Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menaruh komitmen pada tema Pertemuan Pastoral (Perpas) XII Regio Nusra terkait isu migran dan perantauan yang kerap menjadi korban eksploitasi.
Emanuel Laka Lena menyampaikan komitmennya itu dalam Perpas XII Regio Nusra yang dihadiri sembilan uskup, Rabu, 2 Juli 2025 siang di Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
"Pemerintah Provinsi (Pemprov NTT) terus berupaya memperkuat sistem migrasi aman," katanya dalam sambutan di Aula Gedung OMK, Larantuka.
Emanuel menuturkan, pemerintah tidak akan melarang siapa saja yang hendak merantau ke luar daerah atau negara. Akan tetapi, beragam persoalan kerap muncul seperti penipuan dan eksploitasi tenaga kerja.
Baca juga: Pekerja Migran Purna Menganyam di Tenda Perpas XII Nusra di Flores Timur
"Merantau merupakan hak setiap warga untuk memperbaiki kehidupan, namun tak dipungkiri, berbagai persoalan kerap muncul, mulai dari penipuan hingga eksploitasi tenaga kerja," ucap Emanuel.
Dia menekankan tentang pentingnya kehadiran bersama umat sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pembangunan gereja di wilayah Nusa Tenggara.
Gubernur mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersatu dalam menjawab tantangan sosial yang dihadapi masyarakat NTT.
Dia menyoroti pentingnya pembentukan gugus tugas yang melibatkan para tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Gugus tugas ini diharapkan menjadi ujung tombak pengawasan dan pendampingan terhadap calon pekerja migran.
"Mari bersama membangun NTT dengan mengembangkan potensi daerah di berbagai sektor. Di titik ini, Gereja dan pemerintah punya tanggung jawab yang sama besar dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi masa yang akan datang," tuturnya.
Baca juga: Keuskupan Larantuka Tuan Rumah Perpas XII Regio Nusra, Angkat Isu Migran
Perpas XII Regio Nusra berlangsung selama lima hari, 1-5 Juli 2025, melibatkan sembilan uskup yang di antaranya, Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maximus Regus, Uskup Weetebula, Mgr. Edmundus Woga, Uskup Agung Kupang, Mgr Hironimus Pakaenoni, Uskup Denpasar, Mgr Silvester San.
Kemudian Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, dan Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku.
Dalam rangkaian kegiatan itu, para uskup dan peserta membahas isu migran dan perantauan. Flores Timur adalah salah satu daerah di NTT yang menyumbang migran terbesar dengan sederet persoalannya.
Pada realitas melihat masalah ini, para uskup juga memberikan tanggapan serta mendengar shareing dari tiga keuskupan di Malaysia sebagai wilayah tujuan migran, serta Keuskupan Pangkal Pinang sebagai wilayan transit buruh migran. (Cbl)
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News