Breaking News

Santo dan Santa

Santo Carlo Acutis, Teladan bagi Kaum Muda

Santo Carlo Acutis menunjukkan bahwa kekudusan bukan hanya milik para imam atau biarawan/biarawati, tetapi dapat dijalani siapa pun

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-VATIKAN MEDIA
ORANG KUDUS- Santo Carlo Acutis. 

TRIBUNFLORES.COM- Pada tanggal 12 Oktober setiap tahunya, Gereja Katolik Roma memperingati pesta Santo Carlo Acutis.

Melalui hidupnya, ia menunjukkan bahwa kekudusan bukan hanya milik para imam atau biarawan/biarawati, tetapi dapat dijalani oleh siapa pun bahkan di sekolah, dalam keluarga, atau di depan layar komputer. 

Ia mampu berbicara tentang Allah kepada teman-temannya dengan bahasa teknologi, semangat, dan persahabatan. Konsistensinya antara iman dan kehidupan sehari-hari, kerelaannya untuk berbuat baik, serta imannya yang berakar kuat pada Ekaristi dan Bunda Maria menjadikannya teladan bagi kaum muda di zaman ini.

Carlo Acutis, seorang pemuda keturunan Italia, lahir pada 3 Mei 1991 di London dari pasangan Andrea Acutis dan Antonia Salzano. Ia menghabiskan bulan-bulan pertama hidupnya di ibu kota Inggris, tempat ia dibaptis pada 18 Mei di Paroki Our Lady of Dolours. 

 

Baca juga: Peringatan Santo Hari Ini, Senin 6 Oktober 2025: Santo Bruno, Pendiri Ordo Kartusian

 

 

Saat usianya baru beberapa bulan, keluarganya kembali ke Milan. Sejak kecil, Carlo menunjukkan kecerdasan yang cemerlang dan kegembiraan yang menular ketika bersekolah — pertama di lembaga pendidikan swasta, kemudian di sekolah yang dikelola oleh Suster Marcelline, yang lebih dekat dengan rumahnya.

Kehidupan rohaninya mengambil arah yang jelas dan tegas sejak usia dini. Pada usia tujuh tahun, dengan izin khusus, ia menerima Komuni Pertama di biara tertutup Bernaga di Perego — sebuah peristiwa yang sangat membekas dalam hidupnya. Sejak saat itu, Ekaristi menjadi jantung kehidupannya. Ia menghadiri misa setiap hari, dan bila tidak memungkinkan, ia melakukan komuni batin. Ia sering berkata:

“Ekaristi adalah jalan tol saya menuju surga.”

Pada tahun 2003, ia menerima Sakramen Krisma di gereja Santa Maria Segreta di Milan. Ia bersekolah di Institut Leone XIII, sekolah menengah klasik yang dikelola oleh Yesuit, di mana ia dikenal bukan hanya karena kecerdasannya, tetapi juga karena kemurahan hati dan kepeduliannya. Meski sibuk dengan kegiatan sekolah, ia masih meluangkan waktu untuk mengajar katekismus bagi anak-anak paroki, membantu mengelola situs web komunitas, dan mengorganisir kegiatan sukarela.

 

Baca juga: Doa Katolik Melalui Perantaraan Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

 

Figur Santo Fransiskus dari Assisi sangat memengaruhi spiritualitasnya. Liburan keluarga di Assisi bukan sekadar waktu rekreasi, melainkan juga momen pertumbuhan batin yang mendalam. Di sanalah Carlo memperdalam cintanya pada ciptaan, kerendahan hati, dan pelayanan kepada kaum miskin. Tanpa mencari perhatian, ia sering membantu orang miskin, pendatang, dan tunawisma — bahkan memberikan uang sakunya untuk mereka.

Bunda Maria menempati tempat istimewa di hatinya. Ia mendaraskan Rosario setiap hari, mengabdikan diri pada Hati Tak Bernoda Maria, dan menggunakan keahliannya di komputer untuk membuat desain digital guna menyebarkan devosi kepada Bunda Maria. Imannya nyata, tampak dalam pilihan-pilihan hidup yang konsisten, rendah hati, dan penuh pelayanan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved