Meskipun dengan kecanggihan teknologi hari ini , Romo Sil tetap menekankan agar mahasiswa berlatih untuk berpikir mendalam dengan melatih kemampuan analisis. Ia mengharapkan agar Jauhi mental-mental instan dalam melahirkan karya-karya Ilmiah.
Selain itu, ia mendorong mahasiswa untuk mengasah kemampuan berkomunikasi, menulis dan mendengar secara efektif untuk membangun hubungan yang kuat yang membawa dampak positif.
“Kemampuan berpikir itu harus diasah. Kemampuan berbicara yang baik banyak dengar,” ungkapnya.
Selain kecakapan digital, mahasiswa perlu menyadari hakekatnya sebagai agen perubahan dengan kemampuan memecahkan masalah. Mahasiswa harus hadir sebagai solusi bukan sumber masalah.
Mahasiswa sebagai agen perubahan juga didorong untuk berpikir kritis dan memiliki kemampuan memecahkan masalah.
“Berpikir kritis bukan berarti menjadi sumber masalah tetapi menjadi bagian dari solusi atas permasalahan yang ada. Mahasiswa jangan jadi sumber masalah tetapi menjadi solusi, “ imbuhnya.
Adapun perayaan ekaristi Kudus ini berlangsung dengan penuh hikmat. Hal ini sebagai langkah awal dalam mengarungi tahun akademik 2025/2026 bagi mahasiswa baru Stiper Flores Bajawa.
Sesuai dengan tema yang diangkat, Stiper Flores Bajawa diharapkan menjadi mahasiswa tangguh dan berdampak bagi perkembangan pertanian di Indonesia.
Perayaan ini dihadiri oleh para imam, Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhey Ngebu, para pendiri STIPER Flores Bajawa, Mitra BUMN, para Dosen, Mahasiswa dan Pegawai.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News