Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 2 Agustus 2025, Memilih yang Baik dan Menolak yang Bertentangan

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN HARIAN KATOLIK - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo di Kabupaten Nagekeo.Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 2 Agustus 2025. Tema renungan harian katolik memilih yang baik dan menolak yang bertentangan.

Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.

Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya.

Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya.

Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya.

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Yohanes Pembaptis adalah seorang martir yang mengasihi Allah dan kebenaran-Nya lebih dari hidupnya sendiri. la selalu berdiri untuk membela kebenaran dan keadilan. la dihukum mati oleh Herodes Antipas karena telah mengkritik perbuatannya yang tidak bermoral. Ketika mendengar berita tentang Yesus, Herodes mengira Dia adalah Yohanes yang telah hidup kembali dari kematian. Di sini terlihat, Herodes rupanya tidak mampu membebaskan dirinya dari dosa yang telah diperbuat terhadap Yohanes. Inilah konsekuensi yang harus ia terima karena lebih mementingkan ambisi dan kekuasaan daripada mendengarkan suara hati nurani. 

Kematian Yohanes Pembaptis, yang tragis sekaligus mulia ini, adalah harga mahal yang harus dibayar untuk membela kebenaran. Tidak hanya pada zaman Yesus, pada zaman ini juga, tidak sedikit orang yang harus menderita dan bahkan mati secara menyedihkan karena membela kebenaran. Tidak terhitung berapa banyak orang yang dibungkam, hilang atau dibunuh ketika mengkritik ketidakadilan, rasisme, dan kebijakan politik yang kejam. Seperti Yohanes Pembaptis, demi kebaikan bersama dan kebenaran dari Allah, mereka tidak mengenal kompromi meskipun harus mempertaruhkan hidup mereka. Berkaca pada kesaksian Yohanes Pembaptis, kita dapat bertanya, apakah kita berani bersuara bagi mereka yang tidak bersuara dan berdiri demi menegakkan kebenaran? 

Tuhan, berilah kami kekuatan untuk bertobat dan mampukanlah kami untuk memilih yang baik dan menolak yang bertentangan dengan kehendak-Mu. Amin. (Sumber the katolik.com/adiutami.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News