Injil Katolik

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 4 November 2025 dan Renungan Harian Katolik

Mari simak bacaan injil katolik hari ini Selasa 4 November 2025. Bacaan injil katolik hari ini lengkap renungan harian Katolik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Gereja Katedral Ruteng di Manggarai Flores.Mari simak bacaan injil katolik hari ini Selasa 4 November 2025. Bacaan injil katolik hari ini lengkap renungan harian Katolik. 

Yesus menunjukkan bahwa bahaya terbesar bukanlah dosa besar,

melainkan hati yang terlalu penuh oleh hal-hal duniawi hingga tak lagi punya ruang untuk Allah.

Berapa kali kita berkata:

“Nanti saja berdoa, Tuhan pasti mengerti.”

“Aku belum sempat ke Misa, pekerjaanku menumpuk.”

Tanpa sadar, kita menolak undangan Tuhan — bukan dengan kata, tetapi dengan pilihan hidup.

Kita membiarkan berkat lewat begitu saja, karena hati lebih terikat pada hal dunia.

3. Tuhan Tidak Pernah Kehilangan Tamu

Ketika orang-orang yang pertama menolak, tuan rumah berkata:

“Pergilah ke jalan-jalan dan lorong-lorong kota dan bawa kemari orang miskin, orang cacat, orang buta, dan orang lumpuh.” (Luk 14:21)
Inilah kabar gembira: kasih Allah tidak berhenti hanya karena manusia menolak.

Tuhan mencari mereka yang mau datang, sekecil apa pun mereka di mata dunia.

Mereka yang tersisih justru menjadi tamu kehormatan di meja Tuhan.

Kerajaan Allah bukan untuk yang sempurna, tapi untuk yang mau datang.

4. Undangan yang Sama untuk Kita

Injil ini bukan hanya kisah masa lalu.

Setiap hari, Tuhan masih mengundang kita: melalui sabda-Nya,
melalui sesama yang membutuhkan,
melalui perayaan Ekaristi,
bahkan melalui kejadian sehari-hari.
Pertanyaannya: apakah kita datang, atau menolak dengan alasan-alasan kecil yang tampak masuk akal?

Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, hanya kesiapan hati.

Yang dibutuhkan hanyalah satu hal: kesediaan untuk hadir di hadapan kasih-Nya.

5. Bahaya “Alasan Rohani”

Kadang penolakan terhadap Tuhan justru disamarkan dengan alasan yang tampak baik.

Kita merasa sudah cukup berdoa, sudah cukup berbuat baik-padahal hati kita sudah tidak lagi terbuka.

Yesus menegur sikap rohani yang hanya formalitas, tanpa keintiman.

Undangan Tuhan bukan sekadar ke gereja, tetapi masuk ke dalam relasi pribadi dengan Dia yang mengasihi tanpa batas.

6. Kasih yang Ingin Dirayakan

Perjamuan dalam Injil selalu menjadi simbol sukacita surgawi.

Tuhan ingin kita mengalami kebahagiaan sejati bukan dari kesuksesan, tapi dari duduk bersama-Nya di meja kasih.

Setiap Misa adalah cicipan dari perjamuan itu.

Setiap kali kita menerima Komuni Kudus, kita sebenarnya sedang menjawab undangan Sang Raja:

“Datanglah, semua sudah tersedia.”

7. Refleksi Hidup

Mari bertanya pada diri sendiri:

Apakah aku masih sibuk hingga lupa menghadiri undangan Tuhan?
Siapa “orang miskin” yang Tuhan kirim untuk mengingatkanku tentang kasih-Nya?
Sudahkah aku menanggapi undangan Tuhan dengan hati yang siap?
Tuhan tak pernah berhenti mengundang.

Yang Ia tunggu hanyalah jawaban: “Ya, Tuhan, aku datang.”

8. Doa Renungan

Ya Tuhan, sering kali aku menolak undangan-Mu tanpa sadar, karena sibuk dengan urusanku sendiri.

Lunakkanlah hatiku, agar aku selalu siap datang ke hadapan-Mu, menikmati kasih-Mu yang tak berkesudahan.

Amin.

9. Penutup

Yesus tidak sekadar bercerita tentang perjamuan;

Ia sedang mengundangmu secara pribadi hari ini.

Apakah engkau akan datang?

Ingatlah, setiap “ya” kecil yang kau ucapkan kepada Tuhan adalah langkah menuju sukacita kekal di Kerajaan Surga. (Sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved