Renunga Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Senin 3 November 2025, Mendapat Balasannya pada Hari Kebangkitan
Mari simak renungan harian Katolik Senin 3 November 2025. Tema renungan harian Katolik mendapat balasannya pada hari kebangkitan.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Ringkasan Berita:
- Allah tetap setia pada janji dan kasih karunia-Nya, meskipun manusia sering tidak taat. Semua yang kita miliki berasal dari-Nya dan harus kembali untuk kemuliaan-Nya.
- Yesus mengajarkan untuk berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan. Kasih sejati diwujudkan ketika kita menolong mereka yang tidak dapat membalas kebaikan kita.
- Setiap kebaikan yang dilakukan dengan tulus tidak akan sia-sia. Upah sejati datang dari Allah sendiri, dan akan kita terima pada hari kebangkitan orang benar.
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Senin 3 November 2025.
Tema renungan harian Katolik mendapat balasannya pada hari kebangkitan.
Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari Senin Biasa XXXI, Perayaan fakultatif Santo Martinus de Porrez, Pengaku Iman, Santo Hubertus, Pengaku Iman, Santo Malakios dari Armagh, Pengaku Iman dengan warna liturgi hijau.
Adapun bacaan liturgi Katolik hari Senin 3 November 2025 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 3 November 2025, Saling Mengasihi
Bacaan Pertama : Rm. 11:29-36
Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,
demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.
Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan : Mzm. 69:30-31,33-34,36-37
Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur; pada pemandangan Allah itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah.
Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan.
Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya.
anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.
Bait Pengantar Injil : Yohanes 8:31b-32
Ref. Alelluya.
Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.
Bacaan Injil : Lukas 14:12-14
Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat.
Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu,
atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta.
Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
“Mendapat balasannya pada hari kebangkitan”
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Salam sejahtera untuk kita semua. Permenungan dari bacaan hari ini, kita dihadapkan pada dua pesan penting yang saling melengkapi: kasih karunia Allah yang tidak dapat ditarik kembali dan panggilan untuk mengasihi tanpa mengharapkan balasan. Tema "Mendapat balasannya pada hari kebangkitan" mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat hidup dalam kasih karunia Allah dan bagaimana kita dapat mengarahkan tindakan kita kepada kemuliaan-Nya dan kesejahteraan sesama, dengan harapan akan upah yang kekal.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Dari bacaan pertama (Roma 11:29-36), Paulus merenungkan tentang kasih karunia Allah kepada Israel. Ia menyatakan bahwa Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Meskipun Israel telah menjadi tidak taat, Allah tetap setia pada janji-Nya. Paulus juga menjelaskan bahwa Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan belas kasihan-Nya kepada mereka semua. Paulus menyimpulkan dengan pujian kepada Allah, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselami keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselidiki jalan-jalan-Nya! ... Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya! Amin." Ini menunjukkan bahwa kasih karunia Allah adalah kekal dan tidak bergantung pada kelayakan kita, dan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah untuk kemuliaan-Nya. Dalam Injil Lukas 14:12-14, Yesus memberikan ajaran tentang bagaimana kita seharusnya mengundang orang ke pesta kita. Ia berkata, "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetangga yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau dan dengan demikian engkau mendapat balasanmu. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasan pada hari kebangkitan orang-orang benar." Yesus menekankan bahwa kita tidak boleh mengharapkan balasan dari orang-orang yang kita undang ke pesta kita. Sebaliknya, kita harus mengundang orang-orang yang tidak mampu membalas kebaikan kita, karena upah kita akan besar di surga. Ini menunjukkan bahwa kasih sejati adalah kasih yang tanpa syarat dan bahwa kita harus melayani dengan motivasi yang benar, yaitu untuk memuliakan Allah dan mengasihi sesama. Point refleksi kita adalah Kasih Karunia: Apakah kita menghargai kasih karunia Allah yang telah menyelamatkan kita? Apakah kita hidup dalam syukur atas anugerah yang telah kita terima? Kemurahan Hati: Apakah kita murah hati kepada orang-orang yang membutuhkan, bahkan mereka yang tidak mampu membalas kebaikan kita? Apakah kita mengasihi tanpa syarat, seperti Allah telah mengasihi kita? Motivasi: Apakah kita melakukan perbuatan baik dengan motivasi yang benar, yaitu untuk memuliakan Allah dan melayani sesama, ataukah kita mengharapkan pujian atau keuntungan pribadi?
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: pada hari ini, marilah kita merenungkan panggilan untuk hidup dalam kasih karunia Allah dan untuk mengasihi sesama dengan tulus. Kedua, semoga kita diberi hikmat untuk mengenali kehendak-Nya dalam hidup kita dan kekuatan untuk melaksanakannya. Ketiga, mari kita berdoa agar kita selalu terbuka untuk menerima kasih dan kebenaran-Nya, serta menjadi saksi yang hidup bagi-Nya di dunia ini. (Sumber the katolik.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Br-Pio-Hayon-SVD.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.