Tempat Wisata Flores

Jelajah Pulau Flores, Lembata dan Alor NTT dengan Wisata Budaya hingga Vulkanologi

Penulis: Cristin Adal
Editor: Cristin Adal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DESTINASI WISATA- Kampung Adat Wae Rebo, Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Pulau Flores, Pulau Lembata, dan Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur (NTT) menawarkan sejumlah destinasi wisata alam hingga budaya yang beragam dan memberikan pengalaman wisata yang bermakna bagi setiap wisatawan.

Tiga pulau ini juga memiliki gunung api, paling banyak di Pulau Flores yang hampir tersebar di tiap wilayah. Budaya yang beragam dengan keunikannya, sumber daya alam yang melimpah, tempat rohani, warisan dunia dan pusat konservasi memperkaya pariwisata di NTT dan Indonesia.

Dilansir dari media sosial resmi instagram @bpolbf milik Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyebut teridentifikasi ada 35 daya tarik wisata, 30 desa wisata Floratama, dan 54 titik wisata religi dalam tujuh pola perjalanan tematik.

Adapun tujuh pola perjalanan wisata tematik yang ditawarkan BPOLBF di antaranya,  wisata Vulkanologi, pengalaman kopi, wisata budaya, perjalanan ke situs warisan dunia UNESCO, perjalanan ke masa lalu, perjalanan konservasi, dan perjalanan ziarah. 

 

Baca juga: 8 Tempat Wisata Terpopuler di Manggarai NTT, Ada Pulau Mules hingga Sawah Jaring Laba-laba

 

 

 

 

Berikut destinasi wisata alam di Pulau Flores yang bisa dikunjungi:

1. Nuca Molas atau Pulau Mules

Pulau Mules atau Nuca Molas di Nusa Tenggara Timur memiliki panorama alam yang disebut mirip dengan tempat pada film Jurassic Park.

Topografi tebing bukit sabana, pohon lontar yang tumbuh berjarak, pasir putih dan gradasi laut pulau cantik ini seperti pulau fiksi, Isla Sorna dan Isla Nublar dalam film tersebut.

Snorkeling maupun diving menjelajahi alam bawah lautnya, menapakai bukit yang eksotis, bertemu penyu, melihat kawanan rusa, burung maelo hingga cengkerama dengan masyarakat setempat.

 

Baca juga: Gunung Inerie, Puncak Terindah Pulau Flores di Selatan Kota Bajawa yang Menantang untuk Didaki 

 

2. Wae Rebo

Kampung Adat Wae Rebo disebut salah satu kampung tradisional terindah di Indonesia. Kampung Wae Rebo dikenal dunia sebagai salah destinasi wisata yang memillik rumah adat dan alam yang sangat indah. 

Kampung adat ini berada di ketinggian 1200 mdpl di lembah puncak bukit tepatnya Desa Wisata Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Terdapat tujuh buah rumah adat khas Manggarai yang disebut Mbaru Niang. Arsitektur bangunan yang sangat khas, atap berbentuk kerucut ilalang dan bangunan rumah adat seluruhnya dari kayu.

Rumah-rumah adat ini mengelilingi halaman kampung yang disebut natas dalam bahasa Manggarai. Di tengah halaman atau natas Kampung Wae Rebo ini sebuah mezabah batu atau compang yang usianya juga 1200 tahun sejak Wae Rebo ada.

3. Gunung Inerie 

Gunung Inerie salah satu gunung api di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung stratovolcano ini terletak di wilayah selatan Kota Bajawa, Ibu Kota Kabupaten Ngada. Tepatnya di Kecamatan Aimere. 

Gunung Inerie dikenal sebagai salah destinasi wisata pendakian yang populer di NTT dan Indonesia. Gunung tertinggi di Flores ini memiliki daya pikat bagi para pendaki gunung.

Inerie berada di ketinggian 2.245 meter di atas permukaan laut (mdpl). Puncak gunung ini juga berbentuk kerucut dan tajam, tak heran bila pendakian ke gunung api ini sangat menantang.

