Pertemuan Pastoral Regio Nusra

Pilu Anak Terlantar di Flotim Setelah Orang Tua Menikah Lagi di Perantauan

Penulis: Paul Kabelen
Editor: Ricko Wawo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERPOSE-Noben da Silva sedang berpose di tenda Kawan Pekerja Migran Flores Timur di Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Mereka hadir dalam Perpas XII Regio Nusra selama lima hari, 1-5 Juli 2025.   

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Banyak anak-anak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang krisis perhatian dan kasih sayang setelah orangtuanya pergi merantau.

Alih-alih demi merubah hidup keluarganya, justru di sana dimulai kehidupan baru dengan menikah lagi. Selain susah memberi nafkah, anak-anak di kampung kerap menjadi korban kekerasan seksual.

Aktivis Kawan Pekerja Migran Flores Timur, Benedikta da Silva, menyoroti fakta tersebut saat ditemui di tenda pameran memeriahkan Perpas XII Regio Gerejawi Nusra di Larantuka, Ibu Kota Flores Timur, Selasa, 1 Juli 2025.

"Tingginya kasus kekerasan seksual di Flores Timur juga salah satunya karena anak-anak kurang diperhatikan. Orang tua merantau dan menikah lagi. Kami temukan fakta seperti ini di lapangan," ujar Noben.

Baca juga: Keluarga Dokter Abraham Taufiq Ingin Tranparansi Dalam Kasus Tabrakan di Kabupaten Kupang 

 

 

Noben beberapa kali menemukan fakta yang sama ketika mendampingi kasus kekerasan dengan korban anak perempuan. Banyak dari mereka hidup tanpa pendampingan orangtua lengkap.

Noben mengapresiasi kegiatan Perpas XII yang melibatkan banyak pihak termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT untuk membahas soal migran dan perantau.

Dengan keikutsertaan dari pelbagai elemen, harap Noben, masalah ikutan dapat diredam termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau human trafficking.

Menurutnya, gereja sungguh menaruh kepedulian terhadap umatnya di tengah kasus TPPO yang marak terjadi di bumi flobamora.

"Saya bangga dengan kepedulian gereja, ini menjadi motivasi untuk kita semua," ucapnya.

Kawan Pekerja Migran Flotim menunjukkan beragam gambar di tenda pameran Perpas XII di depan Rusun Unio, tempat sembilan uskup menginap selama rangkaian kegiatan lima hari ke depan, 1-5 Juli 2025.

Gambar-gambar lewat potongan kertas kecil hingga sedang itu ditempelkan pada dinding tenda. Ada gambar pekerja migran Indonesia jalur ilegal yang berhasil digagalkan. Ada pula yang pulang dengan kondisi tak bernyawa.

"Ini menceritakan tentang aktivitas kami selama ini yang sempat kami dokumentasikan," ujar Noben.

Di Kawan Pekerja Migran Flotim, berdiri sederet tenda pameran UMKM yang diisi para migran purna. Mereka menjajakan banyak hasil karya, di antaranya anyaman daun lontar.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News