ANBK di Flores Timur

Cari Jaringan, Siswa SDK Riangbaring di Flores Timur NTT Lewati Jalan Ekstrim 5 Km demi ANBK

Tak berhenti di situ, jika lampu PLN padam, maka proses penting yang mereka lakukan akan sia-sia. Sebab jaringan juga beroperasi menggunakan listrik

|
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
IKUT ANBK-Siswa SDK Riangbaring sedang mengikuti ANBK di rumah gurunya di Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (23/09/25). 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Siswa Sekolah Dasar Katolik (SDK) Riangaring, Desa Riangbaring, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT, harus mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di luar sekolah lantaran ketiadaan jaringan internet.

Dalam keadaan itu, mereka terpaksa mencari signal ke rumah gurunya yang berada di Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang. Jalan yang mereka lalui cukup ekstrim sejauh 5 kilometer untuk sampai ke Waiula, Selasa (23/09/25).

Para siswa bersama gurunya, Maria Besi Uran, pemilik rumah itu, menyalakan laptop di teras rumah. Signal cukup baik lantaran ada sebuah tower berdiri tak jauh dari rumah tersebut.

Tak berhenti di situ, jika lampu PLN padam, maka proses penting yang mereka lakukan akan sia-sia. Sebab jaringan juga beroperasi menggunakan listrik sebagai sumber energi.

 

 

 

Jaga Keandalan Energi Listrik, PLN Perbaiki Titik Kritis Jaringan Transmisi Flores

 

 

 

 

 

 

Perjuangan siswa dan guru di pelosok daerah, di bawah lembah Gunung Lewotobi Laki-laki ini menjadi potret nyata soal ketimpangan sarana penunjang pendidikan jauh dengan hiruk pikuk kota yang megah dengan tower bersignal dan aspal hotmix.

Kepala SDK Riangbaring, Bernardus Vinsensius Besenti Kolin, mengatakan ada 15 siswa kelas V yang mengikuti ANBK sejak Senin (22/09/25) dan Selasa (23/09/25). 

Kolin menuturkan, transportasi dan konsumsi mendapat dukungan dari orangtua. Jika ANBK dipaksakan di Riangbaring, maka beresiko tak terhubung atau putus koneksi.

Desa Riangbaring hanya menangkap sisa-sisa jaringan dari Pulau Solor, dan sedikit dari Kota Larantuka, Ibu Kota Flores Timur, itu pun jika berada di titik tertentu.

"Kalau dipaksakan maka kami tidak dapat nilai ANBK. Server pusat tidak bisa menunda jadwal, jaringan seperti ini bisa-bisa kami tidak terbaca di pusat," katanya kepada wartawan.

Sekian lamanya, kata Kolin, sekolah-sekolah di pelosok Ile Bura dan Wulanggitang dihadapkan dengan masalah jaringan, sementara kegiatan belajar dan mengajar membutuhkan signal itu sendiri.

Pihak sekolah juga dibayangi dengan risiko saat membawa siswa mencari signal. Kondisi jalan sangat tak memungkinkan. Aspal rusak, tikungan tajam, hingga dakian curam.

"Kami berharap Pemerintah memperhatikan nasib pendidikan anak-anak di pelosok daerah, tolong bantu kami tower atau sarana-sarana sejenisnya yang memadai," harapnya. (cbl)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved