Berita Atambua
Langkah Iman di Jalan Kota: Kisah di Balik Prosesi Tri Harta Atambua, NTT
Prosesi ini juga menjadi sarana bagi umat untuk semakin mencintai dan menghayati iman mereka di Atambua NTT.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
TRIBUNFLORES.COM, ATAMBUA- Selasa (7/10/2025) sore, Ribuan umat Paroki Katedral Santa Maria Immaculata Atambua memadati gereja, siap mengikuti Prosesi Tri Harta Iman tahun 2025, tradisi tahunan yang kini memasuki tahun ke-37.
Kegiatan dimulai pukul 15.00 Wita, diawali dengan ibadat di dalam Gereja Katedral sebelum umat bergerak menuju empat stasi perhentian yang sudah ditentukan.
Suasana prosesi begitu khidmat. Di setiap perjalanan dan stasi yang sudah ditentukan, umat sama-sama bedoa, nyanyi lagu rohani dan umat tampak fokus merenungkan tema prosesi yakni “Allah adalah Sumber Pembaruan Hidup.”
Baca juga: Umat Ikut Misa Pembukaan Bulan Rosario di Paroki St Maria Mater Dolorosa Soe
Empat stasi membawa subtema yang menjadi permenungan bagi umat. Pertama, Allah Sumber Pembaruan Relasi dengan Diri. Kedua, Allah Sumber Pembaruan Relasi dengan Sesama. Ketiga, Allah Sumber Pembaruan Relasi dalam Keluarga dan keempat, pembaruan Relasi dengan Allah sendiri.
Pantauan Pos Kupang, juga sebagian umat menyiapkan altar kecil di depan rumah, lengkap dengan lilin, bunga, dan patung Bunda Maria, sebagai bentuk partisipasi dan penghormatan meski tidak ikut langsung dalam prosesi.
Romo Kris Fallo, Pr, Pastor Paroki Katedral Atambua, menjelaskan Prosesi Tri Harta Iman merupakan tradisi sakral yang memperingati tiga elemen penting dalam iman Katolik: Kitab Suci, Sakramen Mahakudus, dan Patung Bunda Maria.
“Ketiga harta ini adalah simbol kehadiran Tuhan yang tidak terpisahkan. Prosesi ini juga menjadi sarana bagi umat untuk semakin mencintai dan menghayati iman mereka,” ujar Romo Kris.
Bagi banyak umat, prosesi ini lebih dari sekadar ritual tahunan. Romoualdus Kolo, umat yang rutin mengikuti prosesi, mengungkapkan, “Setiap kali mengikuti prosesi ini, saya merasakan kedamaian dan kekuatan dalam doa, ini mengingatkan saya untuk memperbaiki hubungan dengan diri sendiri, keluarga, sesama dan yang terpenting, dengan Tuhan," ujarnya.
Salah satu hal yang membuat prosesi tahun ini istimewa adalah waktunya yang bertepatan dengan Bulan Rosario di bulan Oktober.
Umat tampak khusyuk memanjatkan doa, memegang rosario, dan menyanyikan lagu-lagu pujian. Anak-anak, pemuda, dan orang dewasa berjalan bersama, melintasi jalan-jalan dalam kota Atambua yang telah ditentukan.
Romo Kris berharap prosesi ini tidak hanya menjadi simbol tahunan, tetapi juga sarana penguatan iman sehari-hari bagi umat, terutama bagi generasi muda.
“Saya mengajak seluruh umat, khususnya para pemuda, untuk menimba kekuatan dari sabda Allah dan teladan Bunda Maria, sehingga iman kita semakin mendalam dan hidup dalam keluarga dan lingkungan masing-masing,” pesan Romo Kris.
Helen salah satu OMK, mengatakan "Prosesi ini membuat saya sadar betapa pentingnya menjaga hubungan dengan Tuhan, keluarga, dan sesama. Nyanyian dan doa sepanjang jalan membuat hati saya damai," tuturnya.
“Tri Harta Iman juga bukan hanya tradisi, tapi juga pengingat bagi kita semua untuk memperkuat iman di rumah, sesama dan juga Tuhan, serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," tutupnya. (gus)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.