4. Puncak Danau Kelimutu

Berburu sunrise di puncak Danau Kelimutu harus menerobos gelap, kabut dan udara dingin yang menusuk kulit. Wisatawan biasanya menginap di tempat terdekat, yaitu Desa Koanara Moni

Keindahan Danau Kelimutu atau yang dikenal dengan danau tiga warna ini tidak diragukan. Pesona sunrise di puncak danaunya juga menjadi primadona wisatawan mancanegara hingga domestik.

Danau ini berada di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar wisatawan berdatangan saat pagi hingga siang hari untuk melihat pesona danau tiga warna ini.

6. Larantuka

Kota Larantuka, di Kabupaten Flores Timur, disebut kota seribu kapel dan menjadi tempat berlangsungnya tradisi Paskah Semana Santa yang berlangsung lima abad.

Prosesi Semana Santa adalah tradisi Paskah yang sudah berjalan lima abad di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Kota di ujung Pulau Flores Timur ini disebut sebagai pusat kerajaan Katolik di Indonesia yang dipengaruhi bangsa Portugis.  

Dalam tradisi Larantuka, serangkaian ritual rohani dan upacara keagamaan ini disebut dengan Semana Sancta (semana = seminggu/sepekan, sancta = kudus) atau dalam tradisi Gereja Katolik disebut dengan pekan suci.

7. Pantai Koka

Pantai Koka di pesisir selatan Kabupaten Sikka, Pulau Flores, kerap dijuluki The Dream Beach atau pantai impian. Pantai Koka yang bersemayam di pesisir selatan ini salah satu pantai terindah di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Keberadaan Pantai Koka bagaikan surga tersembunyi. Pantai ini memiliki bentuk garis pantai yang melengkung. Memiliki pasir putih dan air lautnya hijau tosca. Perpaduan ini membentuk gradisi pantai yang sangat indah.

Terdapat dua sisi pantai yang saling berbeda. Di tepi barat, terbentang pasir putih sepanjang 100 meter sementara di sisi selatan terdapat bentangan pasir putih dengan panjang 200 meter.

 8. Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo

Taman Nasional Komodo adalah salah satu taman nasional pertama Indonesia yang menjadi habitat alami bagi dua satwa kunci utama, biawak Komodo (Varanus komodoensis) dan Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua Sulphurea) bertempatkan di belahan bumi Nusa Tenggara Timur Indonesia.

Taman Nasional Komodo merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya yang secara administrative pemerintahan termasuk dalam wilayah Kabupaten Manggarai Barat.

9. Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Batang

Salah satu dari empat TWA yang berada di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur. 

Pulau Batang merupakan pulau-pulau kecil bagian dari wilayah Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kedua pulau tersebut kemudian ditunjuk sebagai kawasan konservasi dengan fungsi Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata (HSA-W) yaitu Pulau Lapang dan Pulau Batang.

Kawasan TWA Pulau Batang memiliki potensi hutan alam pantai campuran dengan jenis flora antara lain kedondong hutan, santigi, faloak, beringin, kelor, cemara laut, kesambi, ketapang, ampupu, waru laut, dan pohon reo .

10. Kampung Nelayan Lamalera

Kampung Nelayan Lamalera tentu tidak asing lagi terdengar. Lamalera dikenal dengan tradisi berburu paus sejak abad ke 17 di Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, NTT pada bulan Mei.

Di Lamalera, masyarakat mengenal musim tangkap ikan pada bulan Mei, mereka menyebutnya lewa. Pada musim lewa tiba, masyarakat akan menangkap paus, pari, dan lumba-lumba. Masyarakat Lamalera tetap menjaga kelestarian mamalia laut yang langka dengan tidak menangkap paus biru.

Proses penangkapan ikan nelayan Lamalera menggunakan peralatan tradisional. Adapun peralatan melaut yang digunakan yaitu, peledang atau perahu layar tanpa mesin dan tempuling atau tombak bambu yang ujungnya dari besi untuk menikam buruan.

Selain itu, ada tradisi yang masih diwariskan sebelum berburu paus di laut yaitu upacara adat toba nama fata dan misa leva dengan tradisi agama Katolik. Upacara adat dan misa dilakukan untuk meminta restu kepada Tuhan atas musim lewa yang akan tiba.

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News