Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Hari Ini Kamis 14 Agustus 2025, Tuhanku Penuh Pengampunan 

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan hari ini Kamis 14 Agustus 2025. Tema renungan hari ini Tuhanku penuh pengampunan. 

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

Sebuah kisah nyata. Ada seorang bapak paruh baya, menderita penyakit 
leukimia atau kanker darah dalam masa yang cukup lama. Bapak ini 
divonis oleh dokter bahwa hidupnya hanya akan bertahan hingga dua 
bulan ke depan saja. Berbagai cara sudah diupayakan untuk 
pengobatannya, namun penyakitnya tak kunjung sembuh. Maka atas 
persetujuan dirinya dan keluarga, bapak ini memutuskan untuk cangkok 
sum sum tulang belakang.  

Hari yang ditentukan itu pun tiba. Sebelum menjalani operasi, diadakan 
pemeriksaan terakhir. Ada sesuatu yang aneh  dijumpai oleh tim dokter. 
Mereka tidak menemukan tanda-tanda sakit yang diderita oleh pasien. 
Setelah pengecekan darah dan lain sebagainya, kondisi bapak ini 
ditemukan baik. Ia berangsur pulih dan membaik hanya semalam saja 
dalam hitungan jam. Karena bingung dan tidak percaya, dokter yang 
menanganinya ini bertanya kepadanya, “Apa yang terjadi tadi malam? 

Apa yang bapak telah lakukan? Adakah yang bapak minum sehingga 
bapak bisa berangsur pulih hanya dalam semalam saja?” Bapak itu 
menjawab, “Saya tidak meminum apapun dokter. Yang saya lakukan 
semalam hanyalah mengampuni seseorang yang bersalah kepadaku. Saya menyadari sakit yang paling parah saya derita sebenarnya bukanlah sakit fisik melainkan rasa dendam puluhan tahun yang telah saya pendam. Itulah penyakit terberat saya. Semalam saya 
juga memohon ampun pada Tuhan atas rasa dendam yang selama ini 
saya simpan”. Dokter itu kemudian pergi dan dalam diam ia memuji 
kebesaran Tuhan(RD. Hendrik Palimbo, Toraja).  

Dalam injil Matius 18:21-19:1 hari ini, Yesus mengajar kita untuk 
mengampuni. Petrus bertanya kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali 
aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? 
Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata 
kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali 
tujuh kali” (Mat.18:21-22). Kita tahu angka tujuh dalam pikiran orang 
Yahudi adalah angka yang sempurna. Allah memberkati hari ketujuh dan 
menjadikannya hari Sabat (Kej.2:2-3). Dengan menyebut angka tujuh 
kali dalam mengampuni, Petrus hendak menunjukkan kepada Yesus 
betapa dia sudah murah hati kepada sesama. Tetapi sungguh 
mengagetkan jawaban Yesus. Ia berkata bahwa mengampuni itu bukan 
hanya tujuh kali tetapi tujuh puluh kali tujuh kali. Yesus hendak 
menegaskan kepada Petrus bahwa mengampuni itu bukan sejauh kita 
mampu, tetapi mengampuni itu adalah panggilan hidup sebagai murid 
Yesus.   

Tuhan itu penuh pengampunan. Dalam peristiwa penyaliban, di hadapan 
para prajurit yang memukul, mencambuk, menghina dan menghujat dia. 
Yesus bersabda, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu 
apa yang mereka perbuat” (Luk.23:34). Yesus menunjukkan betapa besar 
kasih-Nya kepada mereka, tetapi mereka belum dapat menyadarinya. 
Cinta dibalas dengan pengkhianatan.

Namun demikian, kasih Yesus tetap kepada umat-Nya. Cinta Yesus ini yang mau kita teladani setiap hari. Kita dipanggil untuk mengampuni dengan penuh sikap rendah hati. Mengapa 
demikian? Sebab mengampuni itu tidak mudah. Mengampuni seseorang 
karena melakukan kekeliruan kecil barangkali masih bisa dengan mudah 
dilakukan. Tetapi apabila seseorang telah melakukan pelanggaran besar 
kepada kita, maka kita akan jauh lebih sulit untuk melakukannya.  

Tidak ada yang sempurna. Tidak ada keluarga yang selalu sempurna; 
tidak ada komunitas yang selalu sempurna. Baik suami-istri, anak, 
pimpinan komunitas dan beserta anggota; pimpinan perusahaan, 
karyawan dan lain sebagainya juga tidak selalu sempurna. Kita semua 
membawa serta dalam diri potensi untuk berbuat baik dan potensi 
berbuat jahat. Pengampunan mengajarkan kepada kita pada tindakan 
kasih yang menyembuhkan baik secara jasmani, mental dan spiritual. 

Rasa dendam justru membuat kita memelihara penyakit psikis akibat 
kemarahan yang terus kita bawa tanpa kita sadari akan menjadi 
bumerang bagi diri kita sendiri. Mengampuni sesama yang bersalah 
kepada kita adalah suatu tindakan menyembuhkan diri sendiri bahkah 
melahirkan kehidupan baru yang membawa rasa gembira dan 
sukacita. Tuhan yang telah mengampuni segala dosa dan kesalahan kita 
mengajak kita untuk menjadi agen penyalur kasih-Nya melalui cara-cara 
kita setiap hari menebarkan kasih melalui pengampunan. Allah itu Kasih, 
Allah itu suka mengampuni. 

Doa:

Ya Allah Bapa yang maha Pengasih dan penyayang, semoga dengan 
kekuatan ilahi-Mu, aku mampu saling mengampuni dan hidup rukun 
sebagai saudara baik dalam keluarga, komunitas, Gereja dan masyarakat. 
Amin. 

Sahabatku yang terkasih. Selamat  Hari Kamis Pekan  Biasa XIX. Salam 
doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan 
Putera dan Roh Kudus...Amin..  (Sumber the katolik.com/adiutami.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News