Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Hari Hari Ini Jumat 14 November 2025, Kesempatan untuk Membenahi Diri

Mari simak renungan hari ini Jumat 14 November 2025. Tema renungan hari ini kesempatan untuk membenahi diri.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan hari ini Jumat 14 November 2025. Tema renungan hari ini kesempatan untuk membenahi diri. 

Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan.

Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Para murid lalu bertanya, "Di mana, Tuhan?" Yesus menjawab, "Dimana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

Kesempatan untuk Membenahi Diri

Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan para murid tentang datangnya 
hari Tuhan yang tak terduga. ―Sama seperti terjadi pada zaman Nuh, 
demikian pulalah halnya kelak pada hari Anak Manusia.‖ (Luk. 17:26).
Manusia pada zaman Nuh dan Lot hidup sibuk, .bukanlah zaman tanpa 
kemajuan. Orang-orang sibuk membangun, berdagang, berkeluarga —
hal-hal yang tampak baik dan normal. Tetapi mereka melupakan Allah di 
balik semua kesibukan itu. Mereka hidup hanya untuk hal-hal sementara, 
tanpa arah kekal.

Begitu pula kita di zaman modern ini. Kita bekerja keras, membangun 
karier, mengejar kenyamanan, dan menikmati hiburan digital. Namun 
sering kali, Tuhan menjadi sekadar ―sisa waktu‖, bukan pusat kehidupan.
Peristiwa air bah pada zaman Nuh, serta hujan api dan belerang pada 
zaman Lot yang membinasakan banyak manusia dijadikan gambaran 
tentang hari kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya. Saat itu tidak ada 
lagi kesempatan untuk berbuat apa pun karena waktunya sudah tiba.
Gambaran kedatangan Tuhan yang dikatakan Yesus hari ini menegaskan 
kepada kita tentang perlunya mengubah hidup saat ini juga. Perubahan 
hidup jangan hanya menjadi pengandaian di masa depan. Perubahan ini 
memerlukan tindakan yang nyata. Dengan mengubah hidup menjadi lebih 
baik, orang diajak untuk sungguh-sungguh menjalani hidup dengan 
bersumber pada sabda Tuhan.

Pertanyaannya, apa yang perlu dibenahi? Jika kita merasa bahwa hidup 
kita sudah baik-baik saja, apakah perlu diubah dan dibenahi? Jika kita 
sudah tua dan akrab dengan olah rohani, apakah masih perlu membenahi 
hidup? Kiranya baik untuk disadari bahwa perjuangan menjadi pribadi 
yang beriman adalah perjuangan seumur hidup. Menjadi beriman tidak 
mengenal saat pensiun. Menjadi beriman harus terus diusahakan sampai 
akhirnya kematian menjemput.

Hal itu saya sadari setiap kali berkesempatan berziarah ke makam rekanrekan imam yang sudah meninggal. Kesetiaan mereka sebagai imam 
terbukti sampai akhir. Mereka meninggal dengan membawa tanda 
imamatnya. Artinya, perjuangan mereka sebagai imam berlangsung 
sampai akhir hayat. Kesetiaan mereka sebagai imam adalah bentuk 
kesaksian hidup mereka masing-masing.

Mari kita renungkan, apakah selama ini kita konsisten menghadirkan diri 
sebagai pribadi yang beriman? Misalkan segala aktivitas rohani sudah kita 
lakukan dengan setia, apakah demikian pula dengan aktivitas jasmani 
seperti berbagi, peduli, mengasihi, dan mengampuni orang lain? 
Mempersiapkan kedatangan Tuhan hanya mungkin dilakukan dengan satu 
cara, yakni terus-menerus berbenah.

Hidup kita itu dinamis, bergerak karena mengalami pasang surut, tetapi 
semangat untuk senantiasa memperbarui diri tidak pernah boleh surut. 
Kualitas iman ditentukan dari bagaimana setiap orang secara rendah hati 
mau dibenahi dan dibentuk oleh Tuhan. Ini berlaku bagi semua orang dan 
semua kalangan. Apa yang kita lakukan hari ini akan menentukan kita di 
hari depan, bahkan dalam kehidupan kekal nantinya. Karena itu, selagi 
masih ada kesempatan untuk memperbanyak intensitas perbuatan baik 
dan mengamalkan hukum kasih, mari kita melakukannya dengan penuh 
semangat.

Doa:

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved