita, terutama pesan tentang kemurahan hati Tuhan. Tuhan selalu terbuka menanti pertobatan kita. Hal yang menggembirakan bagi Tuhan adalah ketika kita kembali kepada-Nya. Pada kesempatan ini, kita dalami dua sosok dalam kisah ini, yaitu anak pertama dan anak bungsu.  Pertama, anak bungsu. Dalam kisah tadi kita 
dengarkan bahwa anak ini memilih untuk meminta harta warisan untuknya, lalu dia menjualnya dan uangnya ia pakai untuk hidup berfoya-foya, jauh dari keluarga dan dari orangtua. Sayangnya, karena tidak hati-hati dan hanya mengikuti kesenangan pribadi, ia pun jatuh miskin sampai melarat. Ia yang semula berfoya-foya, kini harus mengemis makanan hingga mau makan apa saja, termasuk makanan babi, yang bisa membuat perutnya terisi. Beruntung bahwa ia mau kembali kepada bapanya dan ia pun diselamatkan. Ia hidup kembali. Kita mendapatkan pelajaran yang amat berharga dari anak bungsu ini. Kadangkala kesenangan pribadi kita 
bisa menjauhkan kita dari keluarga di dunia ini dan keluarga di surga. Kesenangan atau keinginan kita yang tidak terkendali bisa menjadi jebakan yang menuntun kita kepada penderitaan, sengsara dan bahkan kematian. Kita diajak untuk melihat kembali kehidupan kita. Apa yang membuat kita makin jauh dari 
Tuhan? Anak-anak muda misalnya, sudah jarang untuk berkumpul berdoa bersama atau mengikuti perayaan Sabda atau Ekaristi. Tanpa disadari, kita sebenarnya menjadi anak bungsu yang tidak memelihara 
kehidupan iman kita. Di masa Prapaskah ini, mari kita benahi hidup kita. Kita evaluasi lagi kebiasaankebiasaan kita yang tidak baik dan kita tinggalkan. Kita tingkatkan kebiasaan-kebiasaan baik yang mendekatkan diri kita kepada Tuhan dan sesama.   Kedua, anak sulung. Ia disebut tetap setia di rumah bersama bapak. Dari pengakuannya, ia tidak pernah melanggar perintah bapaknya. Itu berarti ia adalah anak baik dan bisa diandalkan untuk menjaga keluarga dan orangtuanya, terutama ketika mereka sudah menjadi tua. Sayangnya, ia membenci saudara bungsunya. Ketika ia tahu bahwa bapaknya menerima kembali adik bungsunya, apalagi dengan pesta besar, ia menjadi marah. Ia bahkan tidak mau masuk untuk ikut merayakan kembalinya sang adik. Sang ayah pun harus menemuinya di luar rumah.  Kita juga bisa menjadi anak sulung ketika kita menjadi 
pribadi yang tidak peduli dengan sesama kita. Kita hanya memikirkan diri kita sendiri, sama seperti anak 
sulung itu yang hanya berpikir tentang dirinya. Kita diajak untuk saling memperhatikan satu sama lain. Semua orang adalah saudara kita. Ketika mereka bertobat dari kesalahan mereka, kita dukung mereka untuk hidup lebih baik lagi. Semoga oleh puasa dan refleksi selama masa Prapaskah ini, hati kita pun terbuka terhadap sesama, termasuk terhadap mereka yang kita jengkeli. Mari kita saling mendukung agar hidup kita pun menjadi lebih baik hari demi hari.  

12. HENING SEJENAK 
13. SYAHADAT  

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan 
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku 
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa….. 

14. DOA UMAT  

P : Saudara-saudari terkasih, Allah Bapa menantikan kedatangan kita yang mau kembali kepada-Nya dan menolong kita dalam kesulitan. Maka marilah kita panjatkan doa kepada-Nya.  
P : Bagi pemimpin Gereja. Semoga mereka selalu bersemangat dalam mewartakan kebaikan Allah bagi semua orang agar semakin tergerak hati datang kepada Bapa untuk diperdamaikan dengan
Nya. Marilah kita mohon…. 
P : Bagi pemimpin masyarakat. Semoga melalui sikap dan teladan hidup mereka, terciptalah hubungan yang baik dan saling menghormati di antara warga masyarakat dalam mengupayakan kebaikan bagi semua. Marilah kita mohon…. 
P : Bagi sesama yang miskin. Kita berdoa agar sesama yang miskin harta dan miskin perilaku mampu 
mengalami belas kasih Tuhan melalui kebaikan dan kesabaran sesama sehingga mereka disemangati untuk menata kehidupannya secara lebih baik. 
Marilah kita mohon…. 
P : Bagi kita. Semoga kita lebih banyak berbuat daripada berbicara, dan dalam menyongsong Hari Raya Paskah ini, kita semakin menampakkan sikap belas kasih terhadap sesama. Marilah kita mohon…. 
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.  
[hening sejenak lalu lanjut]. 
P : Allah Bapa mahakudus, dengarkanlah doa kami, dan berilah kami keyakinan bahwa harapan kami akan terpenuhi dalam dan karena Kristus, Tuhan kami. 
U : Amin 

Halaman
1234