Bacaan Injil Katolik
Bacaan Injil Katolik Rabu 19 November 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
Mari simak bacaan Injil Katolik Rabu 19 November 2025. Bacaan injil katolik lengkap renungan harian katolik.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Kata mereka kepadanya, ‘Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina’. Ia menjawab, ‘Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil juga apa yang ada padanya.
Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku’.” Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
“Ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya: ‘Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini engkau mengerti juga apa yang perlu untuk damai sejahteramu!’”
“Menangisi Kota yang Lupa Akan Damai”
Ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangis. Ini adalah salah satu momen paling menyentuh dalam seluruh Injil Sang Putra Allah, yang mengetahui masa depan, meneteskan air mata bukan karena penderitaan-Nya sendiri, melainkan karena penderitaan umat yang Ia kasihi.
Air mata Yesus adalah tanda kasih yang terluka. Yerusalem, kota suci tempat Allah seharusnya dihormati, telah menolak kedatangan Raja Damai. Mereka lebih memilih kekuasaan, kebanggaan, dan bentuk kesalehan yang hanya tampak di luar. Maka Yesus berkata dengan sedih, “Sekiranya engkau tahu pada hari ini juga apa yang perlu untuk damai sejahteramu!”
Kata “damai sejahtera” di sini bukan sekadar ketenangan batin atau bebas dari perang. Damai dalam bahasa Ibrani shalom berarti keselamatan yang utuh: hubungan yang benar antara manusia dengan Allah, dengan sesama, dan dengan diri sendiri. Namun Yerusalem telah kehilangan arah itu karena mereka tidak mengenali saat kedatangan Tuhan.
Yesus tahu bahwa hari-hari gelap akan datang bagi kota itu kehancuran, perang, dan penderitaan karena mereka tidak membuka hati bagi kedamaian sejati yang datang dari Allah.
Renungan ini mengajak kita untuk bertanya kepada diri sendiri:
Apakah Yesus juga menangisi “kota hati” kita? Apakah kita terlalu sibuk dengan ambisi, kesibukan, dan hal-hal duniawi, sampai tidak lagi mendengar panggilan Tuhan yang lembut di dalam batin?
Setiap kali kita menolak kasih, mengeraskan hati, atau menunda pertobatan, kita membangun “tembok” seperti Yerusalem. Kita menutup diri dari damai yang Yesus tawarkan. Namun kabar gembiranya adalah: air mata Yesus bukanlah air mata putus asa, melainkan air mata cinta. Ia masih mengetuk, masih menanti, masih memanggil kita untuk kembali.
Mari kita belajar untuk mengenali waktu kasih karunia Tuhan. Jangan biarkan hati kita menjadi kota yang tertutup bagi damai sejahtera Kristus.
Poin Perenungan:
Yesus menangis karena cinta, bukan karena kelemahan.
Damai sejati hanya datang dari Allah, bukan dari pencapaian duniawi.
Setiap hati yang menolak kasih Tuhan akan kehilangan arah.
Air mata Yesus adalah undangan untuk kembali kepada-Nya.
Doa
Tuhan Yesus, Engkau menangisi Yerusalem karena kasih-Mu yang besar. Ampunilah kami yang sering tidak peka terhadap kehadiran-Mu. Lembutkan hati kami agar terbuka bagi damai sejahtera-Mu. Jadikan kami pembawa kasih dan perdamaian di tengah dunia yang sering kacau dan terluka.
Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/MISA-Suasana-misa-Natal-di-Paroki-StTheresia-Mbata-Minggu-25-Desember-2022.jpg)