Bacaan Injil Katolik

Bacaan Injil Katolik Rabu 5 Oktober 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

Mari simak bacaan Injil Katolik Rabu 5 Oktober 2025. Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA KATOLIK MATALOKO - Gereja Paroki Roh Kudus Mataloko di Ngada, Flores, Bajawa, NTT, 2025.Mari simak bacaan Injil Katolik Rabu 5 Oktober 2025. Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik. 

Yesus ingin para pengikut-Nya tahu bahwa menjadi murid bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan komitmen total untuk hidup dalam kasih dan kebenaran, meski harus berkorban.

2. Salib Bukan Simbol Penderitaan Semata

Dalam budaya zaman itu, salib adalah lambang hukuman dan kematian.

Yesus membalik maknanya menjadi simbol cinta dan kesetiaan sejati.

Memikul salib berarti bersedia berjalan bersama Tuhan - bukan hanya di puncak kemuliaan, tetapi juga di jalan sempit penderitaan.

Setiap murid Kristus dipanggil untuk membawa salibnya sendiri.

Bukan salib orang lain, bukan salib buatan, tapi salib yang diberikan Tuhan: pergumulan hidup, tugas, relasi, atau luka batin yang diubah menjadi jalan keselamatan.

3. Menghitung Biaya Mengikut Yesus

Yesus memberi dua perumpamaan: seorang yang hendak membangun menara harus menghitung biayanya terlebih dahulu, dan seorang raja yang hendak berperang harus menimbang kekuatannya.

Artinya, Yesus tidak mau murid yang ikut karena emosi sesaat.

Ia mau murid yang sadar dan siap menanggung konsekuensi iman.

Menjadi murid berarti siap kehilangan kenyamanan, bahkan kadang ditolak dunia.

Namun justru dalam kesetiaan itulah kita menemukan sukacita sejati.

4. Cinta yang Menuntut Prioritas

Yesus berkata, “Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudaranya, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Kata “membenci” di sini tidak berarti membenci secara harfiah, melainkan menempatkan kasih kepada Allah di atas segala kasih lainnya.

Cinta kepada Tuhan bukan meniadakan cinta manusia, tetapi menyucikannya.

Ketika Allah menjadi pusat, semua kasih lain menemukan arah dan makna sejati.

5. Mengikuti Kristus di Dunia Modern

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved