Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Ini Selasa 21 Oktober 2025, Menjaga Pelita Iman Tetap Menyala 

Mari simak renungan Katolik hari ini Selasa 21 Oktober 2025. Tema renungan Katolik hari ini menjaga pelita iman tetap menyala.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD. Mari simak renungan Katolik hari ini Selasa 21 Oktober 2025. Tema renungan Katolik hari ini menjaga pelita iman tetap menyala. 

Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilahkan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

Di pegunungan Peru, Amerika Selatan, ketika malam tiba dan dingin mulai 
meresap, para petani Quechua bersiap menjaga ladang mereka dengan penuh 
kewaspadaan. Mereka tahu bahwa malam bukanlah waktu untuk lalai, tetapi 
saat yang menuntut perhatian lebih. Dengan api unggun yang menyala, mereka 
tetap terjaga, menyadari bahwa keberhasilan panen mereka bergantung pada 
kesiapan untuk menghadapi apa pun yang  
mungkin terjadi.

Dalam kesederhanaan kehidupan mereka, para petani ini mengajarkan kepada kita 
tentang pentingnya kesiapsiagaan, yang juga diungkapkan oleh Yesus dalam 
Injil hari ini. 

Yesus mengatakan: ―Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap 
menyala. (Luk 12:35). Pelita menggambarkan jiwa kita dan minyak adalah 
iman, pengharapan, dan kasih yang membuat jiwa kita dapat terus hidup. Tuhan 
ingin agar kita terus berjaga-jaga dengan selalu hidup dalam hadirat Tuhan dan 
mengisi `minyak` dalam pelita kita agar tetap menyala. Pinggang yang terikat 
juga mengandung pesan untuk berjaga-jaga, khususnya melalui penguasaan 
diri. Orang melepas ikat pinggangnya, jika ia hendak istirahat atau tidur, dan 
tidak lagi terjaga. Jubah yang tidak berikat pinggang akan kendor, ke sana 
kemari, dan tidak rapi. Itulah gambaran jiwa yang tanpa penguasaan diri. Tidak 
selamanya perjalanan hidup kita aman-aman saja. Pasti ada saat-saat sulit di 
mana kita bisa jatuh. Maka, kita harus terus berjaga-jaga dan selalu hidup di 
hadirat Tuhan. 

Yesus mengajak kita untuk berjaga-jaga seperti hamba yang menunggu tuannya 
pulang dari pesta pernikahan, dengan pinggang tetap berikat dan pelita tetap 
menyala. Ini bukan hanya tentang kesiapsiagaan fisik, tetapi juga tentang 
menjaga hati dan pikiran kita selalu terbuka dan waspada terhadap kehadiran 
Tuhan di setiap momen. Dalam keadaan ini, kita diundang untuk melihat bahwa 
kehidupan bukanlah serangkaian tugas yang terpisah-pisah, tetapi sebuah 
kesatuan di mana kita selalu dipanggil untuk berada dalam keadaan siaga 
rohani. 

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita terjebak dalam rutinitas dan 
kesibukan hingga melupakan panggilan untuk selalu berjaga. Namun, sama 
seperti para petani Quechua yang menyadari pentingnya menjaga api unggun 
tetap menyala, kita pun diajak untuk menjaga api iman kita tetap berkobar. Ini 
bukan hanya soal menunggu kedatangan Tuhan di akhir zaman, tetapi juga 
tentang menyadari bahwa Tuhan bisa hadir kapan saja, di setiap detik 
kehidupan kita. Dengan kesadaran ini, setiap tindakan dan pikiran kita bisa 
menjadi tempat perjumpaan dengan Tuhan. 

Kesiapsiagaan spiritual ini menuntut kita untuk senantiasa terhubung dengan 
sumber kehidupan yang sejati. Sama seperti petani yang tak pernah 
memandang malam sebagai ancaman, tetapi sebagai kesempatan untuk lebih 
dekat dengan alam dan komunitas mereka, kita juga diajak untuk melihat setiap 
momen dalam hidup sebagai bagian dari perjalanan menuju persatuan dengan 
Tuhan. Ketika kita berjaga dalam doa dan refleksi, kita tidak hanya menjaga diri 
dari godaan dunia, tetapi juga membuka diri kita terhadap kehadiran Ilahi yang 
selalu ada di sekeliling kita, meskipun sering kali tak terlihat. 

Dalam budaya Quechua, malam tidak hanya dimaknai sebagai waktu untuk 
beristirahat, tetapi juga saat untuk refleksi dan kontemplasi. Mereka percaya 
bahwa dalam keheningan malam, terdapat kebijaksanaan yang hanya bisa 
ditemukan ketika kita berhenti sejenak dan mendengarkan. Dalam hal ini, kita 
diingatkan bahwa berjaga-jaga bukanlah tindakan yang pasif, tetapi aktif sebuah 
panggilan untuk selalu sadar dan siap menyambut apa pun yang datang dengan 
hati yang terbuka dan damai. 

Injil hari ini, mengajarkan kita bahwa kesiapsiagaan adalah jalan untuk 
menemukan kesatuan yang lebih dalam dengan Tuhan. Ketika kita menjaga 
pelita iman kita tetap menyala, dan hati kita tetap terjaga, kita menyadari 
bahwa tidak ada momen dalam hidup yang terlepas dari kehadiran-Nya. Seperti 
para petani Quechua yang menjaga api unggun di malam hari, kita pun diajak 
untuk menjaga api spiritual kita tetap menyala, siap untuk menyambut Tuhan 
dalam setiap detik kehidupan kita—baik dalam terang maupun dalam kegelapan. 
Tantangan Zaman Ini. Hidup modern membuat kita mudah terlena: sibuk 
mengejar karier, hiburan, atau materi, hingga lupa berjaga dalam iman. Yesus 
mengingatkan agar kita tidak hidup seperti orang yang tertidur, tetapi selalu 
sadar bahwa hidup kita adalah perjalanan menuju kekekalan. 

Hidup yang berjaga adalah hidup yang setia, siap menyambut Tuhan kapan pun 
Ia datang. Mari kita belajar menjaga pelita iman tetap menyala dengan doa, 
sakramen, dan perbuatan kasih. 

Doa:

Tuhan Yesus, ajarlah aku untuk selalu berjaga-jaga dalam iman. Semoga pelita 
hidupku tetap menyala, agar ketika Engkau datang, Engkau menemukanku setia 
di hadapan-Mu. Amin. 

Sahabatku yang terkasih, Selamat hari Selasa. Selamat beraktivitas. Salam doa 
dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa 
dan Putera dan Roh Kudus....Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved