Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM,Charles Abar
TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA- Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada mencatat ada 71 kasus Tuberkulosis (TBC) sejak Januari hingga Juli 2025 berdasarkan hasil skrining menggunakakan Test Cepat Molekuler (TCM).
Kepala Dinas Kesehatan Ngada, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Hilda Cleophas, kepada TribunFlores.Com pada Selasa (12/08/2025), mengatakan, bahaya penyakit menular ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Dia menyebut, TBC itu ada dua jenis yaitu sensitif obat dan resisten obat. Adapun sensitif obat yaitu pasien yang baru kena TBC, sementara kalau resisten obat itu pasien yang pernah kena TB sebelumnya dan terulang.
Upaya memutus mata rantai penyebaran TBC, Dinas Kesehatan kabupaten Ngada melalui petugas yang ada di puskesmas terus melakukan skrining untuk mendeteksi gejala.
Baca juga: Wabup Ngada Resmikan Desa Wogo Pusat Eduekowisata Berbasis Masyarakat Lokal
"Jika ditemukan gejala pada pasien sudah dua minggu mengalami batuk dan demam di malam hari, pihak puskesmas langsung merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan dahak menggunakan TCM. Pemeriksaan itu untuk mengetahui apakah pasien positif TBC atau batuk biasa,"kata Hilda.
Dalam upaya mendeteksi gejala, kata Hilda, banyak pasien yang tidak memberikan dahak untuk diperiksa ke labolatorium.
“Untuk penanganan di Ngada sendiri, kita sudah melakukan skrining. Selama skrining ada kendala seperti masyarakat yang terdeteksi tidak mau memberikan dahak untuk diperiksa,” ungkap Hilda.
Dia menyebut dari 10 program yang dicanangkan Bidang P2P, TBC merupakan salah satu program fokus yang saat ini sedang digencarkan pemerintah pusat hingga kabupaten.
“Untuk TB, masuk dalam program yang lagi digencarkan pemerintah pusat. TBC ini salah satu penyakit menular kalau kita tidak diputus mata rantainya, bisa terkena,” ungkap Hilda.
Baca juga: 27 PTS Jakarta KKN Merajut Nusantara Bersama STIPER Flores Bajawa di Riung Ngada
Untuk Kabupaten Ngada sendiri target penemuan kasus yang ditetapkan oleh pemerintah mencapai 2000 terduga dan 300 penemuan. Hingga saat ini target yang tercapai baru 71 pasien atau presentasi 14 % .
Untuk mencapai target tersebut, Dinas Kesehatan menggunakan dua alat Test Cepat Molekuler (TCM) yang tersedia di RSUD Bajawa dan Puskesmas Wae Pana, Kecamatan Soa.
Namun, keberadaan dua alat ini tidak berjalan maksimal untuk mendorong mencapai target. Selain karena jumlah terbatas, peralatan tersebut sering mengalami kerusakan.
Ia menyebut, keberadaan TCM ini merupakan proses yang sangat penting untuk mengetahui secara pasti diagnosa terhadap pasien yang sudah terdeteksi.
Ia berharap pengadaan alat ini akan segera terpenuhi melalui pengajuan yang diusulkan lewat anggaran perubahan.
“Pihak dinas melalui puskesmas selalu menyediakan obat, masyarakat hanya perlu taat saja, seperti apa batuknya ketika ada yang positif melakukan pembatasan sampai pengobatan selesai hingga sembuh,” tutupnya.(Cha).
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News