Injil Katolik

Bacaan Injil Katolik Rabu 8 Oktober 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

Mari simak bacaan Injil Katolik Rabu 8 Oktober 2025. Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
KAPELA TUAN MA - Mari simak bacaan Injil Katolik Rabu 8 Oktober 2025. Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak bacaan Injil Katolik Rabu 8 Oktober 2025.

Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik.

Rabu 8 Oktober 2025 merupakan hari Rabu Biasa XXVII, Simeon, Tokoh Israel Sejati, Santo Sergius dan Bakhus, Martir dengan warna liturgi hijau.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Rabu 8 Oktober 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Rabu 8 Oktober 2025, Hari Biasa Pekan XXVII

 

Bacaan Pertama: Yun 4:1-11

Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?

Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihi kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku! Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 

Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. 

Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 

Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” 

Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang kepada pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! 

Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri!”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 86:3-6.9-10

Ref: Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.

Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!

Bait Pengantar Injil: Rom 8:15 

Kalian akan menerima Roh Roh pengangkatan menjadikan anak; dalam Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya Bapa.’

Bacaan Injil: Luk 11:1-4

Tuhan, ajarlah kami berdoa.

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya. 

“Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Doa Bapa Kami: Sekolah Kehidupan Rohani

Hari ini Injil Lukas 11:1-4 menampilkan salah satu momen paling indah dalam kehidupan para murid: mereka meminta Yesus mengajar mereka berdoa. Permintaan sederhana ini membuka ruang bagi Yesus untuk memberikan doa yang menjadi pusat kehidupan iman kita hingga hari ini: Doa Bapa Kami.

Doa ini bukan hanya serangkaian kata indah yang kita ucapkan setiap kali misa, rosario, atau doa pribadi. Doa ini adalah peta jalan rohani—sebuah sekolah kehidupan Kristen yang menuntun kita untuk memahami siapa Allah, siapa kita, dan bagaimana kita hidup dalam dunia ini.

1. Doa: Napas Jiwa

Para murid melihat Yesus berdoa. Mereka menyadari betapa doa menjadi pusat hidup-Nya. Doa bukan rutinitas kosong, tetapi napas jiwa. Tanpa doa, iman akan cepat kering. Yesus mengajarkan kita bahwa doa adalah relasi, bukan sekadar permintaan. Kita bukan sedang berbicara dengan langit kosong, tetapi dengan Bapa yang hidup, yang mencintai kita.

2. "Bapa": Allah yang Dekat

Yesus membuka doa itu dengan kata sederhana: “Bapa”. Bagi orang Yahudi, menyebut Allah sebagai Bapa adalah sesuatu yang radikal. Ini bukan sekadar gelar, melainkan sebuah relasi penuh keintiman. Kita diajak untuk datang kepada Allah bukan dengan rasa takut, tetapi dengan kasih seorang anak kepada ayahnya.

Saat kita mengucapkan “Bapa Kami”, kita diingatkan bahwa kita tidak sendirian. Allah adalah Bapa, dan kita adalah anak-anak-Nya. Kita juga diingatkan akan persaudaraan: bukan hanya Bapaku, tetapi Bapa Kami.

3. Tiga Permohonan untuk Allah

Doa Bapa Kami dimulai dengan tiga permohonan yang berfokus pada Allah:

⦁    Dikuduskanlah nama-Mu: Hidup kita dipanggil untuk memuliakan Allah.

⦁    Datanglah Kerajaan-Mu: Kita menantikan dunia baru yang penuh kasih dan keadilan.

⦁    Jadilah kehendak-Mu (dalam versi Lukas lebih singkat, tapi maknanya tetap): Hidup kita diarahkan untuk tunduk pada rencana Allah, bukan sekadar ambisi pribadi.

Doa ini melatih kita untuk menempatkan Allah di pusat, bukan diri sendiri.

4. Tiga Permohonan untuk Kebutuhan Kita

Kemudian Yesus mengajarkan permohonan bagi kebutuhan kita:

⦁    Berilah kami rezeki pada hari ini: Tuhan peduli pada kebutuhan sehari-hari kita. Kita belajar mengandalkan-Nya setiap hari, bukan hanya saat darurat.

⦁    Ampunilah dosa kami, sebab kamipun mengampuni: Hidup Kristen tak bisa dipisahkan dari pengampunan. Kita diampuni untuk mengampuni.

⦁    Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan: Kita lemah, dan kita memohon perlindungan dari godaan yang menjauhkan kita dari Allah.

5. Doa sebagai Jalan Hidup

Doa Bapa Kami adalah doa singkat, tetapi padat. Doa ini menuntun kita pada keseimbangan: mengasihi Allah dan mengasihi sesama, menerima rahmat dan memberi pengampunan, mengandalkan Tuhan dan berjaga melawan pencobaan.

Renungan Katolik hari ini mengajak kita untuk tidak hanya mengucapkan doa ini secara otomatis, tetapi merenungkannya dengan hati. Setiap kata memiliki daya rohani yang mengubah kita.Patung Santo Santa

6. Hidup Seperti Doa yang Kita Ucapkan

Mengucapkan Doa Bapa Kami berarti berkomitmen untuk hidup sesuai dengan isinya. Jika kita berdoa “ampunilah kami”, maka kita pun harus siap mengampuni. Jika kita berdoa “datanglah Kerajaan-Mu”, maka kita pun harus membangun kerajaan kasih di tengah dunia.

Doa ini bukan hanya kata-kata; ini adalah gaya hidup.

Pesan Rohani

Hari ini, mari kita merenungkan Doa Bapa Kami dengan lebih dalam. Saat mengucapkannya, biarlah hati kita ikut terlibat, bukan hanya bibir kita. Doa ini adalah warisan iman, sumber kekuatan, dan jalan menuju kekudusan.

Doa Bapa Kami adalah undangan untuk membangun relasi intim dengan Allah sebagai Bapa dan hidup sebagai anak-anak-Nya yang penuh kasih. (Sumber iman katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved