4. Kerajaan Allah Terbuka untuk Semua, Tapi…
Yesus juga mengingatkan bahwa banyak orang dari Timur dan Barat akan datang dan duduk makan di Kerajaan Allah, sementara sebagian orang yang “merasa” lebih dekat justru tertinggal. Ini pesan yang tajam bagi kita: status, jabatan, atau tradisi tidak menjamin keselamatan. Yang dilihat Allah adalah hati yang rendah, setia, dan penuh kasih.
5. Panggilan untuk Hidup dalam Pertobatan
Pintu yang sempit tidak menutup siapa pun, tetapi mengundang setiap orang untuk masuk melalui jalan pertobatan. Pertobatan sejati berarti mengubah pikiran, hati, dan tindakan kita agar selaras dengan kehendak Allah.
Kita dipanggil untuk meninggalkan egoisme, dendam, dan kemalasan rohani, lalu menghidupi Injil secara nyata — bahkan jika itu sulit dan menuntut pengorbanan.
6. Inspirasi Praktis untuk Hidup “Melalui Pintu yang Sempit”
Doa Harian: Luangkan waktu setiap hari untuk berdoa, meski hanya 10-15 menit dengan sepenuh hati.
Menerima Sakramen: Rutin mengikuti Misa dan pengakuan dosa.
Melawan Egoisme: Membuka hati untuk melayani sesama, bahkan ketika tidak menguntungkan kita.
Puasa dari Distraksi: Batasi waktu di media sosial dan isi waktu dengan hal yang membangun iman.
Mendalami Firman: Membaca Kitab Suci, khususnya Injil hari itu, dan merenungkannya.
7. Penutup: Jangan Menunggu Terlambat
Yesus menegaskan, pintu akan tertutup suatu saat. Kesempatan untuk bertobat adalah sekarang. Kita tidak tahu kapan akhir hidup kita atau kedatangan Tuhan. Mari kita mulai berjalan melalui pintu yang sempit hari ini, agar kelak kita diundang untuk duduk bersama-Nya di perjamuan abadi.
Doa Penutup:
Tuhan Yesus, tuntunlah aku untuk setia mengikuti-Mu melalui pintu yang sempit. Jauhkan aku dari godaan dunia yang menjauhkan dari-Mu. Jadikan hatiku rendah, sabar, dan penuh kasih, agar kelak aku boleh masuk dalam perjamuan-Mu di surga. Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News